'Dia... Eve.'
Itulah yang pertama kali Shin pikirkan mengenai Gingga-yang namanya baru dia tahu beberapa saat yang lalu- saat pertama kali melihatnya.
Kini gadis itu sedang berada di mansion yang dimiliki oleh putri Rosa. Beberapa saat yang lalu, tepatnya sejam yang lalu, kuda liar yang diinginkan sang putri telah ditangkap dan dibawa ke istana untuk dijinakkan oleh sang pawang kuda milik kerajaan. Sedangkan gadis itu, di bawa ke mansion karena putri Rosa merasa tidak perlu membawa orang asing-tapi tak asing, karena dia merasa pernah melihatnya- ke istananya. Dan karena itu juga dia-Shin-, meragukan kalau gadis itu adalah gadis yang dia kenal sebelumnya, Evelina. Kenapa ?
Pertama, gadis yang bernama Gingga itu benar-benar berisik dan ceroboh. Sedangkan Eve, dia selalu mengucapkan kalimat seperlunya dan tidak berkesan, juga banyak yang tidak jelas. Eve memang ceroboh, tapi hanya dalam dia selalu mengalami kecelakaan dengan berbagai skala.
Kedua, wajahnya selalu menunjukkan apa yang dia pikirkan. Sedangkan Eve selalu menampakkan wajah gadis pemalas dan ekspresinya hampir sama setiap saat, bosan.
Ketiga, gadis itu selalu bersikap bersikap malu-malu di depan Fujiki. Dan Shin yakin, kalau Eve TIDAK AKAN menampilkan hal seperti itu, terutama pada pria. Yang ada dia akan mengangkatkan dagunya dan menatap lawannya langsung, dan kemungkinan terbesar Eve akan mengusirnya atau mengabaikannya.
Shin yakin seratus persen, kalau gadis itu-Gingga- BUKAN EVELINA.
Memang awalnya dia berpikir kalau gadis bernama Gingga itu adalah Eve, mengingat bagaimana kebiasaan gadis itu yang selalu mengubah nama dan penampilannya. Tapi, sekarang dia yakin kalau Gingga HANYA gadis yang MIRIP dengan Eve. Wajar kalau ada satu-dua orang yang mirip'kan ? Bahkan ada yang bilang kalau di dunia ini ada tujuh orang yang wajahnya mirip dengan kita, dan salah satunya adalah Eve. Selain itu, dia sedikit meragukan apakah dunia yang dia tinggali sekarang sama dengan bumi yang selalu dia pijak selama ini. Banyak hal yang masih belum dia terima kenyataannya walaupun dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri.
***
"Kau kenapa ?" Shin mendekati Key yang sedang duduk di sofa di ruang tamu di mansion tersebut. Key menoleh pada Shin tapi tidak menjawab.
"Apa kau memikirkan hal yang sama denganku ? Mengenai gadis bernama Gingga itu ?" Tanya Shin lagi. Key mengangguk.
"Bagaimana menurutmu ?" Tanya Key balik.
"Tidak. Kurasa dia bukan Eve. Wajahnya memang sama, tapi tidak dengan sikapnya." Jawab Shin dengan wajah serius. Key yakin, itu hanya pura-pura.
"Bukankah terkadang dia sering menyamar ? Bisa saja saat ini dia menggunakan peran lainnya."
"Tapi tidak dengan sikap bodoh seperti itu. Dan lagi, apa-apaan wajah bersemunya itu saat menatap Fujiki ?" Ucap Shin sambil mengingat kembali bagaimana pipi merah muda Gingga, dan itu berhasil membuat Shin ingin memuntahkan isi perutnya yang belum terisi makan malam.
"Mungkin dia ingin mencoba hal baru-"
"Tidak. Tidak. Aku yakin dia pasti tidak akan melakukannya." Potong Shin menolak mentah-mentah dan merinding membayangkan kalau hal tersebut memang benar adanya.
"Kenapa ? Bukankah saat di kafe Jean, dia bersikap seperti gadis periang biasanya."
"Ok, itu aku akui. Lalu bagaimana dengan sikap malu-malu itu ?" Tanya Shin balik.
"Ugh. Aku tidak akan pernah yakin kalau Eve akan memperlihatkannya. Kalau dia melakukannya, aku mempertaruhkan salah satu koleksi penthouse milikku di Paris untukmu." Sumpah Shin serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
she is back
FantasíaEvelina, Key, dan Shin menghilang setelah sebuah lingkaran besar muncul di depan mereka. Shin dan Key terpisah dari Evelin. Shin dan Key muncul di taman sebuah kerajaan. Setelah mereka dianggap sebagai penyusup dan dipenjarakan. Mereka berdua mala...