Hai guys, aku mau kasih tahu di part 10 ada sedikit perubahan. Aku ganti tahunnya si Narinka, soalnya ada alur cerita beda yang muncul di otakku :v. Oke btw di part ini isinya unyu-unyuannya si Tristan Rara ya.
~~~~~~~~~
Author's POVPagi-pagi sekali Rara sudah sampai di sekolahnya, ia belum mengerjakan pr kimianya karena kemarin buku tulisnya tertinggal di sekolah, jadi mau tak mau Rara harus mengerjakannya di sekolah. Ia memasuki kelas dan belum didapatinya seorang pun di dalamnya. Inilah suasana yang ia perlukan untuk mengerjakan tugasnya. Apalagi mumpung hari masih pagi, otaknya benar-benar encer saat pagi seperti ini.
Padahal seharusnya mereka sudah santai dan tidak lagi mengerjakan tugas atau apalah ini. Tapi guru kimia, Bu. Ayu memang sangat rempong dan menyebalkan. Paling tidak itu yang ada dipikiran Rara.
Rara meletakkan tasnya lalu mulai mengerjakan tugas kimianya dengan serius. Saking seriusnya, ia tidak sadar jika Tristan sudah berdiri dihadapannya.
Tristan dengan santainya menepuk puncak kepala Rara tanpa memikirkan bagaimana reaksi Rara selanjutnya.
Sontak Rara sangat kaget, ia mendongak dan mendapati Tristan di depannya,
"Kamu Tristan, bikin kaget aja. Udah tahu aku kagetan masih aja ngagetin" ucap Rara mendumel.
Tristan terkikik geli melihat Rara yang menggerutu sebal.
"Tumben, pagi-pagi gini udah dateng"
"Ngerjain pr, kemarin ketinggalan dikelas" jawab Rara yang masih fokus mengerjakan prnya.
"Oh, nih aku bawain makan" Tristan menyodorkan sekotak makanan pada Rara.
"Kapan belinya? Kamu tahu aja aku lagi laper"
"Tadi pas aku lewat kelasmu aku gak sengaja liat kamu baru dateng, ya aku ke kantin bentar beliin kamu makan" jelas Tristan.
"Oh, makasih ya Tris" ujar Rara sambil tersenyum. Ia kembali melanjutkan prnya dan sesekali menyuapkan makanan pada mulutnya.
"Pagi banget kamu datengnya? Biasanya aja telatan" tanya Rara yang disambung dengan sindiran.
"Gak apa-apa dong, sekali-kali dateng pagi" jawab Tristan santai.
Tristan beralih menjadi duduk disamping Rara, bangku Dion. Dilihatinya Rara dari samping, baginya Rara sangat cantik. Namun, perasaan itu timbul lagi dihatinya yang membuat Tristan semakin bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
Tristan menggelengkan kepalanya menepis perasaan itu, ia harus fokus pada tujuan awalnya.
"Liatinnya biasa aja, sambil geleng-geleng lagi" sindir Rara, dari tadi ia melirik Tristan melalui ekor matanya.
"Iya habisnya kamu cantik" goda Tristan.
"Itu gombalnya gak lusuh apa? Buat ngegombal mulu" jawab Rara.
"Kalo buat kamu gak ada yang lusuh kok, semuanya rapi bersih, kayak cinta aku" (btw authornya juga geli nulis kek gitu)
"Tristan! Jijik tahu" protes Rara, ia menggeliat geli mendengar gombalan Tristan.
"Hahahaha, kamu lucu" tawa Tristan.
"Selesai" seru Rara saat prnya sudah diselesaikannya. Lalu mereka hanya mengobrol hal-hal yang tidak penting seperti kenapa seragam SMA warnanya putih abu-abu, kenapa mereka keturunan orang asing, dan masih banyak hal-hal tidak penting lainnya yang mereka bahas.
"Woy! Pagi-pagi udah pacaran wae, ini sekolah oy bukan taman" kata Dion yang baru memasuki kelasnya.
"Ganggu aja lo Yon, ya udah gue balik ke kelas ya, bye Ra" pamit Tristan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me?
Teen FictionKenapa selalu aku yang tersakiti? Kenapa selalu aku yang menderita? Kenapa aku yang harus tersisihkan? Dan kenapa aku bisa mencintaimu? Valerinsya Fradella Bracley - "Seharusnya aku tak pernah mengenalmu". Tristan Alaric Dixon - "Maafkan aku, tapi a...