*Miscarriage : keguguran
*Justin Bieber*
Aku segera berlari diantara lorong rumah sakit yang sepi dan mencekam itu. Jantungku terus memompa dengan kencang sampai-sampai aku tak kuat untuk menahannya.
"Just, Rose is... We lost your baby"
Telfon dari Barbara sore tadi benar-benar membuatku tak bisa berpikir dengan jernih, membuat Cody harus mengantarkanku kesini. Dia takut jika aku tak bisa menyetir dengan benar dan fokus.
"Damn!" Desisku.
Dari jendela kamar itu saja dapat kulihat Rose sedang terkulai lemas diatas ranjang, Barbara, Harry dan Zayn sudah berada didalam menemaninya.
Kusiapkan hatiku dulu baru aku membuka pintu itu perlahan.
"Just?!" Kejut Zayn, mereka pun memandangiku dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Sedih, iba dan kasihan.
Mataku yang berair melirik kearah Rose sebentar, dia terkulai lemas dengan mata sembabnya. Perutnya... Jangan ditanya lagi. Little Bieber telah pergi.
"Hust stop crying boy"
Zayn menuntun pundakku untuk keluar sebentar. Matanya mencuri pandangan pada Rose sebelum bibirnya terbuka dan mulai berbicara denganku.
"I'm sorry to hear that" desis Zayn padaku.
Dadaku terasa sangat sesak, bagaimana dengan Rose? Apa dia kuat mengetahui semua hal ini?
"Rose bilang dia tak dapat menelfon nomormu sore tadi, jadi dia menelfonku untuk membawanya ke rumah sakit"
"Shit!"
"Sepertinya dia terjatuh dari kamar mandi dan hal ini pun terjadi, aku sangat minta maaf"
"Thanks, Zayn" ujarku lirih.
"Berusalaha untuk tampak kuat untuknya, dia terus menangis seharian ini"
Aku terdiam sebentar, dadaku terasa semakin sesak saja. Aku harus tampak kuat untuknya meski aku sendiri tak kuat menghadapi semua ini.
"Just, Rose mencarimu" panggil Barbara.
Aku pun segera masuk kedalam dan meminta semua orang untuk keluar sebentar. Aku butuh waktu berdua dengan Rose.
"Just..."
Baru saja aku menutup pintu dan tersenyum padanya, dia sudah menangis sambil memanggil namaku.
"Rose"
Aku menghampirnya dan memeluknya dengan erat, dia menarik kaos hitamku kuat-kuat.
"Tenanglah, Rose"
"Little Bieber, Just. He's died! He's gone!" Teriaknya.
Aku semakin mengeratkan pelukanku, menahan berontakan dari Rose. Alhasil dia hanya bisa memukul-mukul dada dan lenganku.
"Tenanglah, Rose" pintaku lagi.
"Bagaimana aku bisa tenang?! Anakku mati dan kau menyuruhku tenang?!" Teriaknya marah padaku.
Aku tak mempedulikan amarahnya, ini hal yang wajar. Jadi aku terus mengelus halus punggung beserta rambutnya, membuatnya tenang dan nyaman adalah satu-satunya hal yang dapat aku lakukan.
"Just.... rghh... little Bieber is died!" isaknya tak berhenti-berhenti.
"Aku tahu, dia bukan hanya anakmu Rose. Little Bieber adalah aku dan dirimu, tentu saja aku sedih dengan hal ini. Tetapi jika kau terus menangis dan bersedih seperti ini apalagi tak mau makan, kau akan jatuh sakit" jelasku.
Terdengar Rose menghentikan tangisannya sejenak.
"Ingat, kau masih ada diriku Rose. Aku disini membutuhkanmu dan mencintaimu"
"Just?" Panggilnya.
"Apa?"
"Hmm kau hmm tak marah padaku kan?" Tanyanya dengan suara gemetaran.
Aku melepas pelukanku dan menatap kearah mata Rose begitu lama dan dalam. Langsung kucium bibirnya itu, rasa asin dari air matanya dan air mataku juga ikut masuk kedalam mulutku.
"You're all the matters to me, maybe little Bieber is died but remember me, I'm here for you, the one who needed you in this cruel world"
✨kasihan bener Rose and Justin keguguran :-(
btw UN semakin dekat.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive (The Wattys 2016)
Fanfic[COMPLETED]↪book 3 of GANGSTA TRILOGY {Go check PURPOSE for sequel} Justin Bieber ✖ Jason McCann Rose terjebak dalam kehidupan gangster yang keras dan penuh ancaman bersama suaminya itu untuk seumur hidup. ❗strong words and mature content #82 in ga...