Chapter 13

171 9 0
                                    

THE MISSION - PLACE 3

Javenson Pov

Aku sekarang yang mengambil bagian menjaga-jaga saat yang lain sedang beristirahat, yang kebagian menjaga adalah aku, Jayzon, dan Karell, sisanya? Xvenysta dan Varell tidur di sayap yang kanan, sedangkan Leviathan di kanan. perjalanan kali ini sangatlah jauh.. sudah sekitar sehari atau dua hari? Ah masa bodo.. sampai sekarang belum sampai.

O iya.. inget ga? Pas Xvenysta yang mengejar seorang perempuan? Half Vampire and Witch? Dan aku menggeram? Itu.. perempuan itu lebih tepatnya, adalah bawahan dari pemimpin yang memimpin tempat yang sekarang kami tuju.

Myztic forest

Gadis HVaW itu sedang memata-matai Xvenysta, dan jika dia udah mendapatkan informasinya, dia akan kabur seperti yang dia lakukan kepada Xvenysta tadi. Aku cape mengikuti misi-misi seperti ini. Pengennya sekolah sajalah, Tapi mau bagaimana lagi?

Apa kalian bertanya-tanya apakah aku menyukai Xvenysta?
Jawabannya : No..

Bukannya aku tidak tertarik padanya. Aku sempet, namun tidak berlangsung lama karena kedekatannya dengan Leviathan dan Karell, kedua orang yang menurut para cewe 'perfect boys' sedangkan aku? Pendiam, muka pas-pasan, (pupil mata merah, rambut coklat tua dan suka acak-acakan, kulit pucat, bibir tipis pink, dan hidung mancung) membuatku kelihatan seperti Vampire. Ugh. Udah hampir seratus orang yang menanyakan kepadaku apakah aku Vampire atau bukan.

Aku pernah iri dengan mereka berdua, tapi aku akhirnya berpikir untuk tidak egois.
Just think 'bout it, seorang laki-laki yang tampang biasa saja, pendiam, ingin mengalahkan yang perfect? Hahaha.. you gotta be kidding me.
Aku hanya tau diri saja. Itu kenapa aku mundur.

Hey! Jangan mengataiku 'pengecut'! Aku tidak mau geng Cordellonia hancur karena aku egois ingin memiliki Xvenysta, oh tidak tidak tidak, aku jauh lebih mementingkan teman-temanku.

"HEY! Jangan melamun terus! Nanti kita lengah!" Teriak Jayzon seraya memukul pundakku, membuat lamunanku buyar

Aku mencibir dalam diam

"Sekarang jam berapa?" Aku melihat ke arah Xvenysta yang menanyakan jam, dia baru bangun.. aku tersenyun hangat
"Yang jelaas.. udah lebih dari jam dua belas." Jawabku yang membuat Xvenysta membulatkan matanya

"Berarti aku tidur lama sekali ya." Gumam Xvenysta membuatku terkekeh lalu mengacak rambutnya
Modus dikit boleh lah yaa..

"Heh! Liat ini rambutku!! Jadinya berantakan!" Gerutu Xvenysta yang membuatku tertawa
Jarang lho aku tertawa.

"Whoaaa.. JAVENSON TERTAWAA!! HAL YANG PATUT KITA ABADIKAN! AKU HARUS MELIHATNYA SEDITAIL MUNGKIN! SUPAYA AKU DAPAT MENGINGATNYA!!" Teriak Varell spontan membuatku memutar kedua bola mataku malas.
Satu kata yang terlintas di otakku

Lebay.

"Baiklah. Kapan kita sampai?" Tanya Xvenysta setelah beberapa lama hening
"Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, enam, Lima, Empat, tiga, dua, satu.." ucap Karell dan benar, kami udah sampai.

Tapi bukan ditempatnya. Tepatnya di hutan. Kami harus memasuki hutan tersebut untuk dapat ke tempatnya.

"Hah? Mana? Aku tidak melihatnya." Ucap Xvenysta sambil celingak-celinguk, aku melihatnya datar walau aku ingin tertawa

"Kita harus berjalan dari sini Ve, hutan ini ada semacam sihir pelindung, kita hanya bisa masuk jika berjalan kaki." Jawabku

"HAAAHHHHHH!!" Desah mereka dua (Xvenysta dan Varell), Karell dan Leviathan hanya memasang muka datar.

The Unexpected PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang