BAB 27

2.3K 87 0
                                    

Dion's Side

Note: ini bukan Dion's POV ya..

"All the other kids got it better than us. But they're over there thinking that we're living it up. Like oh.." speaker keras menggema dalam sebuah ruangan.

Di dalamnya, seorang pemuda bernyanyi lompat-lompat bak orang gila hingga menghiraukan teriakan ibunya untuk mengecilkan volume musiknya.

"DIONNNNN!"

BRAKKK...

"HEH DIONN! KAMU YA, MAMA SURUH KECILIN GAK DENGER. BIKIN SAKIT TELINGA!" marah ibunya lalu menjewer telinga anaknya.

Siapa sih raja terkonyol kalau bukan Dion?

"Aduh duh, iya iya Ma. Dion gak denger, lepas dong Ma, sakit"

"Makanya kamu tuh ya. Lagian siang bolong kayak gini, denger musik kenceng-kenceng. Nanti kalau tetangga pada denger terus marah-marah. Siapa yang kena? Mama lah. Bikin susah aja kamu ini"

"Iya Mama cantik, jangan ngomel ya. Dion mau masuk, terus ngecilin volume musik, terus tidur. Jadi gak rame lagi kan? Oke Ma, dadahh" Dion mencium pipi ibunya sekilas lalu melangkahkan kakinya menuju kamar pribadinya.

Sedangkan ibunya hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya yang semakin hari semakin aneh dimatanya.

"Anakku" ucapnya sambil mengelus dada.

Dion mematikan speakernya lalu membaringkan tubuhnya di ranjang.

3 hari ini Rara tidak masuk sekolah. Kalau biasanya, dia adalah orang pertama kenapa Rara tidak masuk sekolah.

Sekarang? Rara dimana saja ia tidak tahu.

Kemarin adalah hari yang berat bagi Dion, semua yang dikatakan Rara 100% benar kenyataannya. Dion hanya terlalu bodoh karena tidak mempercayai sahabatnya sendiri.

Flashback on.

Hari ini Dion telah memiliki janji dengan pacar barunya, Ina.

Kencan pertama, mungkin?

Dion mengenakan sweater abu-abu bergaris hitam lalu menggelung bagian lengannya hingga siku.

Dirapikannya kembali pakaiannya lalu menatap pantulan dirinya pada kaca di hadapannya.

Matanya menyipit lalu tersenyum konyol sambil menunjuk bayangan dirinya dalam kaca.

"Perfect" ucapnya konyol.

Dion mengambil handphonenya dan kontak motornya lalu keluar dari dalam kamarnya.

"Walah walah, anak mama kok udah ganteng rapi gini. Mau kemana?" tanya ibu Dion yang sedang mengobrol dengan Rama saat mendapati anaknya menuruni anak tangga.

"Jalan sama temen doang kok Ma" jawab Dion kikuk.

"Temen apa temen?" sahut Rama.

"Pacar Bang, pacar. Puas?" Dion membenarkan.

"Tuh kan Ma, masih belum bisa cebok aja udah pacaran" ejek Rama.

Baru saja Dion ingin menyemprot kakaknya, ibunya mengujarkan suatu kalimat pembelaan padanya.

"Apa ah Rama, Dion udah besar. Kamu dulu umur segini malah gonta-ganti pacaran"

"Mampus" ucap Dion dengan wajah liciknya.

"Anak muda Ma, bebas" ucap Rama membela diri.

"Udah ah. Yon, pacar kamu kenalin lah ke mama" pinta ibunya.

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang