22. Tak Terduga

5.3K 490 59
                                    

Lova's POV

Dua hari setelah aku sadar, dokter memperbolehkanku untuk pulang. Aku masih ingat kalimat yang diucapkan Vegi ketika aku sadar. Dia merasa takut, jika aku meninggalkannya. Sejak saat itu, dia menjadi lebih perhatian padaku.

Ngomong-ngomong, tidak ada satu orangpun yang memberitahuku tentang apa yang sebenarnya terjadi, termasuk Vegi. Dan soal mimpiku yang bertemu dengan Lista, aku belum bisa menceritakannya pada Vegi.

Mami dan papi juga tidak mengizinkanku untuk masuk sekolah dulu. Mereka tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padaku. Jadilah aku sendiri di sini. Di dalam kamarku tercinta, di atas kasur empuk berbalut seprai bergambar kartun disney kesukaanku.

Ini sudah hampir pukul empat sore. Mami masih sibuk arisan di rumah temannya. Sedangkan papi sibuk mengurus perusahaannya. Kalau Vegi, Anissa, Reno, aku tidak tau mereka sedang apa.

Line!

Doi-nya Lova: Get well soon, queen. I miss u❤️

LovaC.: Hm, gue bosen. Laper.

Doi-nya Lova: Mau apa?

LovaC.: Pizza, kentang goreng, martabak, es krim, cokelat, es cincau.

Doi-nya Lova: Oke, siap❤️

LovaC.: Lo mau beliin semua yang gue mau?

Doi-nya Lova: Ya engga, lah. Gue kan cuma nanya, hehe.

LovaC.: Mati aja sana lo.

Vegi hanya membaca pesanku tanpa membalasnya lagi. Kampret memang. Jadi cowok, tapi ga pekaan. Untung ganteng.

30 menit kemudian

Doi-nya Lova: Woe cabe kampung, cepet turun bukain pintu. Gue di depan rumah lo, nih. Tetangga lo pada ga nyante, mentang-mentang gue cogan digodain mulu.

LovaC.: Eh si anjing ngapain ke rumah gue? Tunggu, gue turun sekarang.

"Ngapain lo?" tanyaku ogah-ogahan.

"Kesayangan gue judes amat. Nih, pesenan tuan puteri. Semuanya lengkap." Vegi menyodorkan dua keresek penuh dengan pesananku. Aku merebutnya dengan semangat membara.

"Simpen dulu makanannya. Lo bilang lo lagi bosen, kan? Ayo keluar."

"Hah? Yang bener aja lo? Lo ga liat penampilan gue sekarang? Baju kedodoran, pake celana pendek pula." Aku tidak mengerti dengan Vegi. Sudah jelas-jelas penampilanku sekarang jauh dari kata anak-muda-hitz. Dia malah menawariku pergi jalan-jalan?

Vegi mencubit gemas kedua pipiku. "Kalau asalnya emang cantik, mau kayak gimanapun juga tetep cantik. Lo di mata gue ga pernah jelek, kok."

"Eh tapi, gue belum bilangan sama mami papi."

Vegi mengeluarkan HP-nya yang berisi pesan masuk dari mami. "Nih, mama mertua udah ngasi izin. Ayo." Vegi menarik lembut tanganku.

Kali ini Vegi membawa mobilnya. Dia membukakan pintunya untukku. "Kita mau ke mana?" tanyaku setelah Vegi mulai menjalankan mobilnya.

"Liat nanti aja, queen." Vegi tidak memberitahuku, dia malah menggenggam tangan kananku dengan tangan kirinya.

"Lo fokus nyetir, dong. Kalau lo megang tangan gue gini yang ada ntar kita berdua kecelakaan."

Jemuran Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang