#30

10.9K 430 60
                                    

"Buruan dong, emang apa yang buat lo malu?" Tanyaku berusaha membuka telapak tangan yang menutup wajahnya.

"Ehm... gue... gue... lupa cara nyetir." Ucapnya sambil menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi dengan muka polosnya.

"Demi apa? Berapa lama lo gak nyetir mobil?" aku rasa baru beberapa bulan kita nikah, dan mulai saat itu dia tak pernah menyetir. Apa secepat itu dia lupa?

"Entah." Wajahnya berubah polos lagi, dan aku memilih kembali bungkam.

"Al..." panggilnya tiba tiba.
"Ha?" Aku mengangkat kepalaku malas menatap putri.

"Gue bosen." Putri memasang wajah memelas.

"Terus?" Tanyaku bingung dengan apa yang putri bicarakan.

"Dasar gak peka!" Ya dia ngambek sekarang.

"Lo yang jelas lah kalau ngomong. Gak usah kode kodean, norak!" Ya, aku paling tidak suka dengan basa basi ataupun kode kode'an.

"Jalan jalan gitu, jangan di kamar terus, atau kita pulang hari ini aja?" Sekarang aku lelah dengan sikapnya yang banyak permintaan.

"Lo masih sakit, masih lemah, mending lo banyak'in istirahat biar bisa cepet pulang." Ucapku yang beranjak menuju sofa.

"Al... lo tau betapa bosennya hidup gue tidur di atas kasur yang sempit ini?"

"Itu salah lo, lo sok sok'an nyetir padahal lupa." Dia diam, tak mengeluarkan suara tapi wajahnya seperti sedang merangkai kata kata yang akan ia lontarkan.

"ya udah, lo ajarin gue nyetir setelah gue sembuh, ya?"

"Gak, gue mau Ujian Nasiona, mau belajar." Ucapku ketus.

Ku lirik sekilas wajah Putri berubah, yang awalnya ceria menjadi sedih. Tapi aku tetap bersikap cuek kepadanya walau hati kecilku tidak tega melihatnya dengan wajah sedihnya itu.

"Oh iya, lo mau ambil kuliah dimana?" Aku tidak menyangka jika Putri tiba - tiba menanyakan hal itu.

"Entah, tapi dari dulu gue punya cita - cita buat ambil kuliah di inggris. Tapi sekarang gue udah punya lo dan-" belum selesai aku bicara putri sudah memotong seperti biasa.

"Dan kayla? Udah kamu tetep kejar cita - cita kamu. Aku dan kayla tetep nungguin kamu pulang al." Terlihat wajah Putri tersenyum sendu. Aku tau dia rapuh mendengar perkataanku, apalagi dia mengubah kata 'lo - gue' menjadi 'aku-kamu" membuat nadanya menjadi sedikit lembut, sedikit.

Terjadi keheningan di antara kita hanya suara tv yang sedikit membuat ruangan ini tidak terlalu sepi. Setelah beberapa menit keheningan itu pun berganti dengan suara lembut kayla yang tiba tiba datang bersama mama, membuat senyum kembali mengembang di wajah Putri.

"Momy... kayla kesepian di rumah. Momy ama papa cepet pulang ya." Kayla berdiri menaiki kursi yang ada di sebelah kasur kayla.

"Kamu gak sekolah al?" Tanya mama yang menatapku kaget karna berada di sudut ruangan ini.

"Ma, kalau aku sekolah putri sapa yang jaga?" Aku masih asik bermain hp tanpa melihat mama yang menatapku.

"Eh aku bukan anak kecil lagi al! Ya kalau kamu mau sekolah ya sana, sapa juga yang nyuruh bolos." Putri tiba tiba langsung menyambar dengan nada kesal.

Aku memutar bola mata malas. Entah kenapa aku merasa Putri lebih sensitif akhir - akhir ini. Dia lebih ganpang tersinggung jika aku mengejeknya atau cuek kepadanya. Dan dia juga semakin manja mengalahkan kayla yang masih kecil.

"Dih sensi banget!" Aku melirik putri dengan tajam, kesal dengannya yang semakin hari semakin manja.

Karna bosan mendengar percakapan mama dan putri tentang hobi para perempuan yaitu shopping. Tanpa pamit kepada mereka aku langsung keluar kamar inap ini berniat untuk mencari udara segar dan makan.

ME AND YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang