Edisi Hari Ibu

2.3K 86 5
                                    

Tari terbangun dari tidur nyenyaknya dilihatnya sang suami yang masih tertidur begitu nyaman di sampingnya sambil memeluk badannya, Tari tersenyum tatkala ia mencoba melepaskan lengan Ari dari perutnya bukannya lepas lengan suaminya itu malah semakin erat memeluknya.

Tari mendekatkan wajahnya ke wajah Ari lalu ia cium bibir suaminya itu dengan sayang sehingga membuat Ari tersenyum dalam tidurnya, Tari terkikik melihat reaksi Ari ia kemudian mencoba sekali lagi melepaskan dekapan suaminya itu dan lihatlah Ari melonggarkan lengannya sehingga Tari bisa keluar dari dekapan Ari. Sebelum benar-benar dirinya pergi untuk memulai rencana yang telah di susun dengan teman-teman wanitanya, Tari menunduk untuk mencium kening Ari setelah itu Tari berjalan menuju kamar si kembar.

Tari melihat anak kembarnya yang masih tertidur, ia menghampiri mereka lalu ia cium satu persatu anaknya sambil membisikan sesuatu kepada kedua anaknya, lalu ia pun pergi menuju kamarnya kembali untuk bersiap-siap.

***

"Papah ayok bangun, Arkan lapar." Teriak Arkan sambil meloncat-loncat di atas kasur,namun Ari malah menutupi wajahnya dengan bantal.

"Ayok Pah, bangunn bangunn" kali ini giliran Ares yang berteriak sambil terus melompat-lompat membuat Ari mengerang sambil menurunkan bantal yang menutupi wajahnya yang tampan, Ari seketika terduduk sambil menatap kedua anaknya dengan sayu.

"Ayok Papah bangun, kita lapar" teriak Arkan merengek ketika melihat Ari yang masih saja duduk tanpa berniat bangun.

"Ok ok beri Papah waktu lima menit untuk ke kamar mandi" pasrah Ari akhirnya, si kembar pun mengangguk lalu mereka turun dari kasur lalu berjalan meninggalkan Ari.

"Haduh Tari kemana sih" ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya. Ia tiba-tiba melihat sebuah surat yang berada di atas nakas.

To my husband

Hay sayang, maaf yah aku ninggalin kamu sama anak-anak hari ini giliran kamu yang jagain mereka :)
Hari ini kan hari ibu, jadi aku serahin semua tugas rumah tangga sama kamu, jagain mereka ya sayang pastiin mereka jangan telat makan.

I love you.

Tari my wife Ari

Ari mengacak rambut nya frustasi setelah membaca surat dari istrinya itu, ia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan badannya yang lengket akibat aktifitas semalam, Tak berapa lama ia keluar dengan penampilan yang lebih segar dari sebelumnya dia lalu melangkah keluar menyusu si kembar yang sudah berada di ruang makan.

Ari menganga kaget melihat ruang makan itu seperti kapal pecah, bagaimana tidak meja makan yang biasanya terlihat rapih oleh nya kini begitu mengenaskan dengan pecahan kaca dimana-mana. Selai coklat dan strawberry berceceran di lantai terlebih sekarang ia melihat kedua anaknya itu sedang memakan selai itu tanpa roti di atas meja.

"Diam Arkan" teriak Ares marah pada kakaknya itu.

"Huh pelit"

"Aku tidak pelit, kamu saja yang makannya rakus. Selai Ares kan tadi udah dihabiskan Arkan" ujarnya sambil bersungut-sungut.

"Papah lihat, Ares pelit" rujuknya pada Ari begitu melihat sang ayah yang sedang menatap mereka berdua.

"Dasar tukang ngadu" decak nya sambil menaruh selai coklatnya yang tersisa seperempat lagi, Ares kemudian turun dari meja dan duduk di kursi makan lalu menatap ayahnya itu dengan pandangan bete.

"Papah aku lapar" teriaknya lagi sambil mengerucutkan bibirnya.

Ari menghela nafasnya dengan berat, harus memulai darimana ia membereskan ke kacauan yang di buat kedua jagoannya itu?

Cerpen MatahariSenja Dan JinggaMatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang