Author's POV
"Gue.."
"Ya?"
"Ehemm ee,"
"Hmm?"
"Ehemm, gue mau jadi pacar lo" ucap Rara akhirnya.
Sontak Tristan melepaskan pelukannya pada Rara.
"HAH?!" "Beneran?" "Seriusan?" rentetan pertanyaan tak percaya dari Tristan.
"Hm" gumam Rara sambil berbalik menghadap Tristan. Disaat seperti ini pun masih sempat-sempatnya ia bertingkah gengsi.
"Ah lo kayak gak ikhlas" sungut Tristan.
Rara mendongak menatap mata hitam Tristan, dilukiskannya senyum pada wajahnya.
"Gue beneran mau jadi pacar lo Tris," ucap Rara meyakinkan sambil mencubit pipi Tristan.
"Aakh" ringis Tristan, kedua tangannya bergerak menggenggam tangan Rara yang mencubit pipinya.
"Thankyou babe, I love you yesterday, today, tomorrow, until forever"
Pipi Rara memerah akibat ucapan manis Tristan itu. Tristan yang gemas melihatnya mulai merengkuh Rara dalam dekapannya.
Tangan Rara yang tadinya digenggam Tristan beralih membalas pelukannya.
"I love you too" kata Rara lirih.
"Apa? Gak denger" jahil Tristan sambil melepaskan pelukannya.
"I love you" ulang Rara dengan nada yang lebih keras.
"HA? APA? GAK DENGER" tanya Tristan menyebalkan.
"Terserah, gak ada siaran ulang" sebal Rara sambil memosisikan tubuhnya duduk di pinggiran pantai.
Tristan yang menyadari Rara sebal, tertawa dan menghampirinya kekasihnya itu.
"Cie marah," goda Tristan sambil mencolek dagu Rara.
Yang digoda tidak menyautnya.
"Baru aja jadian dah sebel aja neng" kata Tristan jahil.
"Kamu sih nyebelin banget"
"Apa? Kamu?" ejek Tristan.
"Cie ngomongnya pake aku kamu cie," Tristan melanjutkan aksinya.
"Ya udah kalau gak mau, ish"
"HAHAHAHA, kamu lucu banget sih kalau sebel gini, makin sayang deh" ujar Tristan sambil merangkul bahu Rara.
"Ah tai" sanggah Rara.
"Cie marah beneran, eh liat sunsetnya, keren banget Ra" tunjuk Tristan ke arah matahari yang setengah terbenam di hadapannya.
"Wah iya keren," kagum Rara, ia menyenderkan kepalanya perlahan pada bahu Tristan.
Tristan menoleh kesamping kirinya dan tersenyum melihat Rara yang begitu imut menurutnya.
"Kapan-kapan ajakin aku liat sunrise ya," pinta Rara.
"Quest accepted" jawab Tristan sambil mengelus sayang puncak kepala Rara.
"Dah gak marah lagi nih?" tanya Tristan.
"Mana bisa marah?" ujar Rara.
"Gak bisa marah sama pacar sendiri ya, cie"
"Ah kamu dari tadi godain mulu, males aku"
"Hahaha, gemesin banget sih" Tristan mencubit pipi Rara gemas.
"Kebiasaan" Rara menabok tangan Tristan yang asik menariki pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Teen FictionKenapa selalu aku yang tersakiti? Kenapa selalu aku yang menderita? Kenapa aku yang harus tersisihkan? Dan kenapa aku bisa mencintaimu? Valerinsya Fradella Bracley - "Seharusnya aku tak pernah mengenalmu". Tristan Alaric Dixon - "Maafkan aku, tapi a...