Daddy Kink

2.5K 276 58
                                    

silent reader pls lo semua harus hargain gw yang udah mikir alur, ngetik >:-(

Pencet bintang apa susahnya yawlo, apa harus gw apdet sebulan sekali?? :-/

*Rosella Bieber*

Mataku menatap nanar Justin dan Zayn secara bergantian, ada sesuatu yang mereka dendamkan satu-sama lain. Tentu saja mereka menyembunyikan hal itu dariku.

"What do you mean, Just?!"

"let's go!"

"Hei! Argh" teriakku terkejut atas apa yang barusan Justin lakukan. Dengan cekatan dia mengangkat tubuhku keatas pundaknya, sehingga kakiku berada didepan dadanya dan tubuhku terjungkal dibelakang.

"Turunkan aku!" Pekikku sembari memukuli punggungnya.

"No!" Jawabnya begitu datar dan tegas.

Dari suaranya yang serak, Justin terdengar begitu menahan amarah atau mungkin tangisan. Jadi kuputuskan aku akan diam saja selama perjalanan, aku tak ingin dia marah-marah saat menyetir mobil, yang ada kita berdua akan terluka. Terutama Justin, aku tak ingin dia sampai terluka.

Kurang lebih selama 15 menit aku dan Justin hanya saling diam di dalam mobil.

Sejujurnya aku tak bisa marah jika melihat wajahnya, karena Justin lah kelemahanku. Aku bisa tenang hanya dengan melihat dikedua matanya, ketika hangat kulitnya menyentuhku perlahan apalagi saat bibir lembutnya menciumku. Semuanya adalah hal-hal yang menurutku menenangkan.

Sesekali aku meliriknya dan mengagumi ketampanan yang dimilikinya. Rambut cokelat emasnya yang berantakan, alisnya yang tebal, mata hazelnya yang indah, hidungnya yang mancung, bibir pinknya yang seksi dan tebal.

Untuk beberapa saat aku berpikir dia bukan lagi manusia. Mungkin dia malaikat yang menjadi manusia.

"Come on!" Ujar Justin begitu dingin saat membukakan pintu mobil untukku. Lamunanku tentang sisi baik darinya langsung hilang seketika.

"I can walk by my self, Just!"

Tanpa basa-basi dia langsung menggendongku lagi, tangannya terasa begitu erat menggenggam pinggulku. Langkahnya pun berjalan dengan kasar dan besar, aku pikir amarahnya kembali menyerang.

"Put me down!" Aku terus memukuli punggung Justin dengan kedua tanganku yang lemah, dengan melihat cara Justin menggendongku dia telah berhasil membuatku merasa pusing. Tidak bisakah dia menggendongku dengan ala bridal, huh?

"Put me down! Hei!"

"Seperti yang kau inginkan, Rose!"

*BRAK*

Dalam hitungan detik sesuatu yang tidak dapat dipercaya terjadi, tubuhku terhempas dan menghantam kasur dengan kasar. Justin menjatuhkanku begitu saja dengan amarah.

"Argh! Just!" Teriakku kesakitan.

"Aku benar-benar muak denganmu, Rose!"

*Justin Bieber*

Sudah cukup aku memendam semua rasa dendam ini. Apalagi sekarang Zayn membuatku benar-benar cemburu.

"Mencium Zayn? Memang kau istri siapa?! Kau ingin menyelingkuhiku hah?" Bentakku.

"Just, kau tahu sahabatku terluka dan kita meninggalkannya begitu saja?"

"Shut the fuck up Rose!"

"But Za-"

*PRAK*

Sebuah tamparan pun mendarat di pipi Rose dengan keras, tanganku sudah tak dapat lagi menahan untuk bertindak. Bisakah dia berhenti menyebut nama bajingan itu? Dia membuatku bertindak kasar saja.

"Just?" Tanyanya dalam ketidak percayaan. Dia terus memegangi pipi kirinya yang memerah. Tangisan pun menuruni wajahnya dengan deras.

"You're so-"

"Kau menyebut nama lelaki bajingan itu lagi, maka kedua pipimu akan memerah di tanganku!" Decakku begitu marah.

Darah mengalir dengan deras ke seluruh tubuhku, suhu tubuhku pun menjadi panas. Api cemburu telah membakarku, tapi bukan hanya itu, ini masalah kepercayaan. Rose tidak mempercayaiku, dia lebih mempercayai mulut besar Hailey dan Jason.

"Why you kissed him?!"

Rose terdiam, matanya memerah karena tangisan. Untuk pertama kalinya aku tak merasa kasihan melihat dia seperti ini, aku ingin dia sadar jika akulah suaminya. Akulah yang memiliki seluruh tubuhnya dan akulah yang harusnya dia percaya.

"I'm your husband! Not him! Not Zayn! You supposed to kiss me!"

"Then why you fucked Hailey?! I'm your wife! You supposed to fuck me!"

Entah dari mana sebuah senyumam lepas dari bibirku. Melihat tubuh Rose diatas tempat tidur kita.

Dimana biasanya kita saling berpelukan, berciuman dan bercinta. Aku akan memeluk tubuhnya dan menciumi setiap inchi kulit tubuhnya. Pipinya yang memerah karena tamparanku seharusnya memerah karena aku menciumnya, tapi aku tak bisa membiarkan hal ini terjadi. Bisa-bisa keluarga ku hancur ditangan Jason.

"Hal apa yang akan membuatmu percaya?" Tanyaku dengan nada yang berbeda.

"Video itu seratus persen mirip dengan mu, Just!"

"But don't you remember, Jason?! He's my twin, so he's fucking looks like me!"

Amarahku kembali memuncak, aku tak bisa melihat Rose terus marah dan malah pergi berduaan dengan Zayn. Aku tak akan melepaskannya lagi kali ini.

"I'll make you regret for your words tonight! You'll regret for kissed those bastard! I'll make you believe me!"

"Just-rgh-what?"

"Call me daddy, bae"



gue bikin apaan ini fak, gak ada ide sumpah >:-(

Justin punya daddy kink...
YAY or NAY?

Comment for naena ;-)

💕 salam bang botak

Survive (The Wattys 2016)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang