B A B 8

3.3K 327 34
                                    

||8||
K e h i l a n g a n

------

Don't fall in love, there's just too much to lose.

------

Sean mengunyah permen karetnya dengan gundah, lalu meniupnya hingga benda itu menggelembung dan pecah dengan sendirinya di depan bibirnya. Lelaki itu lalu membuka mulutnya dan kembali mengunyah permen.

Secara sembarang dia mengambil kertas kosong dari lacinya, meremasnya menjadi bola, lalu melempar benda itu secara acak ke mana saja.

"Dih!" Sebuah suara mengejutkannya.

Dia menolehkan kepalanya ke belakang, mendapati Andra yang sedang menatapnya dengan kesal. "Apaan sih lo, lempar-lempar kertas, nyampah mulu,"

Tanpa menjawab, Sean meletakkan kepalanya di atas meja. Tangannya digunakan sebagai alas.

Andra duduk di sebelahnya, lalu memukul pundaknya. "Kenapa lo? Rindu sama si Bella ya?"

Mendengar hal itu, mata Sean langsung menyipit dan menatap sahabatnya dengan raut bertanya—masih mengunyah permen karet. "Maksud lo apa nanya gitu?"

"Nggak sih, nebak doang. Kan lumayan iseng-iseng berhadiah."

Sean mendengus, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah lain. "Berhadiah ini nih, kepalan tangan gue. Mau?" balasnya sambil mengacungkan tangan kanannya yang sudah dikepalkan tepat di depan wajah sahabatnya itu.

"Yee, serius amat mas,"

"Biasa aja sih guenya."

Andra terkekeh ringan, lalu mendorong pundak sahabatnya itu. "Cabut yok?"

Karena kekehan Andra yang menular, Sean pun ikut tertawa walau hatinya masih terasa gundah. Setidaknya keberadaan sahabatnya membuatnya lebih tenang. "Boleh."

"Sean, tau gak sih? Gue masih bingung kenapa lo gak digeser dari posisi lo yang ketua kelas itu, padahal lo lumayan sering cabut, barengan gue lagi."

Kali ini Sean tertawa lebar, lalu meraih tas denim-nya sambil memindahkan buku-buku sekolahnya dari laci. "Gue kan sesuatu banget, makanya gitu."

Sahabatnya menggelengkan kepala menanggapi kepercayaan diri Sean yang terkadang melambung bagaikan roket.

Mereka berdua pun bangkit dari kursi, dan buru-buru meninggalkan kelas sebelum kelas dimulai. Berhubung istirahat, biasanya guru-guru mendekam di dalam kantor mereka masing-masing dan beristirahat sambil menunggu sesi selanjutnya dimulai. "Mobil lo di luar gerbang kaga?" tanya Sean kepada Andra yang berada di belakangnya.

"Kaya biasa."

Sean mengamati jalan yang biasa mereka lewati saat ingin bolos, namun kembali berbalik. "Kayanya kalo kita lewat sini gak bakal sukses nih bolosnya. Kita manjat gerbang belakang aja."

Di sekolah mereka, penjagaan oleh satpam tak begitu ketat, dan mereka hanya sesekali mengawasi gerbang belakang yang sangat jarang digunakan oleh para penghuni sekolah. Gerbang itu memang sudah ditutup sejak lama, dan jarang para murid ingin ke bagian belakang sekolah mereka yang terkenal angker.

AtelophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang