32. Bertemu kembali

4.2K 368 37
                                        

Semenjak pelajaran seni musik waktu itu, sampai sekarang Lova tidak berani mengungkapkan perasaannya pada Vegi. Hal itu membuat Vegi berpikir, kalau Lova memang benar-benar tidak menginginkannya. Jika saja Lova berkata yang sesungguhnya pada Vegi, mungkin saja saat ini mereka bisa bercanda bersama seperti dulu lagi.

Vegi tidak berusaha mencari tahu apa yang ingin dikatakan Lova. Vegi akan menunggu Lova yang berbicara lebih dulu. Tanpa mereka pahami, sebenarnya mereka sama-sama saling menunggu.

Vegi dengan sikap keras kepalanya, Lova dengan perasaan gengsinya. Mereka ingin keadaan kembali seperti dulu, tapi mereka sama sekali tidak melakukan sesuatu untuk memperbaiki semuanya. Bahkan, ketika mereka berpapasan, tidak ada kata sapaan yang keluar dari bibir keduanya.

Hari ini semua siswa mendapatkan jam kosong. Natha dan Lova memutuskan untuk pergi ke kantin. Sedangkan keberadaan Vegi, Netha, Reno, dan Anissa tidak terdeteksi. Lova sudah memaafkan Natha. Dia menerima Natha hanya sebagai temannya. Karena Natha sudah sangat baik padanya, ketika dirinya sedang dibalut luka.

Ketika ingin pergi menuju kantin, Lova dikagetkan dengan munculnya seekor tikus yang sangat besar. Dengan gerakan spontan, Lova langsung memeluk Natha dengan sangat erat.

"Gila! Ini sekolah apaan, sih? Masa tikus bisa masuk ke sini? Aaaa, gue geli! Natha, gue takut tikus!" Lova menenggelamkan kepalanya di dada Natha. Natha terkekeh kecil melihat Lova jika sedang dalam keadaan seperti ini.

"Udah, tikusnya udah ilang, Lova. Lucu banget sih, kalau lo lagi takut kayak gini." Natha tertawa sambil mengusap-usap punggung Lova.

Tanpa mereka sadari, seseorang dari kejauhan melihat mereka yang sedang berpelukan. Ditambah raut wajah Natha yang tertawa bahagia. Hal itu membuat dirinya menjadi salah paham.

"Udah gue duga, lo sama sekali ga peduliin perasaan gue." Seseorang itu berbalik dan memilih pergi dari sana.

Karena kedatangan tikus di kantin, Lova jadi tidak bernafsu untuk makan. Dia menarik tangan Natha untuk berkeliling sekolah. Daripada dia bosan berdiam di kelas, jalan-jalan adalah pilihan yang lebih baik. Tapi, jalan mereka terhenti ketika melihat Vegi menggendong seseorang yang tak lain adalah Netha.

"Thata kenapa? Kenapa dia pingsan?" Natha bertanya pada Vegi dengan wajah paniknya.

"Ke mana aja lo baru nanya soal Netha? Lo kembarannya, tapi dia lagi sakit pun lo ga tau. Oh iya, gue lupa. Lo kan lagi mesra-mesraan sama cewek di samping lo ini, sampai lo lupa dunia." Vegi menjawab pertanyaan Natha dengan nada sinis.

"Jangan mancing lagi. Thata kenapa?"

"Minggir, gue mau bawa dia ke ruang UKS. Dia lebih penting dari segalanya sekarang. Jadi mending, lo berdua minggir." Tanpa memedulikan Natha dan Lova lagi, Vegi segera menuju ruang UKS dengan Netha yang berada di dalam gendongannya.

Lova terdiam di tempatnya. Ini terjadi lagi. Bukannya memperbaiki keadaan, Lova malah memperburuk semuanya. Seharusnya dia tidak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Natha. Vegi mungkin menjadi salah paham karena mereka berdua.

Lova berlari meninggalkan Natha sendirian. Natha tidak menyusulnya, karena dia tahu Lova ingin mengejar Vegi dan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.

"Vegi, gue mau ngomong. Ini penting," ucap Lova setelah melihat Vegi keluar dari ruang UKS.

"Lo mau ngomong apa lagi? Apa lagi yang mau lo jelasin? Sebelum lo ngomong, ijinin gue buat bilang sesuatu sama lo." Vegi berbicara pada Lova dengan raut wajah datar.

"Gue capek. Lo mainin perasaan gue sesuka hati lo. Lo tau? Gue nunggu lo jelasin semuanya selama berhari-hari. Tapi ternyata, lo ga ada niat sama sekali buat memperbaiki semuanya. Lo malah asik mesra-mesraan sama dia. Padahal gue, gue jelas-jelas nungguin lo."

Jemuran Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang