uhb

14.5K 482 2
                                    

PUTRI POV

aku terbangun tepat pukul 5 karena alarm alpha berbunyi terus. Ku lihat di sebelahku sudah tidak ada alpha, perutku sudah bunyi pertanda lapar. Aku pun bangkit dan pergi menuju dapur. Ku lihat alpha sedang sibuk mengotak atik bumbu dapur, lebih tepatnya dia bingung.
"Pagi" sapanya yang masih mondar mandir tidak jelas.
"Pagi, lo ngapain mondar mandir ga jelas gitu?" tanyaku sambil mencari susu di dalam kulkas.
"emm....anu...itu loh."katanya glagapan.
"Apaan sih lo? Ngomong gak jelas banget." Aku berjalan ke arah meja makan.
"gua gak bisa masak." Aku yang mendengar perkataannya itu justru tertawa terbahak bahak.
"udah lo klk gak bisa masak minggir deh, ntar malah ancur ni dapur." Ucapku yang masih tertawa.
"Tapi kita bakal makan apa?" Tanyanya dengan wajah melas gitu.
"Gua yang masak dah, lo mandi cepet dari pada kita telat lagi entar." Aku pun mulai sibuk mengotak atik bumbu dan alat alat dapur. Sedangkan alpha, ia sedang mandi. Setelah selesai masak aku menaruh nasi goreng ala ku sendiri di atas meja makan, dan aku pun pergi mandi.

"Udah selesai?" Tanya alpha saat melihatku berjalan menuju kamar, aku hanya mengangguk tanpa melihat ke arahnya. Setelah selesai mandi dan merasa sudah siap aku menuju meja makan, disana terlihat alpha sedang duduk tanpa memakan nasi goreng buatanku.

"lo gak makan?" Tanyaku yang sepontan membuatnya kaget.
"Gua nungguin lo kali." Ucapnya.
"Ngapain nungguin gua? Makan aja kalo lo laper cepet kita telat kali!" Aku mulai kesal kalau seorang alpha membuatku blussing seperti ini. Aku langsung mengambil sedikit nasi goreng, lalu di taruh ke piring ku. Aku memakan nasi itu tanpa suara. Aku dan kak alpha selesai makan bersama, kami memutuskan untuk segera berangkat sekolah karna aku takut telat.

Saat di dalam mobil aku hanya diam berharap ada seorang yang mengajakku bicara, karna aku merasa bosan.
"Put..." panggil alpha yang spontan membuatku menoleh ke arahnya.
"ha?" Jawabku malas, kenapa harus bicara dengan orang ini lagi?
"Nanti pulang lo tungguin gua latian basket ya." Ucapnya.
"ogah, ogah banget gua nungguin lo, lo lama lagi, gua pulang sama..." ucapanku terpotong oleh alpha.
"Sama siapa?? Pacar lo?"tanyanya.
"Iya sama pacar gua, kenapa masalah buat lo?" Ucapku dengan nada kesal.
"Masalah lah kan gua suami lo." Ucapnya.
"hahaha... lo anggep gua istri? Sejak kapan?" sepertinya hari ini aku emosian, ada apa denganku?.
" sejak ijab kobul waktu itu." Ucapnya penuh penekanan di kata 'ijab kobul'.
Untung saja kita sudah sampai di sekolah jadi gua gak perlu ngelanjutin debat gak penting sama si cowok idiot itu. Gua turun dari mobil, dan gua liat vino sedang berjalan ke arahku.

"Put...." panggilnya yang berlari ke arahku.
" iya ada apa?" Tanyaku lembut sekali. Jujur aku mulai menyukai sosok Vino daripada Alpha suamiku.
"pulang bareng gua aja ya, ada yang mau gua omongin ke lo" ucapnya dengan mata penuh harap. Aku yang melihat wajahnya seperti itu tidak tega menolaknya lagian tadi aku sudah menolak kak alpha untuk pulang bersamanya, setelah sedikit lama aku berfikir aku pun mengangguk. Dan tanpa ku sadari dari tadi mobil kak alpha masih ada di belakangku. Aku yang kaget melihat mobil kak alpha masih di sebelahku dan masih ada kak alpha yang melihatiku di dalam mobil, aku spontan narik tangan vino menuju lorong sekolah. Entahlah apa yang akan kak alpha ha tanyakan setibaku di alpartemen nanti ku harap tidak buruk.
"Heii.." ucap vino mengagetkan ku.
"Kok berhenti?" Tanyaku kebingungan.
"Mau kemana lagi memang? Ini udh di dpn kelas kali." dia mencubit pipiku gemas.
"aduhhh sakittt.... heheh gua gak sadar" ucapku malu
"Yaelah orang lo dari tadi ngelamun, mikirin apa sih lo?" Tanya nya yang masih berdiri di dpn pintu kelas.
" ga ada kok gak mikir apa apa, udah ahh ayo masuk." Ucapku sambil pergi meninggalkan Vino yang sepertinya masih bingung dengan tingkahku. Baru saja aku duduk di bangkuku, Dinda sudah melontarkan beribu pertanyaan. Pertanyaan itu tentang kak alpha dan hubunganku dengan vino. Jujur ketika dia membicarakan alpha entah aku merasa hatiku sedanh di cabik cabik.
Dinda yang sendari tadi bertanya dan tidak ku jawab pun mulai kesal.
"Lo itu dengerin gua dong!!!" Teriak dinda di telingaku membuatku semqkin kesal karna sikapnya yang seenaknya sendiri.
"Lo itu bisa gak sih biasa aja ngomongnya? Gua denger apa yang lo bicarakan, vino kan? Gua sama vino gak ada hubungan apa apa, dan alpha? Lo kalau mau deketin dia deketin aja sendiri, gua capek!" Ucapku dengan nada sedikit marah dan beranjak pergi mendinggalkan kelas.
Aku jalan tanpa arah, saat di lorong sekolah tak sengaja aku menabrak orang yang sepertinya ku kenal dengan bau parfum orang yang kutabrak ini, Vino.
"Lo ngapain di luar kelas? dan lo nangis?" Ia mengusap air mataku yang entah sejak kapan menetes. Spontan aku memeluk vino, nyaman yang kurasakan saat di pelukannya. Tak beberapa lama aku kelepaskan pelukan itu, dan menghapus air mata yang mengalir di pipiku.
"Lo kenapa? Cerita aja sama gua." Ia memegang pundakku dengan sangat lembut. Jujur aku merasa nyaman dekat denganya tetapi aku ingat aku telah menjadi istri orang walau aku tak mencintainya.
"hm... gua... gua..." aku bingung harus bicara apa.
"Lo kenapa? Cerita sama gua" ucapnya dengan sangat lembut.
"Gua... gua kelilipan tadi." Ucapku diselingi dengan tawa kecil.
"hah?Lo serius?" Ucapnya yang sepertinya tidak percaya.
"Iya, ya udah gua ke toilet dulu,bye." Ucapku yang mulai melangkah pergi menuju toilet.

Saat di toilet ku cuci wajahku agar tidak terlihat aku habis menangis. Setelah merasa cukup, aku berjalan menuju kelas dan tak sengaja mataku melihat dinda sedang berbincang dengan kak alpha, yang terlihat seru. Melihat itu aku langsung menghentikan langkahku sebentar dan menarik nafas agar sedikit tenang berjalan di dekat mereka. tak lama aku pun melangkahkan kaki ku kembali saat aku mulai siap. Saat aku berjalan melewati mereka tak lama ada suara lelaki yang memanggilku.
"Put.." panggil seorang lelaki dari belakang yang kukenal suaranya, dia alpha. Aku langsung berbalik badan menghadap mereka, hanya berbalik badan dan tak melangkah mendekati mereka.
"Gua? Apa?" Tanyaku dengan nada malas yang kubuat buat. Jujur saja saat kak alpha memanggilku aku merasa sangat senang. Kak alpha mulai mendekatiku dan meninggalkan dinda yang masih berdiri di tempat. Sekilas kulirik wajah dinda yang sepertinya kesal padaku.
"Ada yang mau gua omongin ke lo." Ucapnya dengan senyuman.
"Apa? Cepat katakan" ucapku dengan wajah datar dan kesal karna dia cukup basa basi.
"Gua ngerasa nyaman sama lo." Ucapannya membuatku tersontak kaget, karna selama ini gua gak pernah membuatnya merasa nyaman dekat dengan gua.
"Kapan gua buat lo ngerasa nyaman?" Tanyaku dengan wajah bingung dan polos. Kulihat wajah kak alpha seperti memberi kode agar aku meng-iya kan apa yang iya bicarakan.
"Um... ya terus?" Yanyaku lagi setelah melihat wajah kak alpha.
"lo mau gak jadi pacar gua?" Ucapnya sambil memegang telapak tanganku. Gua kaget ketika dia bertingkah seperti itu di tempat seramai ini dan di tonton oleh banyak siswa. Gua juga bingung mau jawab apa karna gua juga sudah sah menjadi istrinya. Sekilas ku tatap wajah dinda yang sepertinya benar benar marah padaku, aku memalingkan wajah ku ke wajah kak alpha.
"put..." ucap kak alpha dengan nada penuh permohonan.
'kesambet setan apa nih orang? Dok romantis banget'-'' ucapku dalam hati.
"Ummmm..............i.......ya....." ucapku terpotong potong. Tiba tiba saja kak alpha memelukku dan berbisik di telingaku.
"ini cuma rekayasa, lo gak usah baper!" Ucapannya membuatku terasa terjatuh.

***
Haiiiii
Maaf ya baru update:v
Lagi sibuk mau ukk nih'-'
doain lancar ya...
Jgn lupa vote & komen
Makasih:)

ME AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang