BAB 16

2.3K 95 5
                                    

Author's POV

"Vavakuhh!" panggil seseorang yang baru saja memasuki kamar Rara tanpa ijin dari sang pemilik. Siapa lagi jika bukan Dion.

"VAVAK" teriak Dion tepat di telinga Rara yang tidak menyadari kehadirannya.

"Oitt!" kaget Rara sambil membuka matanya cepat dan langsung menoleh pada sosok yang memanggilnya. Ia melepaskan earphonenya dan menatap Dion jengkel.

"Ngapain lo disini?"

Dion yang sebelumnya memasang wajah sumringah, mendadak ia mengganti wajahnya dengan ekspresi datar sambil menatap lekat Rara.

"Jadi gue gak boleh main kesini? Sekarang ada larangan gue gak boleh main kerumah sahabat sendiri? Jadi lo udah lupa sama gue gara-gara Tristan? Lo udah lupa sama persahabatan kita? Selama ini kit-"

"Hem, mamam nih. Enak kan" ucap Rara sambil menyumpalkan kue brownies disampingnya pada mulut Dion.

"Hooh enak, bagi dong" Dion mengambil kue brownies disamping Rara dan memakannya tanpa persetujuan Rara.

"Makanya jadi orang jangan nyelonong aja, kaget tau. Ketuk dulu kek, untung gue gak lempar pala lo pake vas bunga" kata Rara sambil menunjuk sebuah vas bunga berbahan kaca di nakasnya.

"Ah udah biasa kan"

Rara melirik Dion malas, lalu kembali memasang earphonenya di telinga dan memutar lagu kesukaannya yang sempat terhambat gara-gara aksi anarkis Dion.

"Tumben lo kerumah gue"

"Gak apa-apa dong, hak asasi" jawab Dion santai sambil memainkan handphonenya.

Rara menatap Dion heran, "Gak mungkin, pasti ada apa-apa" ucapnya penuh selidik.

"Ah elo mah selalu tau" jujur Dion akhirnya sambil mencolek pipi Rara.

"Kayaknya lo mau curhat yang seneng-seneng gitu ya" tebak Rara lagi.

Dion tersenyum usil lalu mengangguk cepat. Rara yang melihat raut muka Dion, segera melepaskan lagi earphonenya, "Apaan Yon?" tanya Rara penasaran.

"Mau tahu banget apa tahu aja?" usil Dion.

"Tck, serius dong Yon" malas Rara.

"Oke oke, jadi guee..." ucap Dion sengaja menggantungkan kalimatnya. Ia asik melihat wajah Rara yang benar-benar menunggu jawaban darinya.

"HAHAHAHAHA, lo lucu asli" tawa Dion bermaksud mengejek Rara.

"Lo selalu gitu ih males, males gue. Udah sana pulang" amuk Rara setelah menampol pipi Dion.

"Ih ngambek ih, ulu ulu dedek jangan marah. Akak panggilin Connor nanti" gemas Dion.

"Noh sana panggilin kalo lo punya duit" tantang Rara setengah mengejek.

"Cuma manggil Connor aja bisa gue" "CONNOR" lanjutnya sambil berteriak. "Bisa kan?" ucap Dion dengan wajah sok polosnya.

"Gue juga bisa kali. Seriusan dong Yon, males ribut sama lo" sebal Rara.

"Iya nih serius, gue cerita. Lo dengerin baik-baik ya" kata Dion serius akhirnya. Rara mengangguk mantap, dan mengubah posisi duduknya menghadap Dion.

"Jadi gini" awal Dion sambil senyam-senyum.

"Gue lagi, em sukak sama cewe" ucap Dion malu sambil menaik turunkan alisnya. Rara membelakkan matanya tak percaya, karena setelah sekian lama ia bersahabat dengan Dion, baru kali ini Dion bercerita dengan malu-malu padanya.

'Keknya ini anak beneran suka sama orang' batin Rara dalam hati. Bahkan Rara pernah berfikir Dion terjerat Friend Zone olehnya. Karena selama ini Dion tidak pernah serius dalam berhubungan dengan seseorang, Rara berfikir bahwa Dion berpacaran hanya untuk mengalihkan perasaannya.

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang