B A B 1 6

1.9K 208 4
                                    

||16||
A n o t h e r  C l u e

------

Sometimes what you expect to happen, can hurt you the most when it actually doesn't happen.

------

Sean menghela nafas lelah seraya mematikan televisi yang dihidupkannya setengah jam yang lalu, tetapi acara apapun di televisi itu, tampaknya mereka kurang beruntung karena Sean lebih tertarik pada layar ponselnya.

Dia kembali melihat layar ponselnya yang berkedip, menampakkan notifikasi pesan baru di grup LINE kelasnya.

[ XI-IPA-2 ]

Budi : woi, bantuin gue dong ngerjain mm, 10 halaman anjir!!

Graciella B. : masih jaman sks?

Lady Talitha : masih jaman sks? (2)

Niko P. : masih jaman sks? (3)

Budi : anjir di mop.

Andra Giovanno : mati lo, hahahaha

Sean K. R. : lewatlah lo besok Bud.

Fienny G. : Bud, gue lagi baik nih. Pc gue yak

Budi : AKHIRNYA FIENNY MAKASIH GUE SAYANG LO

Fienny G. : pc aja gue dulu.

Fienny G. : jadi orang jangan bikin jijik, plis.

Dia terkekeh samar, jempolnya bergerak dan menekan salah satu tombol, lalu tampaklah anggota dari grup LINE tersebut. Dia kemudian mencari-cari kontak gadis itu dan menemukannya di bawah.

Nirvella Anadea V.

Dengan gugup, dia membuka foto yang dijadikan menjadi profile picture, dan mendapati bahwa itu adalah foto sang gadis—memakai topi hitam lebar yang mencegah wajahnya terkena sengatan panas matahari dan atasan berwarna putih bermodel off-shoulder, tersenyum manis dengan latar lautan yang berwarna biru jernih. Rambut gelapnya yang sedikit tertiup angin menambahkan kesan menenangkan pada setiap inci foto tersebut.

Gue nggak pernah bisa bosen ngeliat muka lo...

Bella sudah lama berada di kontaknya, tetapi Sean tak pernah berani untuk sekedar menanyakan keadaannya, atau bahkan menanyakan masalah tugas mereka yang seharusnya dikerjakan. Dia tahu, gadis itu jarang sekali muncul di grup kelas, membuatnya menyimpulkan bahwa mengirimkan pesan kepada Bella akan membuatnya malu. Tetapi, mungkin hari ini adalah waktu yang tepat.

Sean K. R. : Bell?

2 menit, 5 menit, waktu berlalu tanpa disadarinya, tetapi Bella masih saja belum membalas pesannya. Sean pun menghela nafas pasrah, dan meletakkan ponselnya di atas meja belajarnya. Membiarkan suara notifikasinya aktif untuk berjaga-jaga jika pesan baru dari Bella masuk.

Suara ketukan di pintu membuat Sean buru-buru mengalihkan perhatiannya. Dia mendapati ibunya berdiri, mengintip dari celah sempit pintu yang terbuka. Segera dia tersenyum hangat. "Mom?"

AtelophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang