B A B 6

3.3K 340 8
                                    

||6||
I k a t a n  B a t i n

------

Sometimes habits are addictive to the soul, just like cigarettes are to the brain.

------

Andra mengendap-endap di belakang sahabatnya, berusaha mengejutkan lelaki itu.

"Andra, suara kaki lo kedengeran, tau."

Tapi sepertinya lelaki itu gagal.

Dia mendengus, lalu menarik kursi miliknya yang terletak di samping Andra. Kelas mereka cukup sepi sekarang karena beberapa murid sedang berada di kelas lain—disebabkan oleh pelajaran bahasa Mandarin mereka yang dilakukan di beberapa kelas terpisah. "Eh, kok Bella nggak dateng ya?"

Sean menatap sahabatnya itu dengan tatapan menyelidik sekaligus jengkel. Dia menutup buku paket Mandarin yang menurutnya mempunyai isi yang sangat menjengkelkan dan tentunya yang tak dia mengerti. "Lo kira gue emaknya dia?"

"Ya kali aja kan lo tau, namanya juga ketua kelas. Apa-apa pasti harus cari lo dulu, dong," jawab Andra dengan gaya sok tahunya yang membuat sang ketua kelas ingin menonjoknya tepat di wajah.

Lagi-lagi lelaki itu mendengus sebal melihat sahabatnya yang semakin hari semakin memojokkannya saja. "Mau lo apa sih? Kok tiap hari gue perhatiin makin mojokin gue sama Bella. Sumpah gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia!" Sean mulai bersikap defensif.

"Gue kan nggak ada nyinggung hubungan lo sama dia, kan gue cuma nanya doang sih manatau lo ada denger berita dari Bella. Namanya juga kan ketua kelas, biasanya harus tau dong."

Sean menghembuskan nafas kesal, lalu berjalan menuju ambang pintu kelas.

"Eh, eh! Mau ke mana lo?" panggil Andra panik, lalu segera menyusul sahabat karibnya itu. "Oi, Sean!"

Akhirnya Andra dapat menyejajari langkah Sean di koridor, dan menatapnya bingung. "Lo mau ke mana? Bolos?"

"Ngapain lo ngikutin gue? Bikin kesel aja," gerutu Sean padanya sambil mempercepat langkahnya. Entah apa yang membuat Sean begitu sensitif dan penggerutu hari ini.

Andra menggeleng pelan, lalu menyusul sahabatnya lagi. "Kalo mau bolos kelas, gue ikutan, dong. Lagian, tumbenan lo mau bolos. Kenapa?"

Senyuman kecut menghiasi wajah lelaki itu. Tanpa menoleh ke arah Andra, dia menjawab, "Firasat gue kurang enak, Ndra."

//\\

Dengan melewati jalan kecil di samping sekolah yang sebenarnya hanya bisa memuat satu orang setiap kali berjalan, Sean dan Andra pun lolos dari tangkapan satpam sekolah. Untungnya.

Sesampainya di luar gerbang sekolah, kedua lelaki itu segera melepas atasan seragam mereka dan hanya memakai baju kaos berwarna abu-abu yang memang sudah mereka pakai sejak pagi seperti biasa. Tepat sekali bagi mereka karena hari ini kedua kendaraannya diparkirkan di luar gerbang sekolah.

"Lo mau ke mana?" tanya Andra saat melihat Sean yang sibuk menghidupkan mobilnya dengan kaca jendela yang setengah terbuka.

Yang ditanya hanya mengendikkan bahu, lalu berpikir keras. "Gue mau jenguk nenek gue dulu. Nggak apa-apa kan? Kalo lo mau, lo bisa ke mana kek, nanti line gue aja."

AtelophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang