||27||
I n t o T h e W o o d s------
Gotta run away from all the problems.
------
"Bolehkah kami bertemu dengan Bapak Kirstan yang bersembunyi di rumahmu ini?"
Anna terdiam, menilai kelima lelaki itu. "Dia tidak ada di sini, Pak," ucapnya setengah kesal.
Kali ini, kelima lelaki itu menerobos masuk. Anna pura-pura tak berdaya, menunggu sampai kelima lelaki itu lengah. Saat semuanya sudah masuk, ia lekas menutup pintu, diam-diam menguncinya, lalu memandang mereka dengan waspada.
Ia menarik belatinya dari lututnya, dan menyiagakan revolver-nya. Setelah mendapat posisi yang tepat, ia menembak, yang pelurunya dengan sempurna menembus dada salah satu lelaki itu. Ia jatuh tersungkur, dan keempat lelaki lainnya memandang Anna dengan kewaspadaan tinggi.
"Ternyata kau.."
Wanita itu tersenyum sinis. "Maaf, anda tak diperbolehkan masuk," ucapnya sambil menggenggam erat belati di tangan kiri.
Tanpa membuang waktu, Anna segera menerkam. Dalam segi kecepatan, karena tubuhnya yang mungil, Anna tentu memiliki keuntungan. Tetapi dari segi kekuatan, tentunya kekuatan empat pria tak akan sebanding dengan seorang wanita.
Mengetahui kelemahannya, Anna terus bergerak, tak memberikan ruang bagi salah satu lelaki pun untuk menyentuhnya. Lelaki yang pertama jatuh sedikit menganggu karena posisinya menghalangi, tetapi tak apa.
Salah seorang lelaki hendak menghantam sudut bibirnya, tetapi Anna cepat-cepat menghindar, meskipun masih sempat terkena. Ia segera menikamkan belati tepat di dada lelaki itu, menjatuhkannya. Sisa tiga orang.
Dua orang lelaki lain membawa pisau kecil yang tipis, membuat Anna mempersiapkan belatinya. Dia menyelipkan revolver-nya di pinggang, menjaga agar ia tak kehilangan terlalu banyak peluru.
Kedua orang yang membawa pisau itu kemudian menyerang Anna, meskipun ia dapat menghindar dengan mulus. Sebuah pisau menggores lengannya, tetapi ia tak peduli. Memanfaatkan kelengahan lelaki tersebut setelah mampu menggoresnya, Anna menikam lelaki itu tepat di dadanya, lalu menggunakan lelaki yang sudah tewas itu sebagai tameng dari yang satunya lagi.
"Aku akui kau bagus," ucap lelaki itu.
Anna mendengus, lalu matanya menatap lelaki yang masih berdiri di belakang sana, memandangnya dengan tatapan menilai.
Ia pun menyerang, dengan sekali hentakan meninju kepala lelaki itu, membuatnya pusing, lalu mengiris lehernya. "Berhati-hatilah jika berbicara, Tuan,"
Setelah menjatuhkan mayat lelaki itu, Anna terengah-engah. Tatapannya beralih ke lelaki terakhir yang masih berdiri diam, hanya menatapnya. "Kenapa kau tak mencarinya?"
"Aku ingin melihatmu bertarung, Nona."
Wanita itu tertawa keras. "Lucu! Kau pikir kau bisa hidup untuk melaporkan hal ini kepada bosmu? Bermimpilah," Dengan itu, Anna menyerang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atelophobia
Fiksi RemajaMasa lalu Bella terdiri dari luka dan kebohongan. Masa kini Bella terdiri dari penarikan diri dan kebohongan. Ada dua hal yang selalu muncul dalam kehidupannya-kebohongan. Setelah semua itu, siapa yang bisa menjamin kalau masa depan Bella tidak lagi...