Masih ingat'kan kalau sebelumnya sekelompok perampok menyerang kapal Ketua yang Levia tumpangi ?
Sekarang mereka sedang bersantai ria dan asik bercengkrama seakan tidak ada pertarungan diantara mereka sebelumnya. Sebagai wanita satu-satunya -tidak satu-satunya juga karena ada wanita tahanan para perampok- Levia merasa kondisi ini sangat menyebalkan. Bagaimana tidak ? Kapal mereka harus tertunda ke kota Yoreyon akibat ulah para perampok itu yang membuat beberapa bagian kapal rusak ditambah Edward yang lepas kendali menambah kerusakannya makin parah.
Sekarang mereka menepi di sebuah desa kecil. Sudah satu hari terlewati. Hari di mana seharusnya Levia dan lainnya tiba di kota Yoreyon terpaksa tertunda menjadi lusa. Artinya, dia harus menunggu satu hari lagi. Kalau begini, sama saja dengan mereka menempuh jalan darat dengan berjalan kaki. Levia sekarang menyesali sudah ikut dengan para pedagang itu. Kalau dia menempuh jalan darat, pastinya dia tidak akan repot membersihkan kapal, menyiapkan makanan, dan harus berhadapan dengan badai ataupun perampok laut.
Levia menghela napas lelah. Menutup mata menikmati hembusan pelan angin.
"Kau kenapa ?" Tanya Leon mendekati Levia yang sedang bersantai di bawah pohon besar yang menaunginya dari panas matahari yang menyengat siang itu.
"Tak ada." Balas Levia. Saat ini dia hanya ingin menyamankan dirinya, tidak ingin berpikir.
"Apa kau kesal ?" Tanya Leon lagi. Levia hanya membalasnya dengan gumaman. Dia bisa merasakan Leon duduk disampingnya.
"Pergilah. Aku sedang ingin istirahat." Ucap Levia akhirnya setelah sekian detik tidak ada yang membuka pembicaraan. Tapi tak ada jawaban, sebaliknya dia mendapati ada benda yang jatuh ke pundaknya. Dia membuka matanya, mendapati Leon yang tertidur.
'Dia tidur di bahuku. Dan aku tidak bisa tertidur.' Batin Levia. Dia kembali menutup matanya menikmati suasana ramai yang sayup-sayup terdengar. Itu karena mereka berdua berada cukup jauh dari kumpulan para pria berisik itu.
###
Hari ini, tidak seperti hari biasanya. Putri Rosa tidak membuat ulah seharian penuh. Dia hanya diam menikmati keindahan taman utama istana yang sangat luas itu dan ditemani buku-buku yang menumpuk di meja. Di depannya, tepatnya beberapa menit yang lalu, seorang pria yang sudah lama tidak muncul diistana duduk di depannya.
Airchal Zelian Miquiza
Mantan guru privatnya yang dulu dengan sabarnya mengajarinya walaupun putri Rosa lebih sering mengabaikannya. Airchal berhenti mengajarinya sejak setahun yang lalu. Dia mendapat tawaran dari pihak istana, yaitu menjadi pengajar di sebuah akademi yang baru didirikan oleh kerajaan yang mana para siswa-siswinya adalah anak-anak yang terpilih langsung dan mendapatkan beasiswa penuh oleh kerajaan. Tentu Airchal menerimanya dengan senang hati. Dia senang karena akhirnya dia bisa menjadi seorang guru di sebuah akademi dan juga karena dia menjadi salah satu guru yang mengajar di akademi khusus yang didirikan oleh kerajaan. Itu adalah sebuah penghormatan yang besar baginya.
"Tak kusangka aku bisa melihatmu lagi, Ar." Ucap putri Rosa setelah menutup buku yang dibacanya selesai. Dia mendongakkan kepalanya angkuh seperti biasa. Airchal yang memang sudah lama tidak bertemu dengan mantan muridnya itu merasa senang melihatnya. Dulu dia selalu melihat perkembangan putri Rosa, dan dalam setahun ini dia sudah tidak bisa memantaunya lagi. Dia memang sedih karena harus meninggalkan putri yang selalu membuatnya menghela napas setiap hari, tapi setelah melihat tuan putrinya yang selalu tersenyum saat bicara padanya setelah kelas berakhir cukup membuatnya melupakan helaan napasnya itu. Tuan putrinya itu memang selalu mengacuhkannya saat dia mengajar, tapi tuan putrinya akan cerewet jika sudah berbicara mengenai hal lainnya-tentu bukan masalah pelajaran-.
KAMU SEDANG MEMBACA
she is back
FantasyEvelina, Key, dan Shin menghilang setelah sebuah lingkaran besar muncul di depan mereka. Shin dan Key terpisah dari Evelin. Shin dan Key muncul di taman sebuah kerajaan. Setelah mereka dianggap sebagai penyusup dan dipenjarakan. Mereka berdua mala...