*Rosella Bieber*
Seminggu sudah aku pergi dari rumah, dari Justin, dari suamiku. Selama itu pula aku dengar dari Harry jika Justin mengalami overdosis obat-obatan sampai harus dibawa ke rumah sakit.
Otakku dan hatiku berperang untuk datang menjenguknya atau tidak. Melihatnya kesakitan tentu saja aku khawatir padanya, sangat khawatir padanya. Tapi otakku melarangku, Justin telah menyakitiku malam itu. Memori mengerikan itu tak akan pernah hilang dariku.
Tapi malam ini telah kubuat keputusan yang kubuat dari hati, aku akan pulang ke rumah, pulang pada Justin. Mungkin waktu marahku harus aku akhiri karena aku merindukannya dan (mungkin) Justin memerlukaku.
"Are you okay,Rose?" Tanya Harry memegang pundakku saat aku akan turun dari mobil birunya.
"I'm fine, thanks for everything; not telling Justin if I'm at your place terutama"
"Anything for you"
"So bye"
"Bye"
Dengan itu aku pun turun dari mobil Harry dan berjalan menapaki jalan setapak menuju pintu utama rumahku, kudorong dan ternyata pintunya tidak terkunci.
"Just?" Panggilku, bau alkohol tercium dengan tajam diruang tengah. Beberapa botol bir berserakan diatas meja dan juga sofa. Lalu kulihat lelaki berambut cokelat emas itu tertunduk diatas lantai.
"Just? Are you okay?" Tanyaku yang membuat mata hazelnya melebar melihatku.
"Rose? Its you? Fucking god"
Dengan lemas Justin berdiri dan nyaris membuat dirinya terjatuh dilantai, dia mabuk sepertinya.
"Where have you been? I'm so worried bout you i-"
Lalu dengan cepat dan erat Justin memeluk tubuhku, membuatku sedikit terlonjak karena tangannya menekan luka selfharm ku di lengan.
"Awww" erangku, dengan susah payah aku menahan suara untuk keluar tapi nyatanya rasa sakit itu tidak bisa ditahan.
"What's wrong?" Tanya Justin yang merasa keanehan, dia melihat kearah lenganku dan sedetik kemudian dengan kasar dia menariknya.
"Just!" Pekikku.
"Fuck no!" Matanya yang dingin bertemu dengan mata hitamku yang ketakutan.
"Shit" umpatku pelan.
"Kau melakukan selfharm lagi,huh?! Sudah berapa kali kau berjanji menghindarinya, tapi kau selalu saja mengingkarinya... lagi dan lagi!" Bentak Justin padaku.
Dia memegang kedua pundakku begitu erat, kedua mata yang dipenuhi rasa marah dan kesal bercampur membuat suasana kembali mencekam disini. Aku datang untuk menemui Justin, bukannya pertengkaran seperti ini.
"Kau sudah lebih dewasa,Rose! Kau sudah menikah dan kau melakukan slefharm seperti ini?!"
Aku hanya menatapi lantai yang dingin itu, tangisan tak dapat aku bendung lagi saat kata-kata kasar Justin keluar dari mulutnya.
"Kenapa kau lakukan ini Rose?! Aku adalah suamimu sekarang, kau ingat we're together in joy and poor, right?!"
Sad, anger, anxiety, over thinking, scared all of my worst feelings become one and makes my heart so dripped out.
"Aku selalu disampingmu selama ini, apa yang terjadi?!"
"Yang terjadi?! Aku begitu stress menghadapi semua ini, Just! Kau tahu?" Bentakku.
Aku menghirup nafasku dalam-dalam sebelum aku melanjutkan perkataanku lagi.
"Semua masalah yang aku hadapi membuatku gila! Pertama, kau tak menghiraukanku saat kehamilan Drew! Kau mengacuhkanku seolah kau menyalahkanku atas kehamilan anakmu ini!" Teriakku dengan frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Survive (The Wattys 2016)
Fiksi Penggemar[COMPLETED]↪book 3 of GANGSTA TRILOGY {Go check PURPOSE for sequel} Justin Bieber ✖ Jason McCann Rose terjebak dalam kehidupan gangster yang keras dan penuh ancaman bersama suaminya itu untuk seumur hidup. ❗strong words and mature content #82 in ga...