*Rosella Bieber*
Sudah seminggu aku hidup dalam siksaan. Baik secara fisik maupun batin, semuanya aku dapatkan dari Jason dan juga Hailey. Setiap malam Jason akan memulai kebiasan buruknya itu padaku. Tetapi bukan hanya malam saja, dia akan melakukan apapun yang dia inginkan tanpa kenal waktu. Entah itu pagi, siang atau pun malam. Entah bagaimana keadaanku dia akan memaksaku.
Bagaimana aku dapat mengelak darinya jika setiap saat tanganku diikatnya dengan tali atau bahkan diborgol. Dan semua memori mengerikan itu akan abadi diingatanku, tetapi bukan itu yang membuatku ketakutan. Ada satu hal yang membuatku merinding setiap kali aku memikirkanya, bagaimana jika aku sampai hamil karena ulah Jason. Karena lelaki sialan itu tidak pernah mengenakan pelindung atau memberiku pil untuk mencegah kehamilan.
Tetapi setidaknya semua rasa sakit itu berakhir untuk sesaat ketika Justin datang. Rasanya seperti ada superhero yang datang menolongku, tetapi bukankah dari dulu Justin memang guardian angel ku? Bahkan sejak awal kita bertemu sekalipun, dia sudah menolongku dari pembunuhan itu. Gejolak bahagia didalam dadaku pun tak bisa kutahan, tangisan tak dapat terelakkan dari wajahku dan juga Justin. Aku dapat melihatnya menangis meskipun dia mencoba mengelak dengan menghapusnya.
Dan kini, saat aku hanya melihati wajahnya dan dia sudah mengerti maksudku, bibir Justin secara lembut mengecup bibirku. Begitu nikmat dan juga hangat. Inilah yang aku inginkan selama ini, sentuhan dari tubuh Justin dan bukannya Jason.
"Come back for me, okay?" Tanyaku memastikan.
"I promise you"
Dan dengan berat aku pun meninggalkan Justin bersama si monster aka Jason. Bagaimana jika Justin terluka atau bahkan lebih parah? Aku telah melalui tahap dimana Justin akan pergi meninggalkanku selamanya beberapa tahun yang lalu dan aku tak ingin hal mengerikan tersebut terulang kembali.
Tetapi aku bisa apa? Aku bahkan tak pernah memegang pistol, aku juga tak bisa bela diri atau berkelahi. Aku hanya dapat melihatinya dan mungkin aku hanya akan merepotinya. Lebih baik sekarang aku mengikuti perintah Justin untuk menemui teman-teman dibawah. Pasti ada Zayn, Harry dan juga Cody yang membantu Justin disini.
Tetapi belum sempat aku menginjakkan kakiku di anak tangga. Tiba-tiba saja,
"ARGHAAAH!!" teriakku.
Sebuah benda dengan keras memukul kepalaku dari belakang. Sampai-sampai membuat tubuhku terjatuh dan terguling-guling menuruni setiap undak tangga.
"Rgh fuck" erangku kesakitan saat tubuhku sudah mencapai lantai bawah.
Aku meringkuk kesakitan bukan hanya karena kepalaku yang terkena pukulan keras tadi, tapi juga setiap benturan yang mengenai tubuhku membuatku begitu tak berdaya.
"Oh Justin sudah datang menolongmu, huh?"
Dengan pandangan yang masih kabur, aku sudah dapat mengenali pemilik suara ini. Siapa lagi perempuan yang memiliki dendam terpendam padaku jika bukan Hailey. Fuck this lilte blonde bitch.
"Fuck off!" Teriakku padanya.
"Haha kau tahu cerita lucu dan tragis yang akan terjadi malam ini?" Hailey yang semula berdiri memutuskan untuk berjongkok didepanku, dia menatapiku dengan kedua matanya yang dipenuhi oleh kebencian.
Kemudian dengan cepat dia langsung menjambak rambutku dan menariknya untuk lebih mendekat kewajahnya. Shit.
"Arghah lepas"
"Justin datang menyelamatkanmu tapi kau akan mati disini! Lebih tepatnya, kau akan mati di-ta-ngan-ku! Haha!" Ujarnya penuh dengan kepercayaan diri. "Lalu setelah itu, aku dan Justin akan hidup bersama, bahagia seperti dulu!"
"Bullshit!" Balasku yang membuat amarahnya semakin memuncak. Hailey mengeratkan cengkeramannya dirambutku dan kemudian menghempaskannya dengan kasar. Membuat kepalaku lagi-lagi terbentur ubin lantai yang dingin dan keras.
Aku terdiam sejenak, darah di keningku kini mulai turun menuruni setiap lekuk diwajahku. Aku harus memikirkan langkah yang akan aku ambil selanjutnya. Aku harus dapat melawannya, tak mungkin kugantungkan diriku pada Justin lagi. Apalagi dia sekarang sedang mengurusi Jason diatas. Aku harus bangkit dan berdiri untuk melawannya.
"Mau melawanku, little bitch?"
"Arghaaah!!"
Tanpa pikir panjang lagi, kaki Hailey langsung menendang perutku dengan kerasnya. Apalagi sepatu boot yang dia kenakan mampu membuat darah langsung memuncrat dari mulutku.
Shit.
Aku meringkuk dalam kesakitan yang sama, tak dapat melawannya dan hanya dapat menggantungkan nasibku pada Justin saja.
"Kau begitu tak tahu diuntung ya, sudah aku ulur-ulur kematianmu dan kau malah melawanku?!"
Dapat kulihat Hailey mengeluarkan sebuah pistol yang ia simpan disela-sela bootnya.
"Dan kini aku akan mempercepat kematianmu! Ucapkanlah salam perpisahanmu, wanita jalang!"
Dengan lantang Hailey mengarahkan pistolnya kearahku, dan saat jari telunjuknya mulai menekan pelatuk pistol tersebut maka semuanya akan berakhir disini. Aku akan meninggalkan semuanya malam ini, semuanya.
Jantungku berdetak semakin kencang seiring dengan air mataku yang turun semakin deras. Aku tak menyangka perjalanan hidupku akan berakhir malam ini, aku akan meninggalkan Justin beberapa menit atau bahkan detik lagi.
Aku tak menyesali pilihanku jika ini adalah akibat dari aku mengenal Justin. Aku tak menyesali saat aku menerima tawaran kencannya dulu. Saat aku lebih memilih tinggal bersama dirinya dari pada tinggal dirumahku, bahkan aku lebih memilih Justin dari pada ayahku.
Malahan aku bersyukur Tuhan telah mempertemukan kita berdua malam itu, karena kau adalah hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku. Selama hampir 6 tahun kuhabiskan waktuku hanya bersamamu dan aku menikmati setiap detik yang berlalu.
Mulai dari kita masih berpacaran, kemudian kita menikah dan nyaris memiliki anak meskipun akhirnya aku harus keguguran. Aku menyukainya, meskipun kita hidup dipenuhi oleh berbagai masalah. Aku akan terus bersamamu dalam waktu suka dan duka.
Semua kata-kata yang aku ucapkan tak akan sanggup menjelaskan betapa berartinya kau dihidupku. Dalam hidup dan mati, aku akan tetap mencintaimu, Justinku.
Entah, setelah aku pergi mungkin kau akan menemukan sesosok wanita baru yang akan menggantikanku. Kau akan melupakanku karena kau akan menyebut nama wanita baru itu disetiap nafasmu. Kau begitu mencintainya, menyayanginya dan selalu melindunginya sebagaimana kau memperlakukanku.
Kemudian, wajahku, makanan favoritku, tanggal lahirku, tanggal anniversary antara kau dan aku, pasti akan tergantikan dan terlupakan. Tapi tidak denganku, aku akan terus hafal dengan setiap detail darimu.
Wanita yang akan memilikimu selanjutnya pastinya adalah wanita terberuntung didunia, karena dia memiliki suami yang tampan dan menyayanginya sepenuh jiwa. Kau akan menciumnya dengan bibir lembutmu, memeluknya dengan tangan besarmu, mencintainya dengan sepenuh hatimu.
Sedangkan aku... berharap kau tak akan pernah melupakanku. Dan tak lama lagi, aku hanyalah sebuah memori. Dan tak lama lagi, kau bukanlah Justinku lagi.
Dengan tetesan air mata terakhirku, dengan detakan jantung terakhirku dan dengan hembusan nafas terakhirku,
I love you and I will love you until i die, and if there's life after that, I'll love you then, Just.
*DOR*
✨
Wew kepanjangen y
:"-(surprise)-":
NTAR KALIAN BISA TANYA2 APAPUN DI CHARACTER ASK YAAA... SEBENTAR LAGI GUE POST KOK
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive (The Wattys 2016)
Fanfic[COMPLETED]↪book 3 of GANGSTA TRILOGY {Go check PURPOSE for sequel} Justin Bieber ✖ Jason McCann Rose terjebak dalam kehidupan gangster yang keras dan penuh ancaman bersama suaminya itu untuk seumur hidup. ❗strong words and mature content #82 in ga...