PART 18 RAPAT

32 4 9
                                    

Setelah penyerangan para penyihir, kota kerajaan hancur setengahnya, dan rakyat masih berada dipengungsian. Para prajurit bekerja membereskan sisa-sisa dari bekas ledakan tersebut, salah satunya dengan memindahkan puing-puing bangunan yang hancur dan membersihkannya. Rakyat kerajaan juga ikut membantu, para prianya membantu para prajurit dalam memindahkan puing-puing bangunan atau mencari barang-barang yang masih bisa digunakan dari bangunan-bangunan yang hancur itu, dan para wanitanya membantu dengan kemampuan mereka masing-masing seperti membuatkan makanan bagi para pria yang sedang membereskan kota itu.

###

"Giza, apa yang sebenarnya terjadi ? Bukankah kau bertugas untuk menyerang istana ?" Tanya Killian heran karena rencana mereka tidak sepenuhnya berhasil.

Giza yang sedang sibuk dengan berkas ditangannya, menghentikan kegiatannya lalu menatap Killian yang berdiri di depan mejanya. Dia bersandar pada kursinya dan meregangkan tubuhnya.

"Begitulah. Kami tidak bisa menembus istana. Padahal kami sudah melakukan apa yang dikatakan oleh ketua, tapi tetap tidak bisa menembus pelindung di sekitar istana." Ucap Giza.

"Bagaimana bisa ? Ketua bilang kalau pelindungnya bisa ditembus kan ?" Tanya Lera menyambung.

"Awalnya memang hampir berhasil, tapi..." Giza melirik Dian,

"... Aku maupun Giza malah terlempar setelah hampir merusak pelindung itu." Sambung Dian.

"Apa maksudmu ?" Tanya Killian.

"Pelindung sihir itu tidak seperti yang ketua katakan. Awalnya pelindungnya bisa kami tembus, tapi tiba-tiba saja pelindung lainnya muncul setelah pelindung pertama kami hancurkan, dan itu berulang terus-menerus, sampai akhirnya kami tidak bisa lagi menahannya dan terlempar karena pelindung itu semakin kuat setiap kami hancurkan." Jelas Dian.

"Aneh." Tanggap Killian. "Seakan mereka bisa mengevaluasi sendiri."

"Tapi, kenapa istana bisa dilindungi oleh sihir ? Setahuku tidak ada penyihir di istana." Tanya Lera, yang juga menjadi pertanyaan Killian maupun yang lainnya yang memang tidak mengetahui hal tersebut, karena dilihat dari manapun tidak tampak adanya pelindung yang mengelilingi istana, tapi saat ada penyihir atau sihir yang mendekati istana dari luar dengan niat jahat-bahkan sekecil apapun-, maka pelindungnya akan aktif. Itu yang pernah dirasakan oleh salah satu anggota mereka yang akan menyusup istana untuk membuat kekacauan, tapi penyihir itu justru terlempar sepersekian detik setelahnya.

"Entahlah. Aku sudah melaporkan hal itu pada ketua tadi." Ucap Giza.

"Ada apa Ron ?" Tanya Giza saat memperhatikan Ron yang tidak beranjak dari sikap melamunnya. Ron yang ditanyai oleh Giza, melirik padanya dengan menopang dagu.

"Ah, tidak. Aku hanya berpikir. Kalau memang istana itu dilindungi oleh sihir, lalu kenapa dua tahun lalu ada penyihir yang berhasil menyusup ke istana ? terlebih para prajurit yang terkena sihir kendali dan orang yang mengendalikannya bisa masuk dengan mudah."

###

Levia tanpa pelayan adalah surga. Dia merasa tenang sekarang, selama berada diistana dia selalu diikuti oleh seorang pelayan dari jarak jauh untuk memantaunya. Dia memang tidak diintrogasi setelah malam di mana dia baru saja merusak suasana pernikahan orang lain, tapi Shin dan Key lah yang lebih banyak bicara untuk menjelaskan siapa dia sebenarnya, mungkin. Karena itu, sepertinya setelah keributan yang dilakukan oleh para penyihir itu, pelayan yang biasanya mengikutinya mendapatkan tugas lain karena istana benar-benar disibukkan oleh hal yang dia sendiri tidak mau mengetahuinya. Baginya selama dia bisa membuat pelayan itu menjauh darinya itu tidak masalah karena sekarang dia bisa bergerak sesuai kehendaknya tanpa harus membuat alibi.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang