PART 28

27 1 16
                                    


Dua pria saling berhadapan sambil tersenyum dengan makna berbeda. Mereka tidak sendiri, mereka bersama kelompoknya. Masing-masing anggota tampak bersiap. Bersiap untuk saling...

***

Gumpalan asap terjadi di depan gerbang istana. Pelindung yang seharusnya bertahan melindungi kini sudah menghilang. Beberapa penyihir berjubah hitam mulai memasuki istana satu persatu. Tidak hanya itu, disaat bersamaan, mereka juga menyerang para prajurit yang berjaga di depan istana.

Para prajurit yang membawa senjata melayangkan senjatanya ke depan, ke arah lawan, tapi para penyihir dengan gesit menghindar dan melemparkan elemen sihir mereka.

Lapangan istana berubah menjadi tanah perang. Para ksatria keluar dari istana. Para penghuni istana mulai panik. Para prajurit penjaga mulai bergerak mengarahkan para petinggi kerajaan ke tempat pengungsian.

Raja Rhien bersama pemegang nama militer kerajaan mulai menjalankan strategi mereka.

Beberapa dari mereka sudah bergerak. Siap tidak siap, mereka harus menghadapi para penyihir tersebut.

Pangeran Yuji menemui putri Lilyana di kamarnya. Memerintah pengawal terbaiknya sendiri untuk menjaga istrinya.

"Ikut bersama yang lain. Jangan jauh-jauh dari Gion." Ucap pangeran Yuji, kedua tangannya menangkup wajah putri lilyana dan menatapnya dalam.

Putri Lilyana menggeleng, "Aku ingin di sini." Pintanya. Dengan tegas pangeran Yuji menggeleng.

"Kumohon, Ly. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu saat kau masih di sini. Ada tempat yang sudah disediakan. Ayahanda juga sudah mengijinkan membukanya." Ucap pangeran Yuji. Kemudian dia berbalik pada Gion.

"Kau lindungi dia dengan nyawamu." Gion menunduk. Mengajak putri Lilyana pergi dari hadapan pangeran Yuji.

Setelah pungung putri Lilyana menghilang, tak lama raja Rhien datang bersama seorang jendral.

"Bagaimana?" tanyanya.

"Ayahanda tenang saja. Aku menyuruh Gion untuk menjaganya, di sana juga sudah ada Fion yang menunggu." Raja Rhien mengangguk.

***

Killian dan Lera, masing-masing menggunakan sihir mereka. Mereka berdua berada ditengah-tengah para penyihir dan prajurit yang saling berhadapan. Namun, mereka seperti memiliki pembatas sehingga para prajurit tidak dapat menyentuh mereka sama sekali. Lapangan istana mulai dipenuh dengan manusia-penyihir. Beberapa ada yang sudah menerobos pintu istana. Para ksatria dan jendral tidak dapat menghentikan para penyihir yang memasuki istana karena merekapun harus berhadapan dengan para penyihir didepannya.

"Sial!"

###

"Jelaskan padaku, bagaimana kau bisa mengetahui hal ini ? Dan lagi, ini bukan rencana yang kau katakan sebelumnya. Kita memang mendapat bantuan, tapi ini jauh dari yang seharusnya. Selain itu," jeda putri Rosa, "Bagaimana bisa Bunda merencanakan ini semua?"

Levia mengedikkan bahunya, "Bukannya kau sendiri yang menyerahkannya padaku? Aku hanya melakukan apa yang kau minta. Selebihnya itu bergantung pada pilihanmu."

"Jadi, kau sudah mengetahui kalau akademi itu tempat membina para penyihir pemula di kerajaan ?"

"Tidak juga. Hanya kebetulan saat jalan-jalan aku menemukan hal menarik, dan bertemu dengan pria itu. Aku sempat ditangkap karena dikira penyusup. Lumayan lama agar mereka melepaskanku. Karena itu juga aku sempat kena masalah." Jelas Levia lalu terkekeh pelan.

"Lalu bagaimana kau bisa membuatnya percaya denganmu, dan apa itu berarti kau sudah merencanakan hal ini ?"

"Tidak. Sudah kubilang bukan ? Aku Cuma kebetulan. Lagian, kau adalah seorang putri, pastinya mereka akan membukakan pintu ke sana. Aku hanya membawa kalian kemari dan membuat janji dengan pria tua itu, bilang kalau kau akan kemari. Pria itu menyetujuinya begitu saja."

she is backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang