29. Keputusan Salah

4.2K 371 80
                                        

Netha melangkah masuk ke dalam kamar Vegi. Matanya menelusuri seluruh penjuru ruangan. Senyum yang sebelumnya terukir di bibir Netha, kini hilang begitu saja. Matanya telah menangkap sesuatu yang membuat hatinya terluka.

Terdapat beberapa foto-foto yang menghiasi dinding kamar Vegi. Lova merupakan satu-satunya objek di dalam foto-foto tersebut. Sebagian besar foto tersebut adalah foto candid Lova, dan beberapa adalah foto selfie Vegi dan Lova.

Netha meraba satu persatu foto itu. Yang lebih menyakitkannya lagi, terdapat tulisan di setiap foto. Foto pertama adalah foto Lova ketika masih anak-anak. Vegi menulis 'I love this one too much❤️.' dengan menggunakan spidol berwarna merah. Selanjutnya foto Lova dengan ekspresi wajah kagetnya dan juga terdapat tulisan 'your eyes were brighter than a light.'

Netha tersenyum kecut menahan kepedihan di hatinya. Tidak adakah ruang di hati Vegi untuk dirinya, meskipun mereka belum lama ini saling mengenal?

Belum cukup sampai disitu, Netha beralih ke foto berikutnya. Foto seorang Lova yang sedang tertidur pulas. Bahkan, Vegi sampai rela mengambil gambar Lova secara diam-diam. Dia menulis di foto itu dengan menggunakan spidol berwarna biru muda 'cutest girl I've ever met.'

Lalu ada foto Lova seorang diri dengan pipi yang merah merona. Menurut perkiraan Netha, foto ini adalah foto favorit Vegi diantara foto-foto yang lainnya. Karena Netha juga sadar, di foto ini Lova benar-benar terlihat cantik alami seperti aslinya. Terbukti dengan tulisan yang dibuat oleh Vegi; 'perfect moodbooster.'

Di samping foto itu, terdapat foto yang lebih besar ukurannya dari sebelum-sebelumnya. Itu adalah foto Vegi dan Lova ketika sedang berpelukan. Mungkin, seseorang mendapatkan gambarnya tanpa sepengetahuan mereka berdua. Bukan hanya itu, tulisan di foto itu juga telah berhasil menambah luka di hati Netha. Foto dengan tulisan 'all I want, all I need is you.'

Dan foto terakhir, foto Vegi dan Lova selfie berdua yang menampilkan senyum bahagia pada keduanya. Ditambah dengan tulisan yang membuat semuanya menjadi lebih jelas; 'you like a dream comes true.'

Pikiran Netha melayang-layang setelah memerhatikan seluruh foto-foto tadi. Tanpa sadar suara langkah kaki mendekatinya. Netha baru tersadar ketika tangan seseorang itu berhasil menyentuh bahunya dan membuatnya terkejut.

Netha berpikir kali ini dia telah tertangkap basah. Dia takut kalau ternyata ada yang memergokinya memasuki kamar Vegi tanpa seizin pemiliknya. Tapi Netha bisa bernapas lega, karena orang itu ternyata bukan Vegi, melainkan saudara kembarnya sendiri.

"Lo gila, Tha? Ngapain lo masuk kamar Vegi sembarangan? Kalau ketauan gimana?"

Netha memainkan jarinya gugup. "Gue ... gue cuma mau kenal Vegi lebih jauh lagi. Gue kira gue masuk ke sini, bisa dapetin informasi. Tapi ... yang ada gue malah sakit hati. Lo liat foto-foto di dinding itu? Mereka ... mereka se—"

"Gue tau lo suka sama Vegi. Dan gue suka sama Lova. Tapi lo harus kontrol emosi lo, Thata. Setidaknya, di depan mereka semua gue bersikap biasa aja. Jangan tunjukkin kecemburuan lo, kalau lo ga mau jarak diantara kalian makin jauh nantinya." Natha memegangi kedua bahu Netha.

"Atha ... lo bakal ngelakuin apapun buat kebahagiaan gue, kan? Lo pasti bakal buat gue deket sama Vegi, kan?" Netha menatap Natha penuh harap.

Natha memeluk saudari kembarnya dengan erat. "Pasti, Tha. Pasti."

***

"LOVANES CESSIRA!" Suara cempreng Anissa membuat telinga Lova berdengung keras. Padahal, mereka hanya terpisahkan jarak beberapa meter. Seharusnya Anissa tidak perlu berteriak seperti tadi.

Jemuran Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang