*Rosella Douglas*
Aku dan Justin berlarian diantara lautan orang yang sedang menikmati festival bunga di pusat kota Pasadena. Tangannya menggenggamku erat dengan wajah yang sangat panik, membuatku menjadi ketakutan.
"What happen, Just?" Tanyaku dengan nafas yang terengah-engah.
Justin membungkuk sambil memegangi kedua lututnya, kita sama-sama lelahnya setelah berlarian tak jelas kesegala arah.
Rencanaku untuk membuatnya bahagia dan melupakan kesedihan setelah mengetahui kematian keluarga Bieber pun gagal. Selalu saja ada yang mengganggu kebahagiaan kita berdua.
"Apa itu Jason?" Tanyaku ketakutan.
"Rose!"
Belum sempat Justin menjawabnya aku sudah mengetahui siapa yang mengejarku sedari tadi.
"Dad?!"
Kita hanya saling tatap, hampir dua tahun aku tak pernah melihatnya. Aku merindukannya.
"Oh my god, Dad"
Dengan cepat aku pun memeluknya, menghirup aroma tubuh ayahku yang sangat aku rindukan. Tapi kali ini sepertinya aku mencium aroma alkohol di bajunya. Sudahlah.
"Oh Rose, bagaimana kabarmu?" Tanyanya baik, tapi saat aku melihat Liam dan satu bodyguard berdiri dibelakang aku pun langsung melepaskan pelukan diayahku.
"What's wrong, honey?"
Aku menggeleng kepalaku dan berdiri dibelakang Justin, tak ingin ayah untuk menculikku dan membawaku kembali ke rumah.
"Berjanjilah, jika kau tak mempunyai rencana untuk membawa pergi Rose dariku" ujar Justin pada ayahku tegas, setelah menjawabnya dengan anggukan yang terpaksa kita berlima pun pergi ke suatu restaurant di seberang jalan untuk mengobrol.
"Apa yang ayah lakukan disini?" Tanyaku dengan kaku.
"As always, drugs" jawabnya santai yang langsung membuatku terkejut.
"What? Drugs?!"
Kedua bola mata ayahku langsung membesar secara sempurna, dia menjadi gugup mendengar pertanyaanku tadi. Something wrong with him?
"N-no I mean aku harus berkutbah masalah drug disini, banyak remaja yang terjebak bukan?"
Aku pun mengangguk dan mengiyakan penjelasan ayahku dengan cepat, oh aku sangat merindukannya.
"Lalu bagaimana dengan kalian berdua?"
Aku dan Justin saling bertatap-tatapan sebetar lalu aku rasakan tangan kanan Justin memegang tangan kananku juga.
"W-wait what the hell ring is it?" Kejut ayahku menunjuk cincin pernikahanku.
"Kita sudah menikah" jelas Justin begitu singkat dan padat.
"What the fu- kalian benar-benar gila!"
Ayahku mengacak rambutnya frustasi, kudengar umpatan terus terselip dimulutnya itu. Liam yang berdiri disamping ayahku pun juga ikut terkejut.
"Hampir 2 tahun kalian pergi dan sekarang kalian sudah menikah? What the hell guys rgh"
Aku dan Justin hanya diam melihati tingkah ayahku yang masih tak percaya dengan kenyataan ini, membuat suasana disini bertambah canggung.
"Sudah berapa lama kalian menikah?"
"Hm 18 bulan" jawab Justin.
"I told you dad, I'm so serious with all of my decision. I love Justin and I want to spend my rest of life with him" terangku membuat ayah melihatku dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.
"Ok now, we should go dad, thanks" ujar Justin memanggil ayahku dengan dad, semakin membuat ayahku terkejut. Biasanya Justin hanya memanggil namanya, Dave.
"Bye dad"
Aku pun memeluknya erat untuk sekali lagi sebelum pergi. Sedangkan suamiku hanya menjabat tangannya dengan kaku. Keadaan ini sudah lebih baik dari pada dulu, biasanya mereka akan berkelahi dan berakhir dengan luka dan tangis.
"And don't you dare to follow us" ujar Justin yang terdengar seperti sebuah ancaman.
✨w lg dirumah nenek gw di Blitar :-)
ilavsyu babes
Comment 4 next....
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive (The Wattys 2016)
Fanfiction[COMPLETED]↪book 3 of GANGSTA TRILOGY {Go check PURPOSE for sequel} Justin Bieber ✖ Jason McCann Rose terjebak dalam kehidupan gangster yang keras dan penuh ancaman bersama suaminya itu untuk seumur hidup. ❗strong words and mature content #82 in ga...