[COMPLETED]↪book 3 of GANGSTA TRILOGY
{Go check PURPOSE for sequel}
Justin Bieber ✖ Jason McCann
Rose terjebak dalam kehidupan gangster yang keras dan penuh ancaman bersama suaminya itu untuk seumur hidup.
❗strong words and mature content
#82 in ga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*JustinBieber*
Jantungku berdegup kencang saat Rose menelfonku, apalagi saat dia terus berteriak dan mematikan telfonnya tanpa alasan yang jelas. Apa yang sebenarnya terjadi dengan istriku?
Pikiran negatif pun terus memenuhi benakku, segera aku ambil kunci mobil dan melesat pergi ke rumah Zayn dengan kecepatan diluar batas. Untung saja tengah malam seperti ini tidak ada lagi polisi yang berjaga dipinggir jalan.
Mengingat Zayn rasa benci yang teramat dalam pun muncul kembali, dia sama sekali tak pantas mendapatkan Rose. Bahkan mendapat perhatiannya aku rasa dunia terlalu baik padanya. Rose tidak tahu apa yang telah sebenarnya Zayn lakukan padanya dulu. Semua ini dimulai bersamaan saat aku pertama kali bertemu dengan Rose. Disaat aku menyelamatkan hidupnya, Zayn juga ada disana.
*Rosella Bieber*
Terus kuingat jalan kembali ke rumah Zayn. Aku harap Liam dan temannya itu sudah pergi dari sana. Zayn dalam keadaan terluka dan aku harus segera menolongnya.
"Zayn!" Teriakku saat memasuki halaman kecil rumah miliknya, kudorong pintu kayu itu dengan kasar dan menemukan Zayn tertunduk diatas sofa ruang utama.
"Oh my god are you okay?!"
Kupegang lengannya yang robek karena ulah gila Liam. Dengan wajah khawatir aku terus mengamati lukanya sembari menggenggam tangannya dengan erat. Pikiranku masih tidak dapat berpikir apa yang harus kulakukan sekarang.
"Hum" aku lihat Zayn malah tertawa kecil melihatiku.
"Ada apa?" Tanyaku lirih memutar kedua bola mataku dengan malas.
"Aku sangat khawatir padamu kau tahu, aku takut kau terluka"
Seketika aku terdiam dibuatnya, selama semalaman Zayn tak pernah mengeluarkan kata manis seperti itu. Dia selalu menyuruhku kembali ke rumah bersama Justin dan untuk tetap berpikiran positif tentang Hailey.
"Kau yang terluka, khawatirkan tentang dirimu" ujarku begitu kikuk.
Zayn tersenyum manis padaku, tatapannya kali ini sangatlah beda, begitu dalam dan hangat. Dan detik itu juga kusadari jika warna mata kita hampir sama. Hitam dan cokelat tua.
"Zayn?" Desisku, lidahku terasa kelu seketika saat tangan besarnya memegang pipiku lembut.
"I miss you, Rose"
Sedetik kemudian bibirnya yang lembut menciumku, aku yang terkejut hanya bisa terpatung dipelukannya. Mataku yang masih terbuka dengan jelas melihat mata Zayn didepanku terpejam seolah ia begitu menikmati ciumannya ini.
Bibirnya terus melumat bibirku dengan lembut dan pelan. Lalu aku teringat Justin, ini salah. Aku mencium lelaki lain selain Justin.
"Rose!" Teriak Justin yang tiba-tiba masuk kedalam ruang pendengaranku. Dengan cepat aku mendorong dada Zayn untuk menjauh dariku, tapi belum sempat bibir kita terlepas-
"The fuck guys!" Pekik Justin langsung mendorong tubuh Zayn menjauh.
Justin tarik krah jaket hitam milik Zayn dengan erat, dia angkat sedikit keatas dan membuat sahabatku itu kesulitan bernafas.
"Just stop!" Teriakku menarik jaketnya. Dia menatapku dengan amarah dan mendorong tubuhku untuk menjauh darinya.
"Argh" teriakku kesakitan atas tindakan kasar Justin, aku terjatuh dilantai dan Justin sama sekali tak melirikku.
Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang barusan Justin perbuat padaku, matanya terasa menghitam dan seluruh lengannya tampak otot-otot menjalar dengan kuat. Ini pertama kalinya Justin berbuat kasar padaku.
"Just stop! Lengan Zayn terluka!" Teriakku lagi.
"Apa kau peduli dengannya?!" Bentaknya.
"Tentu saja, bodoh!"
Justin tersenyum miring, dia melepas dan juga mendorong tubuh Zayn ke lantai.
"Hatiku juga terluka! Apa kau tidak peduli denganku hah?!"
Hening.
Itulah suasana saat Justin berteriak didepan mukaku sambil memegang kedua pundakku begitu erat. Aku rasa cengkeramnnya semakin kuat seiring amarahnya yang semakin memuncak.
"Kau tidak tahu yang sebenarnya tentang Zayn! Kau anggap dia hanya sahabatmu yang juga mencintaimu!" Terang Justin mengarahkan jarinya pada lelaki Arab yang tergelatak dilantai itu.
"A-pa mak-"
"Zayn adalah orang yang ikut mencoba membunuhmu di gang gelap itu, kau tahu!"
