Pintu yang menghubungkan antara ruang kerja dan ruang tamu diketuk dari arah luar. Seorang pelayan berpakaian serba putih dan sebuah bando pita hitam di rambutnya, muncul.
"Nona, ada tuan Key dan Shin di depan di ruang tamu dan ingin bertemu dengan nona." Ucap pelayan wanita tersebut di depannya. Evelina mendongakkan kepalanya dari tumpukkan berkas yang berada di mejanya.
"Aku mengerti. Pergilah." Ucap Evelina. Pelayan wanita itupun pamit dan menutup pintunya kembali.
Evelina keluar dari ruangannya yang terasa nyaman dan memusingkan itu. Masih dengan pakaian rumahnya, tenktop biru tua dan hotpans pendek. Melewati tangga yang langsung menuju aula rumah besar tersebut. Lalu, belok ke kiri, di mana ruang tamu rumah tersebut berada. Seorang pelayan laki-laki dengan penampilan serba hitam, berdiri didepan pintu tersebut. Dia membukakan pintu tersebut dan menunduk hormat pada gadis itu. Kemudian, menutupnya setelah gadis itu masuk.
Evelina menghampiri dua pemuda yang sekarang menjadi temannya atau rekan kerjanya.
"Ada apa ? Sekarang sudah tengah malam. Waktunya orang tidur bukan datang untuk bertamu di rumah orang." Ucap Evelina langsung dan duduk di sofa single. Lalu dia melipat kedua kakinya, kaki kanannya bertumpu di kaki kirinya dan dagunya berpangku pada tangan kanannya. Sedangkan, kedua pemuda itu duduk santai di sofa lainnya dan sedang minum teh yang disediakan salah satu pelayannya.
"Tengah malam ?" Shin melirik jamnya. "Sekarang masih jam tujuh, Eve." Lanjutnya. Evelina hanya mengangkat kedua bahunya.
"Kenapa kemari ? Setahuku tidak ada hal yang perlu dibicarakan. Semuanya lancar." Ucap Evelina acuh dan meminum teh yang baru saja di sediakan pelayannnya.
"Apakah kami tidak boleh bertemu denganmu kalau tidak ada urusan bisnis ?" Tanya Shin dengan alis kiri terangkat.
"Bukan begitu. Aku hanya sedang tidak ingin menerima tamu, terutama kalian."
"Kejamnya."
"Jadi ?"
"Nothing. Kami hanya ingin datang untuk menemuimu saja. Sudah lama 'kan kita tidak bertemu ? Terakhir kita bertemu saat kau baru keluar dari rumah sakit, lagi, karena jadi korban tabrak lari, lagi, dan pergi untuk tur semua perusahaan yang kau kelola beserta cabangnya dan perusahaan yang menjalin denganmu. Dan itu sudah terjadi beberapa bulan yang lalu."
"Benar."
"Aku kadang heran. Bagaimana kau bisa lolos dari itu semua ? Ibu bilang kau sering sekali masuk rumah sakit. Dari hal kecil sampai hal besar. Apa kau itu bodoh ?" Ucap Key menatap Evelina bingung.
"Memangnya kenapa ? Bukan aku'kan yang merangkai hidupku ?" Balas Evelina dengan pertanyaan. Dia mengubah posisi duduknya dengan bersandar.
"Tapi, aku malah kaget dulu, ternyata kau cucu dari si tua Xander. Pantas, rasanya sulit sekali mencari data tentangmu." Ucap Shin dan disetujui oleh Key.
"Sudahlah, itu tak penting."
"Oh, ya Key, bukankah biasanya kau memiliki ingatan yang kuat ? Kenapa saat melihatnya kau lupa ? Setahuku, dulu Eve selalu datang ke tempatmu 'kan ?" Tanya Shin kali ini pada Key.
"Aku juga tidak tahu. Lagian itu terjadi sudah lama sekali. Bukankah kau juga sama ? Selalu muncul saat Eve datang dan bermain dengan Eve kecil 'kan ? Dengan selalu mengerjainya." Balas Key.
"Yah, mau bagaimana lagi. Wajahnya dulu benar-benar bikin minta ditangisi." Ucap Shin tak mau disalahkan.
"Hah, berhentilah bicara tanpa jeda seperti itu. Lagipula kenapa malah membahas masalah itu ? Aku saja tidak mempedulikannya. Kalian seharusnya malu bersikap seperti anak kecil di depan gadis remaja sepertiku. Sudah tua juga." Ucap Evelina datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
she is back
FantasíaEvelina, Key, dan Shin menghilang setelah sebuah lingkaran besar muncul di depan mereka. Shin dan Key terpisah dari Evelin. Shin dan Key muncul di taman sebuah kerajaan. Setelah mereka dianggap sebagai penyusup dan dipenjarakan. Mereka berdua mala...