4. Pangeran Penyelamat

7.4K 739 186
                                    

"Ngga. Pokoknya, gue ga mau. Sana aja lo sendiri temuin cewek ganjen itu. Gue ga peduli. Bodo ah," tolakku mentah-mentah.

Enak saja dia memintaku untuk menemaninya bertemu perempuan lain. Kurang kerjaan banget ya, kan?

Vegi menaik-naikkan alisnya berniat menggodaku. "Cemburu? Kan gue udah bilang, di hati gue cuma ada elo. Gue ngajak elo supaya tu cewek berhenti godain gue. Nyali dia pasti menciut, setelah tau saingannya itu bidadari kayak elo. Gue sama sekali ga minat sama cewek lain, semenjak ketemu elo."

CEMBURU? HELL NO.

Aku menarik napas singkat. "Ya udah, gue temenin. Awas aja kalau sampai gue dijadiin obat nyamuk."

Vegi tersenyum lebar dan menangkup kedua pipi semi chubbyku. "Nah gitu, dong. Jangan cemberut, ayo senyum. Kalau senyum begini baru namanya ratu-nya Vegi."

"Oi! Duo kecebong terjebak kasmaran! Pacaran mulu, sih. Pasti kalian ga denger bel masuk, kan? Untung gue sebagai sahabat yang baik ngasi tau kalian. Jam pertama itu pelajarannya Pak Botak. Bisa mampus lo berdua kalau ketauan pacaran di jam pelajaran dia."

Yang tadi itu adalah sahabatku. Namanya Anissa. Sebenarnya dia adalah teman sebangku-ku. Tapi, karena Vegi memaksa para guru, jadilah Anissa dipindahkan ke bangku lain. Sialan, bukan?

"Iri aja lo, mblo. Kelamaan jones, ya? Anissa si cewe manis berstatus jones menginginkan belaian. Kasihan," ucap Vegi tak punya hati.

Aku menahan tawaku karena tak tega melihat Anissa. Sedangkan Anissa, dia hanya mencibir dan menghentakkan kakinya dengan keras menuju bangkunya. Pak Botak (disebut begitu karena kepalanya botak) belum juga datang. Kami semua menunggu kehadirannya. Setidaknya, menunggu kedatangan Pak Botak tidak selama seperti menunggu kepastian dari gebetan.

Tunggu ...

Sepertinya ada sesuatu yang kurang.

OH MY DEWA! AKU LUPA MENGERJAKAN PR-KU!

Author's POV

Lova lupa mengerjakan PR-nya. Mengingat betapa sangarnya guru matematika itu, apalagi saat ada salah seorang murid yang tidak disiplin. Hukuman yang diberikan Pak Botak tidak tanggung-tanggung. Keringat dingin mengalir dari dahi Lova. Wajahnya langsung memucat. Ini adalah malapetaka baginya.

Vegi yang sedari tadi memerhatikan perempuan di sampingnya, mengernyitkan alisnya setelah melihat perubahan ekspresi pada Lova. Tangan Vegi terulur untuk mengelap keringat dingin Lova. Vegi merasa ada yang aneh dengan ratu-nya. Tidak biasanya Lova tetap bergeming, setelah Vegi melakukan sesuatu padanya.

Karena tidak tahan dengan suasana seperti ini, Vegi memberanikan dirinya bertanya pada Lova. "Lo kenapa, Lov? Muka lo pucet banget."

"Gu-gue takut," ucap Lova terbata-bata.

Vegi semakin bingung dengan yang dikatakan Lova. "Takut kenapa?"

"Gu-gue lupa kerjain PR dari Pak Botak. Gimana ini? Gue takut dapet hukuman dari dia."

Vegi merangkul Lova sebelum meminta izin terlebih dulu. "Ada gue. Kenapa lo harus takut?"

Lova tidak melepas rangkulan dari Vegi, mungkin karena dia masih terlalu memikirkan bagaimana reaksi pak botak nanti. "Tapi, tetep aja gue takut, Vegi. Biasanya gue selalu inget kerjain PR. Kenapa gue bisa sampai lupa, sih? Gue bego, ya? Haduh, iya fix gue bego banget."

Jemuran Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang