Chapter 16

129 8 2
                                    

SORRY

Xvenysta Pov

Sesampainya kami di istana, banyak pelayan dan pengawal yang menggiring Javenson yang sudah pingsan sejak kami jalan pulang selama, err.. empat harian.. itupun karena dihari kedua ka El tidak tahan dan bosan selama perjalanan pulang jadinya ka El memanggil sebuah naga besar, jadi kami lebih cepat pulangnya.

Selama di atas naga biru itu, aku dan Varell mencoba menyembuhkan lukanya, tapi hasilnya tidak begitu bagus karena aku punya kekuatan tinggal sedikit, alhasil lukanya hanya kering sebagian kecil.

Kami juga selama perjalanan pulang jarang tidur, berjaga-jaga, takut tiba-tiba ada yang menyerang.

Dan benar, satu malam, saat kami sudah hampir tidur semuanya.. kami tiba-tiba diserang oleh beberapa penjahat, ugh.. untung kami bisa mengatasinya.. entahlah jika tidak.. mungkin kami pulang tinggal nama, akibat kekuatan kami hampir habis sih.

Kami semua lelah.. pas sekali saat sampai di istana aku terjatuh dan untungnya Leviathan menangkapku, lalu menggendongku ala bridal style, Leviathan diantar oleh pelayan kekamarku, dan disaat kami berdua sampai dikamar tidur sementaraku, Leviathan ikut pingsan sesudah menaruhku di tempat tidur king size.

Untuk Karell dan Varell aku tidak terlalu tau apa yang terjadi saat sampai dikerajaan.

~~~

Aku membuka mataku perlahan karena ada cahaya yang tiba-tiba menyusup kedalam mataku, aku melebarkan mataku dan langsung terlihat jendela yang terbuka lebar, akupun berbalik kekiri untuk tidur lagi..

Aku hampir saja berteriak jika tidak aku tahan dengan kedua tanganku dan melihat pemandangan yang ada didepanku

Leviathan tertidur dan tidak memakai baju a.k.a shirtless, banyak perban melilit dibagian perut, bahu, kepala, dan berbagai tempat lainnya.

Aku melihat ke tubuhnya yang err.. athletis dan emm.. six pack membuatku sendiri ngi― shiit.. hush hush sana pikiran kotor!!

Setelah membuang jauh-jauh pemikiran yang aneh akupun mendekatkan diriku ke tubuhnya lalu menyentuh perbannya dengan tangan kananku, sekali-sekali ia terlihat meringis walaupun masih berada di alam bawah sadar.

Akupun membuka perban yang berada di tubuhnya dengan cara menyentuh perban dibagian perut yang arahnya adalah vertikal, aku menggeser dari paling atas lalu menggesernya kebawah sehingga perbannya lepas dengan cara terpotong.

Aku membuat itu kesemua perban yang ada di tubuhnya. Aku menyentuh luka yang ada dibagian perut lalu mengusapnya, luka itu langsung sembuh, kubuat itu diseluruh tubuhnya.

"Selesai." Gumamku. Akupun beralih kepada kepalanya, kupotong lagi perban-perbannya.

Karena kepala yang sedang kuurus, kucoba selembut mungkin supaya Leviathan tidak terbangun, setelah semuanya selesai kukerjakan, aku turun dari tempat tidur berukuran king-size lalu masuk kedalam kamar mandi sesudah memilih sebuah gaun simple yang digantung didepan lemari

"Thanks." Samar-samar aku mendengar ada suara Leviathan yang bilang 'terima kasih' kepadaku, mau tidak mau senyumku langsung mengembang.

Akupun melihat gaun yang tadi kuambil dan sekarang sudah berada di tanganku, gaun itu berwarna emas, terbuka di bagian dadanya, dan dibagian pinggulnya ada pengetatan dan ditambah sedikit hiasan kecil. Aku tidak sabar ingin memakainya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Unexpected PowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang