Karin's POV
Aku tidur di atas sofa tamu kantor, aku melihat Alista masih tertidur di kursinya. Jam menunjukkan pukul 6 pagi, kemudian aku keluar menyeduh susu di pantry. Para karyawan belum datang ya iyalah ya, mana ada kantor buka sepagi ini. Ketika selesai menelan habis susu yang kuseduh tadi tak disangka Alex datang sambil mengucek matanya, sepertinya dia baru bangun. Tunggu.. dia tidur dimana? Spontan aku langsung menutupi perutku dengan clemek di dekatku. Aku berpura - pura untuk memasak sesuatu. Alex lalu memelukku dari belakang, kakiku gemetar. Alex masih pagi nih.. aduuuhhh."kamu mau masak apa?" tanyanya berbisik di telingaku.
"masak apa kek, sudah sana, ganggu tau" kataku ketus padanya, tapi dia malah mempererat pelukannya.
"aku kangen kamu" katanya lalu mencium tengkukku, aneh rasanya, bulu kudukku merinding jantungku juga berdetak cepat sekali, aku merasakan kalau pagi itu aku sedang dirumah dan hanya ada kita berdua saja di dalamnya layaknya suami dan istri yang sedang berbulan madu.
Tapi semuanya sirna, Alista masuk. Ah ganggu aja nih orang. Alex melepas pelukannya, dan dengan tanpa bersalahnya Alista mengambil air dan minum di depan kami. Woi cepet pergi kek! ganggu banget sumpah!
"gue mau minum doang, sorry deh kalo ganggu"
"ganggu apa? emang kita ngapain?" tanyaku pura - pura kesal he he.
"kok nanya gue? lucu. Tenang Lex, security kantor ga naro CCTV disini, ga usah panik hahaha" kata Alista menggoda Alex yang agak gelisah ketika Alista datang. Setelah itu Alex keluar begitupun aku.
Setelah mandi aku touch up dan bersiap untuk bekerja hari ini. Aku sempat memikirkan kejadian tadi di pantry, asal kamu tau ya Lex aku juga rindu kamu dan tentunya Scarlatte merasakan hal yang sama denganku. Sabar ya, nak kita cari waktu yang tepat untuk bilang ke Ayah kamu.
Duh, kok perutku sakit gini, ya? Scarlatte kamu udah ga sabar ya pengen keluar dari perut mami? sabar ya sayang, tujuh bulan lagi kamu akan liat wajah mami mu yang cantik ini. Aku ga tau kenapa perutku hari itu sakit sekali, tapi ku tahan karena siang ini ada meeting dengan client.
"lo gpp, Rin? muka lo pucet" kata Alista khawatir padaku, aku menggelengkan kepala lalu memoles bibirku dengan red lipstick.
Setelah meeting, aku benar - benar ga kuat, perutku tambah sakit, Scarlatte kamu kenapa??? Astaga aku beneran udah ga kuat lagi perutku sakit sekali kemudian aku berjalan menuju toilet, aku bertemu dengan Alex dia tersenyum melihatku. Dengan menahan rasa sakit yang aku rasakan aku membalas senyumannya. Lalu kita berlalu begitu saja, namun Alex menarik tanganku.
"kamu lupa pake pembalut ya?" tanya Alex dengan polosnya dia menanyakan hal seperti itu, aku melihat bokongku alangkah kagetnya aku sudah begitu banyak darah bercucuran di kakiku, kemudian aku pingsan di pelukannya Alex aku hampir tak sadarkan diri. Yang aku ingat saat itu Alex berteriak meminta bantuan dan Alista datang.
"cepat panggil ambulan, gue ga mau dia keguguran" kata Alista yang bisa kuingat. Setelah itu aku tidak ingat apa yang terjadi lagi padaku. Saat itu aku berpikir Scarlatte akan pergi selamanya meninggalkanku, aku takut aku ga mau sendirian lagi, Scarlatte yang kuat ya sayang, mami akan coba bertahan demi kamu sayang.
Alista's POV
Ambulan membawa Karin ke rumah sakit dekat kantor, kakiku lemas melihat darah yang bercucuran dikakinya Karin, ya Tuhan semoga tidak terjadi apa - apa dengannya juga Scarlatte. Aku melihat Alex begitu khawatir pada Karin dia menangis di depanku. Kebetulan setelah Karin di bawa ke ruang UGD tinggal kami berdua yang ada di ruang tunggu."jadi Karin hamil?" tanyanya sambil menyeka air matanya.
"iya, Scarlatte udah 2 bulan.."
"siapa Scarlatte?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Lady
Teen FictionSebuah kisah cinta yang tak pernah usai dialami oleh seorang wanita karir yang sibuk bekerja dan menyesampingkan urusan cintanya. Namun, ketika teman - temannya sudah menikah Alista mulai kewalahan mencari cinta sejatinya. Dia terjebak dalam perang...