"anda sudah menikah?" tanya dokter itu setelah memeriksaku.
"belum, memang kenapa? saya hamil, dok?"
"selamat.."
"selamat buat apa? dokter jangan bikin saya tambah sakit lagi dong"
"lagian anda tegang sekali sih? anda ini stress, jangan terlalu keras bekerja"
"ya gimana dok? pekerjaan kantor menuntut saya untuk bekerja keras malah lebih keras lagi"
"sudah punya pacar?"
"engghh.."
"saya sudah tau jawabannya, ini resepnya harus banyak - banyak refreshing, ya!"
"ya terimakasih, dok, saya permisi"
Maksudnya apa? Saya sudah tau jawabannya? emang di jidatku ditulis kalo aku jomblo? ah! sial. Awas aja ga bakal deh kesini lagi.
Kemudian aku menuju salah satu mall di daerah Jakarta Selatan, aku sekalian lunch disana, meminum beberapa obat dari resep dokter sok tahu itu. Tiba - tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang, aku pun menoleh kepadanya.
"Alista Emery?" tanyanya sambil memperhatikanku teliti.
"siapa ya?" tanyaku kembali, aku benar - benar ga tau siapa pria ini, wajahnya tampan sekali di lengkapi dengan rambut - rambut di kedua pipinya, tinggi dan berbadan atletis.
"gue, Baron"
Apa? Baron? Ga mungkin! Baron itu pendek, dekil, poninya belah tengah, jelek pokoknya. Tapi itu Baron 20 tahun yang lalu, kalo pria ini beneran Baron sungguh aku terkesima dia benar - benar merubah penampilannya, rambutnya tersusun rapih, putih serta aroma tubuhnya pasti bikin para wanita diluar sana klepek - klepek kalau dia lewat.
"Baron Alatas?" tanyaku memastikan.
"emang temen lo yang namanya Baron banyak, Ta?"
"engga sih cuma lo doang temen gue yang namanya Baron"
"oya, dua bulan lalu gue liat lo di majalah gitu, jadi direktur lo sekarang?"
"ya.. seenggaknya ga sia - sia juga sepuluh tahun gue ninggalin Indonesia"
"haha iya, lo hebat, Ta! ini nih yang gue suka dari lo, sederhana orangnya. Udah jadi direktur tetep makan di tempat rumahan kayak gini"
Eits iya, baru nyadar sekarang aku duduk di sebuah resto bertemakan adat Jawa gitu, lagian kok aku asal masuk aja tanpa lihat dulu padahal tadi pas di perjalanan menuju kesini aku pengen makan sushi karena udah lama ga makan makanan jepang itu.
Kemudian kami memilih beberapa menu untuk dimakan bersama. Dia memilihkan gudeg kering untukku rupanya dia masih ingat kalau makanan itu adalah makanan favoriteku.
"lo sakit, Ta?" tanyanya melihat beberapa obat di atas meja.
"ini obat perangsang haid" jawabku jujur dan memasukan obat - obat itu kedalam tasku.
"wah kayaknya gue bakal punya keponakan ni"
"gila! enggalah, gue cuma stress aja makanya telat"
"suami lo mana?" tanyanya ketika makanan kami sudah siap disajikan.
"lo ngeledek gue nih?"
"oh belum punya, pacar?"
"pengen sendiri aja, Ron, lo sendiri?"
"punya.." dia menahan omongannya. "tapi mau putus"
"kenapa?"
"kerjaannya shopping mulu, kalo pake duitnya sendiri sih gpp cuma masalahnya pake duit gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Lady
Novela JuvenilSebuah kisah cinta yang tak pernah usai dialami oleh seorang wanita karir yang sibuk bekerja dan menyesampingkan urusan cintanya. Namun, ketika teman - temannya sudah menikah Alista mulai kewalahan mencari cinta sejatinya. Dia terjebak dalam perang...