Chapter 15

133 8 1
                                    

THE MISSION - PLACE 4

Kamipun keluar dari dimensi dari kota HVaW dengan selamat sentosa.

"Jangan lupakan kamii.. ihihihihii.." Ada suara bisikan, perempuan.. suaranya seperti hembusan angin membuatku merinding. Aku menggeleng, menepis jauh pemikiranku dan terus berjalan.

Karena mobil yang dipakai oleh kami sudah entah dimana, kekuatan Myztic forest udah mati karena sumbernya juga udah mati, mau pakai makhluk yang dibawah ataupun yang mitologi juga... kekuatan kami sudah sekarat―kecuali ka El yang wujudnya SunMoon and Star―, ya jadi kami hanya bisa berjalan kaki dengan santai.

Tapi karena Leviathan memimpin jalan, ka El ikutan membantu dan Javenson menenteng Varell karena kekuatannya terkuras habis, jadi aku dirangkul oleh Karell dengan erat memakai tangan kirinya.

Ah ya, katanya sih ka El menyelamatkan kami karena tadinya ia mau untuk ikut dengan misi ini, namun saat kami sudah sampai di istana raja Emrick, raja Emrick bilang kami sudah sampai di tempat ketiga, jadi ka El langsung pergi ―walaupun pas masuk ke Myztic forest sedikit susah― tapi akhirnya datang dengan tepat pas sebelum kami mati. Simple? Mungkin jika aku ceritakan sepenuhnya bakalan tiga chapter dengan setiap chapter ada dua tibu kata (?)

Eh, aku baru nyadar..

"Tempat yang ke empat dimana?" Tanyaku

Ka El hanya membalas tatapanku lalu angkat bahu seraya tersenyum manis yang menampilkan lesung pipitnya.

Leviathan tidak menjawab, dahinya samar-samar mengkerut menunjukkan bahwa ia sedang berpikir

Varell... tidak mungkin menjawab, apalagi Javenson

"Kata raja Emrick seperti tempat berkumpul untuk perang gitu." Ucap Leviathan. Aku manggut-manggut

"Baiklah, kita lanjutkan perjalanan!!" Ucap ka El semangat, aku mengerutkan keningku, rasanya saat aku bertemu dengan kakanya yang pertama kali tidak selembut ini, kasar, dan kata-katanya menohok hati. [Baca, Chapter 8]

Tapi ini? Lembut, baik, kata-katanya halus..

Aku harus menanyakan ini kepada Karell ataupun Varell
Batinku.

"Karell, kakamu kok beda sifatnya dengan yang pertama kali aku bertemu dengannya pas kita mau ke hutan ungu itu?" Tanyaku

"Emm.." Karell menggaruk tengkuknya memakai tangan kanan yang tidak memegang apa-apa.

"Kami empat bersaudara." Ucap Karell, wow.

"Ka El itu anak kedua, anak pertama baru yang waktu itu kamu liat. Kau dengar kan yang waktu itu dia bilang ia tidak menganggap Varell sebagai adik?" Tanyanya, aku mengangguk

"Dia itu anak angkat." Lanjutnya, aku terjolak kaget.

"Tapi.. yang sebenernya dianggap sebagai anak itu dia. Aku, Varell dan ka El? Jarang.. itu kenapa, jika Raja Emrick udah waktunya pergantian raja, kan jadinya papa kami, aneh bukan pergantian rajanya? trus pergantian selanjutnya itu anak dari papa, antara 'dia', ka El, aku, atau Varell, dia sifatnya kasar, egois, dan juga ia pengembara jadi tidak bisa. Ka El, ia terlalu lembut, penyayang, gampang terhasut, tidak bisa. Varell? Oh please. Dia terlalu tempramental, jadi katanya sih aku yang paling pas." Ucap Karell. Aku sedikit terkikik melihat penjelasannya.

"Owhhh.. makasih buat penjelasannya." Jawabku akhirnya. Ia tersenyum. Sangat mirip dengan Ka El.

"Xve! Hubungi raja Emrick. Kita harus memastikan kalau tempat yang kita tuju benar!" Titah Leviathan

The Unexpected PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang