Marriage

18K 593 5
                                    

Aku terpaksa bangun pagi karna mama memaksaku untuk bangun, padahal ini masih jam 5 pagi. Hari ini hari minggu dan hari ini juga pernikahan yang tak pernah ku inginkan terjadi. Ku lihat wajahku dari pantulan cermin di depanku. Wajahku sudah di oles make up tipis oleh perias pengantin. "Mbak bisa tolong keluar sebentar." Ucapku pada perias tersebut. Perias itu mengangguk dan keluar dari kamarku. Tak lama air mataku terjatuh, kurang beberapa jam lagi aku sudah resmi jadi istri kak alpha, orang yang tak pernah ku cinta. Tak lama terdengar suara pintu kamarku di buka aku pun segera menghapus air mataku, untung saja make up yang ku gunakan tidak luntur begitu saja.

"Anak mama sudah cantik." Ucap mama sambil memegang pundakku dari belakang. Aku hanya tersenyum menahan sakitnya pernikahan ini.
"Maafkan mama sayang, mama tau kamu gak cinta sm alpha tapi mama yakin alpha bisa membuatmu bahagia sayang." Ucap mama sambil memelukku. Ku rasa mama sedang menangis. Sama seperti yang kulakukan sekarang memeluk mama dan menangis.
"jangan nangis dong sayang nanti make up nya luntur." Ucap mama melepaskan pelukan. Aku hanya tersenyum dan menghapus air mata yang mengalir begitu saja. Aku sedang tidak ingin bicara sekarang.
"Mama keluar dulu ya sayang, banyak tamu yang sudah datang di bawah. Jangan nangis lagi oke." lalu mama keluar kamarku begitu saja. Sungguh aku ingin kabur dari pernikahan ini, tetapi aku tidak bisa.
'Ya tuhan kenapa ini harus terjadi? Kenapa gak kakak aja yang nikah, kenapa harus aku? Gimana kalau aku hamil saat aku sekolah, ahhh tidak apa kata teman teman nanti.' gumamku sambil melihat ke arah cermin.

Jam 08.00

Dibawah keluarga kak alpha sudah datang dan tamu tamu pun sudah lebih banyak dari sebelumnya. Sebentar lagi acara akad nikah ini akan di laksanakan. Aku memandangi wajahku dari pantulan cermin. "Oh tidak..." teriakku yang tidak terlalu keras.
"apanya yang tidak?" Ucap kakakku yang tiba tiba saja ada di belakangku.
"Sejak kapan kakak di sini?" Tanyaku yang menoleh ke arah kak riska.
"Sejak kamu berteriak." Katanya sambil berjalan ke arahku. Aku langsung memeluk kak riska menumpahkan segala perih dengan menangis dan memeluknya.
"Kak aku gak mau ini terjadi kak... aku gak mau." Ucapku terisak.
"yang sabar ya sayang, kalau ada masalah apa apa cerita aja sama kakak." kak riska berusaha membuatku tenang.
"Tapi kakak kan jauh." Ucapku sambil memajukan bibirku.
"kan ada telephone. Udah dong jangan nangis lagi nanti make up nya luntur." Ucapnya sabil menghapus air mataku dengan tangannya.

Kak riska memang datang jauh jauh hanya untuk pernikahanku saja. Ya dia datang kemarin malam.

*ALPHA POV*

'Gila kenapa gua deg deg kan?'
'Mana sih putri? Kok gua ga ngeliat dia dari tadi.' Ucapku dalam hati sambil menoleh noleh mencari keberadaan calon istriku ini.

"Baik semuanya acara ijab kobul akan dilaksanakan, apakah mempelai pria sudah siap?" Tanya pak penghulu membuyarkan lamunanku. aku hanya mengangguk. dan mengucapkan ijab kobul dengan lancar. Setelah selesai akhirnya putri turun dari lantai 2 yang digandeng oleh saudaranya. jujur putri terlihat sangat cantik menggunakan kebayak itu. Dia sudah ada di sebelahku sekarang, dia mencium telapak tanganku dan aku mencium ujung kepalanya. Terlihat sekali dia habis nangis. setelah selesai acara, aku menemui teman teman papa, sedangkan putri dia sedang di make up untuk acara resepsi nanti malam.

SORENYA.

Aku menjemput putri di kamarnya. Sebenarnya sih aku gak akan mau kalau bukan mama yang nyuruh mana mau aku. Aku membuka pintu kamar putri. Aku kihat putri sudah siap. Dia terlihat amat sangat cantik menggunakan gaun itu.

"Ekhm." dehem putri.
"ayo ke bawah udah di tunggu tuh." ucapku membalikkan badan meninggalkan putri.

*PUTRI POV*

Aku menatap tubuhku yang sudah menggunakan gaun putih. Tak lama suara pintu di buka.

Ceklek...

ME AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang