PART 16 PENYERBUAN PENYIHIR

24 4 1
                                    

Di salah satu di kamar penginapan bertingkat, suara berdebam terdengar keras hingga ke tempat kasir berada.

"APA MAKSUDMU DENGAN MENENDANG ORANG YANG SEDANG TIDUR !" Teriak Leon yang rupanya korban terjatuh dari kasur karena Lyon baru saja menendangnya sangat keras, bahkan sampai mengejutkan Balts yang saat itu juga masih tertidur pulas.

"Ini sudah siang. Sampai kapan kau mau tidur." Ucap Lyon.

"Mau bagaimana lagi ? Aku baru bisa tidur pukul empat tadi, dan itu artinya aku baru tidur selama empat jam." Balas Leon.

"Itu sudah cukup. Pagi ini kita harus keluar dari sini." Ucap Lyon tanpa mempedulikan Leon.

"Cepat kemasi barang-barangmu. Aku tunggu tigapuluh menit di bawah." Lyon akhirnya menutup pintu, meninggalkan Leon dan Balts si kamar tersebut.

"Huh, apa yang sebenarnya dia pikirkan. Sejak balik dari istana sikapnya makin menyebalkan. Hah~ aku lebih memilih kalau Levia yang menyuruh-nyuruhku daripada Leon yang main tendang tanpa alasan. Pingganggu makin lama makin sakit, bisa-bisa aku encok dini karena Leon terus menendangnya saat membangunkanku." Gerutu Leon sendiri.

"Menurutmu, apa yang terjadi dengan Lyon, Balts ?" Tanya Leon bodoh pada Balts yang masih mengantuk karena tidurnya terganggu.

***

"Hari ini kita akan kemana ? Bisakah kita berhenti sebentar, aku sudah lelah berjalan." Keluh Leon pada Lyon yang masih setia berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Leon jauh dibelakangnya.

"Hey, kita akan ke mana ? Bukankah ini bukan arah yang kita lalui untuk masuk ke kota ?"

"Lyon, kenapa kita tidak menerima kereta yang ditawarkan oleh kerajaan ? Kita tidak perlu capek berjalan seperti ini kan ?"

"Lyon, kenapa kita tidak beristirahat sebentar, ini sudah terlalu panas dan kita tidak ada istirahat sejak berangkat."

"Lyon, ada nenek-nenek yang jualan ubi bakar, sepertinya enak. Kau diberi uang oleh kerajaan kan ?

"Lyon, aku capek. Balts juga."

"Lyon, kenapa Balts ikut dengan kita, dan tidak tinggal di istana ?"

"Lyon, aku mau ke wc."

"Ly-"

"Berisik ! Tidak bisakah kau berhenti merengek !" Bentak Lyon. Sayangnya, Leon sudah tidak berada di posisinya.

Beberapa menit kemudian, Leon berlari menuju Lyon,

"Kau,"

"Hah, nyamannya. Maaf aku sudah tidak bisa menahannya. Sejak tadi kau tidak mendengarkanku, jadi lebih baik aku berinisiatif sendiri." Ucap Leon berseri-seri setelah menyelesaikan masalahnya.

"Ha~" Desah Lyon.

"Oh, iya, kita sebenarnya ke mana ? Kau bilang kita akan kembali. Tapi, sejak tadi kita hanya berada di pasar berputar-putar, rasanya capek. Bahkan, aku berhasil mendapat bonus dari orang yang melewatiku." Ucap Leon dan memamerkan empat kantong koin yang lumayan besar.

"Kau-"

"Isinya benar-benar beda dengan di kota asalku. Orang-orang di sini benar-benar kaya." Tambahnya lagi sambil memasukkan kantong-kantong tersebut ke pakaiannya.

"Kau mencuri ?"

"Tidak, aku hanya meminta sebagian uang mereka tanpa ijin. Sayangkan kalau uang sebanyak ini hanya digunakan oleh satu orang, lebih baik mereka membaginya. Lagian, kau juga terus mengabaikanku. Aku sudah lapar dan kebetulan ada nenek penjual ubi tadi, jadi daripada di acuhkan olehmu lebih baik aku mencari uang dari orang-orang kaya ini dan membeli ubi untuk perutku." Jelas Leon. "Lalu, karena sudah lama aku tidak melakukannya karena Levia melarangku, aku jadi ingin mencoba mengambilnya lagi. Tenang saja, aku juga pilih-pilih dalam mencarinya. Dan akhirnya aku dapat empat kantong. Baru kali ini aku dapat jatah sebanyak ini. Hehe." Jelas Leon senang.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang