BAB 20

2.3K 87 0
                                    

Rara's POV

Hari pertama masuk sekolah.
Hari pertama kelas XII uyee.
Entah setan mana yang merasuki diriku sehingga aku bisa sangat bersemangat hari ini. Atau aku hanya rindu dengan suasana kelasku yang bisa dibilang kacau. Mungkin inilah yang disebut problema anak sekolah oleh banyak orang.

Kalau masuk sekolah, inginnya libur.
Kalau libur, inginnya masuk sekolah.

Ah, itu dia kelas baruku. Dimataku kelas itu begitu bersinar, aku tak sabar.

"Hai! Long time no see" oh God, ini masih pagi. Please, jangan merusak mood cerahku.

"Long time no see you too" jawabku dengan senyum.

"Wah, udah lama gak ketemu ya. Miss me?" Iuh boro-boro.

"Mau lo apasih Far?" tusukku akhirnya. Aku tidak bisa pura-pura baik kepada seseorang, apalagi orang itu adalah Farah.

"Hmm, makin berani ya lo" ucapnya mengejek sambil memutir ujung rambut ikalnya. Sejak kapan aku tidak berani dengannya?

"Berani juga pacaran sama Tristan" percayalah wajahnya telah berubah menjadi nenek lampir guys.

"Buat apa gue takut sama lo? Emang kalo gue pacaran sama Tristan harus ijin lo dulu gitu? lo mamanya?"

"Gue Farah, dan gue calon tunangannya Tristan"

"Masih calon kan? Jadi gue masih ada kesempatan dong?" jawabku menantang. Mana kupercaya dengan orang ini.

"Lo pikir lo siapa?" ucapnya.

"Gue Rara. Lo kok demen banget sih gangguin gue? Sampai males gue ngeladenin lo, cari kerjaan lain kek. Bantuin pak Untung bersihin sekolah lah sana"

"Sialan" ujarnya kehabisan kata-kata.

Rara win.

"Udah ya Far, ini tuh masih pagi. Lo baru aja ngerusak mood gue, kali ini gue masih bisa sabar. So, jangan ganggu gue, gue males ngadepin lo sama 2 sahabat lo ini. Eh atau dayang? Atau pembantu? Kalian berdua jangan gampang dibodohin deh sama Farah. Be smart girls, gue duluan bye" selesai sudah, mari lanjutkan hari cerah.

"Lo bakal nyesel Ra, gue jamin" suara Farah terdengar ditelingaku. Oke Rara, tenang dan jangan hiraukan, buatlah hari ini menjadi hari penuh warna. Kembali kulangkahkan kakiku menuju kelas baru.

Pagi-pagi udah ngerecokin aja.

"Hai Yon" sapaku pada Dion yang sedang asyik dengan handphonenya. Mungkin ia sedang asyik dengan pacarnya, Ina.

"Oit, hai Va" balasnya.

Seperti biasa, kami berjanjian untuk tetap duduk 1 meja.

"Eh Va, udah nonton Conjuring 2 belum?" tanya Dion tiba-tiba setelah aku duduk manis diatas kursi baruku.

"Belum lah, kan kalau gue mau nonton biasanya sama elo"

"Hehe iya deng, kan cuma gue sahabat tercintah, terkeceh, terbaik, terunyuh, ter-"

Kutempelkan telapak tanganku pada wajahnya, sungguh aku jijik dengan ucapannya tadi.

"Alah, elo mah gitu banget" sebalnya.

"Lo mau ngajakin gue emang?" tanyaku.

"Iya, sekalian double date"

"Double date?" tanyaku memastikan.

"Iya Va, bahasa inggris lo berapa sih. Ngakunya orang bule, gitu aja gak tau" anak ini.

"Enggak Yon, maksud gue lo beneran mau double date gitu?"

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang