BAB 8

2.7K 107 7
                                    

Author's POV

Hari ini, kelas Rara kebagian jadwal untuk pelajaran olahraga. Mau tak mau ia harus mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga, walaupun olahraga adalah pelajaran yang paling ia benci. Jadi jangan heran jika nilai pelajaran olahraga Rara selalu lebih jelek bila dibandingkan dengan nilai-nilainya di bidang akademik dan di bidang seni. Bahkan ia pernah berkali-kali remidi sampai akhirnya ia di suruh membuat kliping olahraga untuk mengisi nilainya yang dibawah rata-rata itu.

Berbeda dengan teman sekelasnya Vivin yang sangat aktif dan pencilakan dikelas, jadi jangan heran juga jika nilai pelajaran olahraganya jauh diatas Rara.

Rara berjalan ke lapangan basket bersama Riska, Nissa, dan Mila.

Ketiga temannya itu asik bercengkrama sambil berjalan dan sesekali mengajak ngobrol Rara yang dari tadi hanya diam saja.

"Lo pada udah tau belom kalo si Farah tambah anarkis aja?" tanya Riska mulai menggosip.

"Anarkis apaan? Deketin anak IPS 4 itu? Siapa? Aliv? Alan? Al-" jawab Mila terpotong

"Alvin," sahut Nissa yang geregetan dengan jawaban lemot Mila.

"Ah iya itu." kini mereka tengah duduk di pinggiran lapangan basket sambil menunggu Mr. Toric datang dan mengajar mereka.

Rara hanya menatap lurus kedepan, ia melamun. Lebih tepatnya ia heran, mengapa cewek-cewek di sekolahnya sangat mengerti tentang gosip-gosip seperti itu? Untuk apa juga gunanya, lagi pula mereka yang digosipkan tidak akan memperhatikan kita.

'Ada gak ya cewek yang kayak gue di sekolah ini?' renungnya dalam hati.

'Gue pengen punya sahabat cewek' ujarnya lagi dalam hati. Ia ingin memiliki teman yang sejenis dengannya, namun ia masih belum menemukan yang pas. Rata-rata teman cewek yang dikenalnya alay, tukang gosip, dan centil.

Rara sangat malas menghadapi teman yang seperti itu. Sangat mengganggu, pikirnya.

Ia berdiri dan ingin berjalan kesebrang lapangan, lalu ia berjalan melewati tengah lapangan. Apakah ia lupa atau tidak sadar jika lapangan basket ini tengah di pakai anak-anak cowok bermain basket?

Dan benar saja,

Bola basket melayang keras ke kepala Rara dan memantul entah kemana.

Sontak Rara kaget dan jatuh teduduk, ia memegangi kepalanya yang sangat amat duper sakit. Oh ayolah, ini sudah ketiga kalinya ia terkena lemparan bola basket.

Teman-temannya belari menghampirinya,
"Lo gak apa-apa Ra?" "Yaampun Ra!" "Sakit Ra?" "Rasanya gimana Ra?" tanya teman-temannya bertubi-tubi.

Tiba-tiba cowok yang tidak sengaja mengenai kepala Rara dengan bola basket datang menghampirinya. Tampak ia sedang ngos-ngosan dan baju seragamnya basah karena keringat.

Seragam? Cowok itu memakai seragam? Jadi, pastilah ia bukan dari kelas Rara. Pasti ia anak bandel yang bolos masuk kelas.

"Eh maaf, gue gak sengaja. Ayo gue anter ke UKS," ajak cowok itu.

"Gue gak apa-apa kok" bohong Rara, nyatanya pandangannya benar-benar berputar. Ia berusaha berdiri pelan-pelan dengan dibantu beberapa temannya.

"Tapi lo mimisan, ay- EHH" ucapan cowok itu terpotong dan tangannya dengan sigap menahan tubuh Rara yang pingsan, "Tolong bilangin ke Mr. Toric ya kalo cewek ini sakit" suruhnya kepada salah satu teman sekelas Rara, ia segera menggendong Rara menuju ke UKS.

Alvin -cowok itu- menunggu Rara dari pingsannya. Tadi ia telah lapor pada penjaga UKS agar segera membereskan mimisan Rara.

Dan sekarang, ia menunggu Rara yang masih pingsan ini.

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang