PART 22

27 3 6
                                    

Lama ? Iya, kebangetan, tanpa ada kabar lagi.

Maafkan daku yang sebesar-besarnya. Ada banyak hal yang terjadi dan baru bisa buka akun ini sekarang. Nggak ada penjelasan ? Ya, hanya itu saja yang bisa dikatakan. Kalo diuraikan jadi panjang. Kan ngebosenin jadinya. Malah terkesan jadi 'alasan pelarian'...

Karena terlalu runyam, jadi nggak bisa ngetik buat nerusin ceritanya. Jadi, baru bisa sekarang. Itupun kadang masih sulit buat ngetik.

Karena itu... Gomennasai. I'm so Sorry. Mianhe.. apapun itu... untuk readers yang kecewa dengan Mai.

Apa ada yang masih minat baca cerita ini ? kayaknya udah mulai berkurang, ya ? Nggak salah sih..

BTW, kayaknya cerita ini akan melambat. Tambah makin kesal nggak ? Iya. Udah kelamaan update, hiatus nggak jelas, jarang buat info, sekarang malah dilambat-lambatin lagi. Secara pribadi, untuk Mai sih, Nyebelin pake Banget... hehe..-ckck masih bisa ketawa-

Mai sih mulai sekarang terserah readers aja, mau nyumpahin yang baik-baik juga Mai terima...wkwk..-hah~ malah nggak serius kan jadinya ~(-.-~)zzzz -

Mai update sekarang, takutnya nunggu Jum'at eh malah nggak jadi lagi nanti....di dedikasikan buat readers yang masih mau nyempatin waktunya baca cerita ini, terutama manikanggie yang nggak Mai tanggapin komen dan pesannya...Maaf, ya. m(_ _)m

So, selamat membaca...

<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<

Levia benar-benar dibuat kesal sekarang. Merro tidak berada di 'rumah kecil'nya saat dia kembali ke sana. Sepertinya pria itu sudah pergi sejak para penyihir kembali. Dia memang akan menduga kalau Merro akan pergi dari kota karena mengingat sifatnya yang tidak ingin berlama-lama ditempat yang bermasalah dengan kekacauan dan di mana ada banyak penyihir berkumpul di satu tempat. Kemungkinan besar, penyihir itu kembali ke 'rumah besar'nya di bagian wilayah selatan kerajaan.

Sekarang tidak ada lagi yang dapat dia temui untuk mencari informasi. Sebenarnya ada satu orang lagi, tapi akan lebih baik kalau dia tidak berurusan dengan orang ini. Berharap saja, para penyihir yang ditemuinya sebelumnya bisa menyampaikan atau memberitahu penyihir lainnnya mengenai pesannya.

###

Grey Lico Abraham. Salah satu nama ksatria yang dikenal namun tidak pernah menetap pada satu tempat. Sekarang dia berada di kota besar para pedagang, Tirgotãjs. Dia baru saja melewati gerbang besar kota tersebut. Kabar burung yang didengarnya selama perjalanan tidak salah. Sekarang kota tersebut terlihat tidak seindah terakhir kali dia ingat. Aktivitas perdagangan memang tidak berhenti, tapi tampak terlihat tidak begitu memuaskan melihat kondisi kota yang tidak jauh berbeda dengan kota-kota lain yang diserang para penyihir yang pernah dilewatinya.

Seorang prajurit yang menyadari kedatangannya, mendekatinya dan membungkuk hormat.

"Maaf, karena kami tidak bisa menyambut kedatangan anda, tuan." Ucap prajurit tersebut. Grey hanya mengangguk sekilas, "Tak masalah. Kau lanjutkan saja." Ucapnya lalu meninggalkan prajurit tersebut beserta kawanannya.

***

Grey memasuki salah satu rumah yang sebesar mansion. Di depannya seorang pria berumur dengan setelan jas pelayannya, mengantarnya ketempat di mana pemilik kediaman tersebut menunggunya.

"Tak kusangka kau benar-benar akan datang kemari." Ucap seorang pria muda. Rambutnya berwarna coklat gelap dan matanya berawarna hitam. Terlihat dari pakaiannya, dia adalah seorang saudagar kaya, terlebih kediaman tersebut milik pribadinya.

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang