Author's POV
1 Tahun kemudian
"Ih, jail banget sih kamu. Sana ih hahahah, aku bilangin mama lo ntar. Udah dong hahahah," Rara tergelak geli karena gelitikan diperutnya tak kunjung dihentikan oleh sang kekasih.
"Bilangin aja wlekk. Suka banget aku gelitikin kamu, lucu abisnya."
"Tuh kan, HAHAHA udah dong. Capek tau, aku ngambek nih."
"Uluhh, jangan ngambek dong sayang. Ntar cantiknya ilang loh," rajuk si cowok.
"Bodo deh, gak cantik pun kamu tetep suka kan?"
"Iya-iya sejelek apapun kamu, aku tetep cintahh," ucap kekasihnya lalu mencubit pipi tirus Rara.
"Aduh, sakit tau. Bisa banget gombalan kamu hahaha."
"Ketawa mulu kamu nih. Keluar yuk, beli apa gitu, kemana gitu," ajak pacar Rara.
"Ayi aja, pamitin mama dulu gih."
"Siap bosque."
Rara mendatangi ibunya yang sedang berkutat didapurnya.
"Mama aku mau jalan ya sama dia," pamit Rara pada Luxiana sambil menunjuk lelaki disampingnya.
"Iya Te, Rara saya ajak jalan ya,"
"Loh, iya nggak apa-apa. Ya sudah, hati-hati ya," ucap Luxiana mengijinkan anaknya pergi bersama kekasihnya.
Setelah pamit dan salim pada ibunya, Rara beserta kekasihnya segera pergi tuk jalan-jalan.
••°••°••°••°••°••°••°••°••°••°
"ALVIN PUTRA!! Kamu nakal banget sih ya ampun ih, mana aku nggak bawa tissu lagi. Ini gimana bersihinnya, ih kamu nih," omel Rara karena ulah Alvin yang menoel pipinya. Tak apa jika menoel pipinya dengan tangan bersihnya, lah ini dengan tangan yang sudah sengaja dilimuri es krim manis dan lengket.
"HAHAHA, sini aku jilat pipi kamu biar bersih."
"Ih jangan apaan sih. Kamu kok jahil banget sih, aku ngambek nih."
Oh iya, sudah tahu kan pacar Rara sekarang? Alvin Putra, orang asing bagi Rara yang dengan gamblangnya mengucap cinta padanya satu tahun lalu. Kalian tahu bukan jawaban Rara saat itu? Ya, jawabannya tidak. Setelah insiden yang Rara alami, keadaan batin dan lahirnya tak semudah itu terobati, butuh waktu tuk memulainya. Dan Alvin, si orang asing itu selalu menemani Rara dari masa sulitnya hingga saat ini. Rara kembali. Rara menjadi gadis yang seperti dulu, gadis yang sebelumnya kalian tak tahu cirinya.
Ceria.
Senyum terpampang selalu bagi orang yang dilewatinya. Hubungan Rara dengan ibunya pun sudah jauh lebih baik, ya seperti hubungan anak dan ibu pada umumnya. Penuh kasih sayang.
"Huu, gitu mulu ngancemnya ya. Nggak kreatif banget ya kamu, kalau anceman kamu gitu ya aku nggak takut nih," ejek Alvin.
Rara mencubit perut Alvin gemas. "Nakal, nakal, nakal, na-" maki Rara terhenti karena panggilan seseorang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Novela JuvenilKenapa selalu aku yang tersakiti? Kenapa selalu aku yang menderita? Kenapa aku yang harus tersisihkan? Dan kenapa aku bisa mencintaimu? Valerinsya Fradella Bracley - "Seharusnya aku tak pernah mengenalmu". Tristan Alaric Dixon - "Maafkan aku, tapi a...