BAB 12

2.3K 96 1
                                    

Author's POV

"Siapa yang suka sama Bang Rama?" tanya Tristan tiba-tiba dari belakang.

Rara dan Dion menghentikan perbincangan mereka dan menoleh ke arah Tristan.

Rara melirik Dion sejenak, namun yang di lirik malah mengendikkan bahunya tak acuh dan mulai menyantap makanannya yang baru saja diantarkan.

Rara kembali menatap Tristan yang sedang menyerngit bingung, "Apaan sih kepo banget" tandas Rara lalu berbalik menghadap mejanya.

Tristan langsung mengambil tempatnya.

"Lo suka sama Bang Rama heh? Sejak kapan? Kok gue gak tau? Kok lo gak kasih tau gue?" rentetan pertanyaan Tristan membuat Rara muak.

Tidak Dion tidak Tristan, sama-sama ingin tahu tentang perasaannya, pikirnya.

"Emang penting? Apa urusan lo?" tajam Rara.

"Yah penting lah," Tristan menatap Rara tak percaya, "Lo kira gue main-main?"

"HOI! Kok malah berantem" sentak Dion.

"Ini di kantin bro, sist" lanjutnya.

Tristan dan Rara saling menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Rara berucap, "Gue bakal ngasih tau lo habis ujian" ia menghela nafasnya dan memutuskan kontak mata mereka.

Ada sedikit perasaan kecewa di hati Tristan. Namun ia tetap menganggukan kepalanya.

Mereka segera menyantap dan menghabiskan makanan mereka masing-masing.

•.•.•.•.•.•.•.•.•.•.•.•.•.•.•

"Ahh, akhirnya selesai juga" lega Rara sambil merenggangkan ototnya.

Ya, sudah berakhir ujian kenaikkan kelas. Semuanya berjalan lancar, tidak ada hambatan. Ia hanya menjalani hidupnya seperti biasa, dalam seminggu ini ia juga tidak mengajar Tristan. Hanya saat akan ujian matematika saja ia mengajar Tristan di rumah Dion waktu itu.

"Habis ini lo mau kemana Ra?" tanya Dion. Biasanya seusai ujian mereka berdua akan merayakannya.

Padahal belum tentu mereka tidak remidi, terutama Dion.

"Em, gue ada janji. Sorry ya gue gak bisa pergi sama lo," sesal Rara.

"Hii, lo ge-er ya hahahahah. Kapan gue ajak lo heh!" ejek Dion.

Rara yang tidak terima membalasnya, "Kan biasanya lo ngajak gue"

"Kali ini gue gak tuh"

"Tapi biasanya lo ajak gue duluan"

"Yang penting sekarang enggak"

"Tapi kan lo-"

"Alah tapi tapi mulu lo"

"Nyebelin banget," sungut Rara.

"Emang lo ada janji sama siapa?" tanya Dion penasaran.

"R A H A S I A"

"Wah main rahasia-rahasiaan ya lo" kedua tangannya menekan pipi Rara hingga wajahnya terhimpit lucu.

"Lho ng-aphain sihh lhephas" ujar Rara kesusahan karena wajahnya yang ditekan Dion.

"Jalan ma siapa dulu?" paksa Dion.

"Iyha, lhephas dwulhu" tangan Rara berusaha menyingkirkan tangan bengis Dion.

Dion menghentikan perbuatannya kepada Rara.

"Lo ada janji sama siapa?" tanya Dion kesekian lakinya.

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang