BAB 19

2K 82 7
                                    

Author's POV

"Pokoknya gue harus cari tahu" tekad Rara. Sejak ia mendengar percakapan Ina dengan seseorang itu, Rara sudah mulai curiga dengan Ina. Dia juga merasa bahwa Ina tidak benar-benar mencintai Dion, pasti ada suatu niat terselubung dibalik wajahnya yang elok itu. Apalagi Dion yang tak mudah percaya dengan ucapannya, ia harus berusaha extra demi sahabatnya ini. Terserah kalian mau berkata apa tentang Rara, yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara untuk mengungkap kebusukan Ina.

"Shit! Kok gak gue rekam waktu itu" rutuknya saat menyadari dirinya yang lupa untuk merekam semua pembicaraan Ina dengan orang misterius itu.

"Dion kok gak percaya sama gue sih?" sedihnya.

~Teneneng teneneng teneneng tenoneng~ (anggep aja suara panggilan masuk dari Line ._.)

"Ra, jalan yuk"

"Kemana?"

"Gak tahu deh, pokok ayo jalan. Aku sampe sana 10 menit lagi. Gak ada penolakan"

Tut. Tut. Tut.

"Aish, maksa banget sih" gerutunya. Siapa lagi jika bukan kekasihnya, Tristan?

Tidak sampai 10 menit Rara sudah siap dengan setelannya dan segera turun kebawah, dia bukanlah tipe cewek ribet, asalkan sudah rapi siaplah dia.

Ia mengunci pintu dari luar, kebetulan orang tua dan kakaknya sedang tidak ada dirumah, jadi ia tidak perlu ribet-ribet berpamitan dengan mereka. Tapi tenang saja, mereka tak akan terkunci dari luar, karena masing-masing dari anggota keluarganya mendapat 1 kunci cadangan rumah.

Tin. Tin. Tin.

Rara menoleh ke asal suara dan mendapati mobil Tristan yang telah terparkir di depan gerbang rumahnya.

"Katanya 10 menit, ini kurang dari 10 menit. Timer ku aja belum bunyi"

"Elah, pake di timer segala. Udah, yang penting kamu udah siap kan? Masuk cepet, kita berangkat" suruh Tristan.

"Iya iya" Rara memasuki mobil Tristan.

"Mau kemana sih Tris?" tanya Rara.

"Emm ke mall aja dulu yuk, temenin aku cari kemeja sama celana"

"Hmm oke" jawabnya lalu bermain iphonenya sebentar. Namun karena telah merasa mual, Rara kembali mengajak Tristan ngobrol hal-hal yang tidak begitu penting dan mengundang tawa dari keduanya.

"Udah ah, capek ketawa mulu" ucap Rara menyerah sambil memegangi perutnya yang terkocok karena ulah Tristan.

"Kamu gampang ketawa sih, masa aku cuma bilang gitu kamu udah ngakak" tangan kiri Tristan mengacak gemas puncak kepala Rara.

Rara mem-poutkan bibirnya lucu "Tumben beli kemeja? Mau buat apa?" tanyanya.

"Ya gak apa-apa dong, lagi pengen aja beli-beli baju" jawab Tristan santai.

"Gak boleh buang-buang uang Tris"

"Elah, cuma sekali-sekali doang Rara, yuk turun udah sampai"

Mereka berdua berjalan memasuki mall dan mencari toko yang menjual pakaian khusus pria.

"Itu tuh, ayo kesana" tunjuk Rara pada sebuah toko pakaian, ia menarik tangan Tristan menuju toko tersebut. Tristan yang ditarik pun hanya menurut mengikuti langkah Rara.

Tristan mulai memilih-milih baju yang sesuai dengan seleranya dibantu dengan Rara.

"Ini gimana?" tanya Tristan sambil memegang sepotong hoodie ditangannya.

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang