PART 12 RENCANA PERGI

30 2 1
                                    

"Kita memerlukan kartu untuk Leon saat masuk ke gerbang kota Exelin." Ucap Levia serius sambil bertopang dagu. Di kakinya, ada Balts yang sedang tertidur.

"Benar juga, kita lolos karena waktu itu kita menggunakan kapal dan waktu keberangkatan juga di hari kerja, dan masih di perbatasan. Berbeda dengan ibukota kerajaan dan kota besar lainnya yang memerlukan kartu pass untuk bisa masuk." Ucap Lyon menerangkan.

"Jadi...Aku tidak bisa ke kota ?" Tanya Leon dengan raut sedih. Dia menunduk karena harapannya untuk pergi ke istana harus dibatalkan hanya karena masalah kartu pass.

"Hah~" Levia menghela napas. Dia tidak berpikir kalau mereka akan pergi ke kota Exelin secepat itu. Awalnya dia hanya berencana untuk bepergian melewati desa dan kota kecil yang tidak terlalu memerlukan kartu pass., kalau bisa mereka hanya melewati hutan karena setiap wilayah di kerajaan Wohyuri cukup memiliki hutan yang luas walaupun tidak seperti di wilayah selatan. Karena itu dia hanya perlu ke kota Tirgotãjs agar kedua orang yang mengikutinya itu bisa terlepas darinya. Lyon kembali ke desa Beigas dan Leon bisa menetap di salah satu tempat saat mereka melakukan perjalanan itu.

"Serahkan saja itu padaku. Akan kucari cara agar Leon dapat memiliki kartu pass itu." Ucap Levia menenangkan Leon.

"Benarkah ?" Tanya Leon langsung memastikan ucapan Levia.

"Ya. Akan kudapatkan kartu pass untukmu sebelum hari keberangkatan kita." Jawab Levia membuat Leon senang. Kemudian, dia menoleh pada Lyon.

"Ly, apa uang kita cukup untuk menyewa sebuah kereta kuda ke kota Exelin ?" Tanya Levia pada Lyon yang memegang uang kelompok mereka.

"Kurasa kalau kita menyewa kereta kuda dari kota ini ke kota Exelin ditambah biaya untuk makan, tidak akan cukup. Untuk membeli kereta kuda murah saja kita memerlukan tambahan uang lagi. Tapi, kalau kita berjalan ke kota Austrumi dan menyewa kereta kuda di sana, itu cukup. Tapi, kita perlu bekerja mencari uang lagi setelahnya." Jelas Lyon.

"Hm, jadi kita perlu ke kota Austrumi terlebih dulu, ya. Tapi untuk masuk ke kota itu kita juga memerlukan kartu pass, terlebih setelah penyerangan para penyihir penjagaannya akan lebih ketat dari biasanya" Ucap Levia sendiri.

'Ujung-ujungnya kartu itu lagi. Siapa yang membuat aturan seperti ini.' Batin Levia.

"Begini saja..."

***

Levia berjalan sendiri di kota. Dia, entah apa yang dilakukannya, karena sejak tadi dia hanya berjalan tanpa arah mengelilingi kota Yoreyon, dan terkadang berbalik lagi ke jalan yang sama.

Di ujung jalan, Levia melihat seorang wanita muda yang baru saja turun dari sebuah kereta kuda yang sangat mewah. Wanita itu dibantu oleh pelayannya dan masuk ke dalam sebuah mansion.

"Orang kaya memang hebat." Gumam Levia jengah. Sebenarnya bukan karena masalah kalau wanita muda itu orang kaya, tapi karena dia baru saja mengingat hal yang tidak mengenakkan sama sekali. lalu, dia melewati mansion tersebut dan mulai berjalan lagi tanpa arah yang jelas.

***

"Jadi, kenapa aku malah bersama dengan kalian ?" Tanya Lyon lebih kepada dirinya sendiri. Dibelakangnya, Leon dan Balts berjalan beriringan mengikuti Lyon. Dari sisi lain, mereka tampak seperti kakak-adik yang sedang jalan-jalan bersama seekor anjing putih yang membuat orang lain menginginkannya. Lyon tanpa sadar, dia selalu mengeluhkan segalanya walaupun tidak pernah dia ungkapkan.

Dia berhenti. Leon dan Balts, juga ikut berhenti.

"Kenapa ?" Tanya Leon bingung. Dia tidak menemukan hal yang aneh di sekelilingnya yang dapat membuat Lyon menghentikan kakinya.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang