Mami ke mana, sih? Kenapa bukan mami aja yang buka pintu? Lagian si Vegi bego kebangetan. Kan ada belnya, ngapain mesti ribet-ribet nge-line aku?
Aku terpaksa berjalan keluar kamar untuk membuka pintu rumahku. Sebelumnya, aku melihat sebuah kertas kecil tertempel di pintu kamarku. Itu catatan dari mamida. Katanya, dia pergi berbelanja untuk acara makan malam nanti. Sedangkan, papi masih berada di kantor.
Doi-nya Lova: Queen, bukain, dong.
LovaC.: Sabar, nyet. Ini lagi OTW ke bawah.
Aku melangkahkan kaki ke pintu utama. Ketika pintu terbuka, nampaklah sosok Vegi yang berdiri sambil membawa sebuket bunga. Heran deh, kenapa dengan seiring berjalannya waktu, Vegi semakin memukau di mataku?
"Ngapain lo ke sini? Bukannya tadi lo masih marah sama gue?" tanyaku tanpa basa-basi.
Vegi menyengir idiot. "Lova my baby girl, my queen, my life, my everything. Lo ga pernah main secret, ya?"
Aku mengernyitkan alisku merasa heran. "Maksud lo?"
"Kan kalau ceweknya lagi ngambek, si cowoknya malah pura-pura sibuk. Terus ga taunya, beberapa jam kemudian, cowoknya ngasih surprise gitu. Si cowok dateng ke rumah si cewek sambil bawa sesuatu. Bedanya cowok secret sama gue itu, kalau cowok secret datengnya bawa makanan, kalau gue datengnya bawa bunga, hehe."
"Oh," jawabku singkat dan datar.
"Jadi, lo mau maafin gue?" Vegi menatapku dengan puppy eyesnya.
"Hm."
"Yes!" Vegi meletakkan bunganya di lantai dan tiba-tiba dia memelukku sangat kencang.
"Apaan sih, lo? Main peluk-peluk aja. Bukan muhrim." Aku melepas pelukannya dengan paksa.
"Lov, gue ga dipersilahkan masuk?"
"Ya udah, cepet masuk. Ke ruang tamu aja langsung, gue ada di kamar di lantai dua."
"Gue maunya masuk ke hati lo, Lov."
Aku hanya menatapnya datar. Dan berlalu pergi meninggalkannya menuju kamarku. Aku tau kalau Vegi mengikutiku dari belakang. Ketika aku sudah sampai di depan kamarku dan baru saja membuka pintu, Vegi langsung masuk begitu saja.
Aku mendengus pasrah. Sedangkan Vegi tersenyum tidak jelas. Vegi memang sangat susah diatur. Jadi, aku membiarkannya melakukan apapun yang dia mau, asal tidak berbuat yang macam-macam.
"Lo diem di sini. Gue mau mandi dulu di kamar mandi lantai bawah. Kalau di sini, takutnya ada setan ngintipin gue." Aku menyuruh Vegi diam di kamarku selagi aku mandi. Vegi menganggukkan kepalanya patuh.
Aku meletakkan handphoneku di atas meja di samping kasurku. Setelah itu, aku mengambil peralatan mandi dan turun ke lantai bawah. Meninggalkan Vegi yang berdiam di dalam kamarku.
***
Author's POV
Setelah Lova pergi ke lantai bawah untuk mandi, Vegi dengan usilnya mengambil handphone milik Lova. Keberuntungan berada di tangan Vegi saat ini. Handphone Lova tidak terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jemuran Zone
Teen Fiction[COMPLETED] [33 Chapter + 2 Extra Chapter + Bonus Chapter] Seharusnya, ketika dua hati saling mencintai, mereka pasti akan sama-sama berjuang. Faktanya, sepasang sahabat--berbeda jenis kelamin, salah satu diantaranya atau mungkin keduanya memendam...