PART 15 PERTEMUAN, WHITE ROSE

47 4 6
                                    

Siapa yang menyangka kalau dirinya akan bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya disaat yang tidak menguntungkan seperti ini.

Sebelumnya Levia mencoba mencari alasan agar dirinya tidak bertemu dengan putri Rosa saat Nyg mencoba mengajak mereka bertiga untuk berkenalan dengan sang putri. Awalnya susah membuat Nyg agar melepaskannya, tapi dengan berbagai perdebatan, akhirnya Levia menang dan terlepas. Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan gadis itu, tidak mau terlibat lagi sekalipun hanya berkenalan. Dia memang yakin kalau si putri tidak akan mengenalinya karena sesaat sebelum dia terlepas dari tubuh si putri tersebut, dia sudah menyiapkan mantra sihir yang membuat si putri itu lupa dengan wajah dan menyamarkan suaranya. Tapi, tetap saja sekali bertemu, maka akan ada yang kedua kali. Dan itu buruk.

Tapi, siapa sangka, pilihannya untuk menghindari sang putri malah berakhir dengan bertemu dengan seorang gadis yang memiliki wajah yang sama dengannya setelah melewati insiden tabrakan yang lagi-lagi minuman berwarna merah tertumpah pada pakaiannya.

"S-siapa k-kau... k-kenapa w-wajah mu, w-wajahku-"

"Hah, bisakah kau menghentikan wajah terkejutmu itu. Aku bukan setan yang akan memakanmu." Ucap Levia setelah menghilangkan keterkejutannya.

"S-setan... Kyaa..." sebaliknya, bukannya membuat gadis itu tenang, Levia malah membuatnya berteriak. Sepertinya koneksi otaknya masih belum kembali.

Akibatnya, beberapa prajurit datang dan menghampirinya.

"Ada apa nona. Apa terjadi sesuatu." Ucap salah satu prajurit tersebut dan Levia... mengenalnya.

"Ini bukan masalah sesuatu atau hal lainnya. Tapi, KENAPA DIA PUNYA WAJAH YANG SAMA DENGANKU !" Teriak lagi gadis itu sambil menunjuk Levia. Para prajurit kemudian melihat Levia dan gadis itu berulang kali.

"Ada Apa Ini !?" Sebuah suara yang sangat dikenal muncul, membelah kerumunan.

'Mati saja kalian.'

***

"Jadi, ada yang bisa menjelaskan ini padaku." Ucap putri Rosa dengan gaya angkuhnya, tangannya sudah bersedekap dan menatap Levia serta Gingga-gadis yang berteriak tadi- dengan pandangan menuntut.

"Bagaimana bisa semuanya berakhir mengenaskan begini." Gumam Levia. Sialnya Gingga mendengarnya.

"Kau yang membuat masalah. Jadi ini semua salahmu !" Tuding Gingga. Ingin rasanya Levia menyumpal mulut gadis itu.

"Siapa kau yang berani berteriak di depanku." Ucapan putri Rosa membungkam mulut Gingga.

"Kau sejak tadi hanya diam. Katakan sesuatu." Perintah putri Rosa.

'Haruskah...'

"Hm, ini bukan salahku. Tapi, salah gadis ini yang tiba-tiba menabrakku dan menumpahkan minuman berwarna merah ke pakaianku, untuk kedua kalinya aku mendapatkannya malam ini, dan karena-entah kenapa- wajah kami bisa sama, aku tidak tahu." Jawab Levia seadanya.

"Hm, kalau diperhatikan... wajah kalian memang mirip." Tanggap putri Rosa.

"Tapi, saya tidak pernah mendengar kalau saya memiliki saudara kembar atau dalam keluarga ada orang yang wajahnya mirip dengan saya." Ucap Gingga. Entah kenapa dia tidak terima wajahnya dimiliki oleh orang lain.

"Aku pastikan kita memang tidak memiliki hubungan darah." Balas Levia.

"Hebat juga kau punya orang yang wajahnya mirip denganmu." Tiba-tiba Lyon bersuara.

"Aku tahu kau mengejekku. Jadi, diam saja. Kau bukan saksi di sini."

"Ck."

"Kau berasal darimana ?" Tanya putri Rosa mengalihkan Levia.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang