EdisiRibut Bagian 1

1.4K 60 9
                                    

Sudah 5 hari ini Tari selalu menghindari Ari, sms,telfon pun selalu cewek itu abaikan ntah karena apa. Ia pun tidak tahu kesalahannya, karena Ari sendiri yakin dirinya tidak melakukan kesalahan apapun. Membuat cowok itu uring-uringan.

Oji dan Ridho pun sering kali menjadi sasaran emosi Ari yang tidak beralasan itu, Oji dan Ridho yang masa bodo akan sifat aneh cowok itu membuat mereka hanya bisa menahan sabar.
Ari berjalan beriringan menuju kantin bersama kedua sahabatnya itu, ia tidam peduli dengan tatapan juniornya dengan tatapan memuja.

Ia sudah bosan melihat tatapan-tatapan seperti itu sejak dirinya Sekolah Menengah Pertama hingga saat ini.
Ari menatap nyalang Tari begitu dirinya memasuki kantin, cewek itu sedang tertawa dengan teman-temannya. Bukan dirinya tidak menyukai teman-teman Tari tapi dirinya tidak menyukai cowok yang duduk disebelah Tari, siapa lagi kalau bukan Angga rival sejatinya.
Ari berjalan dengan pandangan menusuk begitu melihat senyum Angga yang lebar menyambutnya, sedangkan Oji dan Ridho mereka berdua hanya mengikuti dari belakang.

"EKHEM"

dekhem Ari keras begitu telah duduk di samping Tari, Ari memberi kode pada Angga agar segera pergi namun sayangnya cowok itu memang bebal. Angga malah anteng memakan siomay yang dipesannya sehingga kini Tari diapit oleh Angga dan Ari.
Tari yang mengetahui Ari duduk disampingnya itu tidak mau ambil pusing akan kehadiran cowok itu. Malah cewek itu kembali memakan nasi soto yang baru dimakannya setengah tanpa memperdulikan Ari yang sedang memandangnya kesal.

Oji duduk disebelah Ari sedangkan Ridho duduk disebelahnya, sambil mengamati Ari. Ridho mengobrol santai dengan Nyoman berbeda dengan Oji. Cowok itu seperti biasa mengeluarkan rayuan andalannya pada Fio.

"Emm gue udah kenyang nih, cabut yuk kekelas disini PANAS"

kata-kata Panas itu ia lontarkan dengan penekanan sambil melirik Ari sinis. Fio dan Nyoman yang merasakan aura disekitarnya tidak enak itu langsung saja menuruti ucapan Tari. Mereka berdua bangkit dari tempat duduknya sambil mengucapkan beberapa kata pada cowoknya masing-masing.

"Kak Angga, aku duluan yah"

Angga tersenyum penuh kemenangan, Tari benar-benar tidak menganggapnya sama sekali, membuat Cowok itu seakan ingin mengobrak-abrik kantin ini. Dengan masih menahan kesabaran cowok itu segera mencekal tangan Tari sebelum cewek itu pergi jauh.

"Kita perlu bicara"

"Lepas"

Tari mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Ari, namun sepertinya cowok itu enggan melepaskan cekalannya, membuat pergelangan tangan Tari memerah. Sebenarnya bukan gara-gara Ari saja yang membuat tangannya seperti itu melainkan dirinya sendiri juga yang salah karena terus-terusan berontak.

"Nggak, sebelum lo mau ikut dengan gue"

ketika Ari sudah menggunakan kata-kata  Lo,Gue pada Tari, berarti cowok itu memang benar-benar sudah kehilangan kesabarannya. Bukannya Tari takut dengan kemarahan Ari, cewek itu malah semakin membuat Ari murka dengan kata-katanya.

"Apaan sih ah sakit,lo nggak malu apa kasarin cewek?"

Ucapan Tari seketika membuat Ari melepaskannya cekalannya, Ari menatap Tari dengan pandangan sedih,kecewa dan sakit hati. Demi tuhan dirinya tidak berniat membuat cewek yang dicintainya itu kesakitan apalagi karena dirinya. Dengan sisa-sisa harga dirinya untuk menjadi tontonan yang entah keberapa kalinya cowok itu perlahan mundur lalu berjalan meninggalkan Tari.

Ridho cs yang mendengar ucapan Tari pun seketika terperangah pasalnya mereka tidak menyangka ucapan Tari begitu menohok sisi lain dari Ari, cewek itu berhasil mengenai ego tertinggi Ari. Ridho yang mulai tersadar segera beranjak dari duduknya.

"Gue nggak nyangka lo bisa ngomong kayak gitu ke Ari, seharusnya lo sendiri tau kalau nggak mungkin Ari sengaja nyakitin lo. gue kecewa sama lo Tar. Kalau lo udah nggak suka sama Ari ngomong jangan bikin dia terus-terusan mikirin lo"

Setelah Ridho menyampaikan kata-kata itu pada Tari, cowok itu kemudian pergi mengejar Ari. Tari terperangah dengan ucapan Ridho, belum benar-benar dirinya mencerna setiap ucapan Ridho. Oji sudah berdiri di hadapannya dengan pandangan sinis.

"kecantikan banget si lo Tar, mentang-mentang lo di rebutin Ari sama Angga lo jadi belagu. Nyebelin banget si lo jadi orang, bikin Ari uring-uringan gak jelas gara-gara cewek kayak lo lagi. Cih"

Tari seketika diam membatu, begitu Oji menghilang cewek itu mengerjapkan kedua matanya. Tubuhnya kini serasa tidak bertulang. Fio dan Nyoman segera menghampiri Tari, cewek itu kemudian memeluk kedua sahabatnya dengan erat seolah-olah meminta pertolongan.



Bersambungggg....

Berhubung malem minggu aku nggak ada acara, dan idepun sepertinya mendukung akhirnya aku putusin buat post ini cerpen 😀 yah walaupun tidak sesuai dengan kesukaan kalian ini cerita. Tapi yah lumayan lah yah buat ngobatin rasa kangen kita ama mereka. Hehe btw ini ada lanjutannya yah tapi nggak tau mau kapan aku post soalnya yang ini masih gantung sih. Mungkin nunggu aku mood untuk publish lagi yah *becanda deng* oke deh aku ucapin selamat malam minggu dan selamat membaca tulisan jelekku ini gomawo 😊 ...







Salam hangat
Moi....

Cerpen MatahariSenja Dan JinggaMatahariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang