Chapter 28

40 7 1
                                    

Kalau boleh jujur, gw rada jiji pas bc ulang crta ini, jd, nanti ~kalau bs~ gw bnr2 ngbt slsaiin nih crta, hbs itu revisi lg, ok? Chaw~

Bye.

Sudah hampir sebulan Varell tidak sadarkan diri, Vayden benar-benar terpukul, itu mengapa kami bertiga ―dengan Varchan― membujuk kepala asrama supaya kami bertiga dapat sekamar tidak peduli kami diasrama lelaki ataupun perempuan

Yaa... dan akhirnya kami diperbolehkan, kami sekarang bersarang dikamarku, Lyx dan Vene dipindahkan dikamar sebelah, Varchan yang mendengar berita itu beberapa hari yang lalu juga tidak kalah kaget

Dan akhir-akhir ini Vayden suka melamun duduk didekat jendela menghadap taman sekolah yang sudah mulai berbentuk kembali..

Contohnya seperti sekarang, Vayden sedang melamun diatas tempat tidur menghadap kearah luar jendela dengan pandangan kosong, aku berjalan kedekat Vayden dan duduk disebelahnya, Vayden sepertinya tidak menyadari keberadaanku, dia tenggelam dengan dunianya sendiri.. entah apa yang sedang dipikirkannya

Akupun memutuskan untuk mengelus punggungnya dengan lembut, ia terlihat tersentak sebentar dan tubuhnya membeku, beberapa detik kemudian tubuhnya dengan langsung kembali normal saat tau bahwa aku yang disampingnya.

Vayden menyandarkan kepalanya dipundakku, aku mengelus rambut lebat miliknya, lalu merangkul bahunya, memberi kekuatan dan kehangatan kepada kembaranku

aku merasa pundakku basah dan dingin..

Vayden menangis..

Aku tau dia sedang depresi, huftt... aku juga tau.. tapi aku tidak sedepresi dia.. jadi, aku bersedia menjadi sandarannya..

"Aku menyedihkan yah.. seperti gadis yang cengeng.. haha.." Vayden mendongak, memandangku dan tertawa miris, oh tidak-tidak.. tertawa putus asa, aku hanya memandangnya miris.. ini pertama kalinya aku melihat Vayden sedepresi ini karena seorang gadis..

"It's okay to cry, crying is natural response to pain. Kau ingat kan quote itu? Film kesukaan kita di bumi, kau sampai tergila-gila dengan itu." Ujarku dengan cengiran lebar, berusaha mencairkan suasana yang menyedihkan ini.

"Hehehe.." Vayden ikutan tersenyum lalu menciumku

"Thanks sister!" Ujarnya lalu mencium keningku, dan beberapa detik kemudian ia merenung kembali.. aku mendesah pasrah lalu tiduran ditempat tidurnya, meringkuk.. yahh.. sekarang suhunya semakin mendingin.. sebentar lagi akan musim salju..

Tunggu dulu..

Mataku langsung terbuka lebar..

Kapan aku menemui putri Zlevsnow?

Dan..

Kapan Karell akan menjelaskan jenis Lucretia milik Leviathan?

Aku merasa kasur didekatku menjadi berat.. Vayden tiduran disampingku dengan mata terpejam, hhhh.. aku mendesah sedih lalu mengusap rahang milik Vayden, ya ampun.. sangat dramatis disini..

"Yang kuat yah Vay." Ujarku tulus lalu berjalan gontai keluar kamar, pergi kerumah sakit untuk menjenguk Varell.. sejak dua minggu yang lalu, Varell dipindahkan dari rumahnya ke rumah sakit, membiarkan rumah sakit yang mengurus Varell

The Unexpected PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang