Author's POV
Lova memandang pantulan dirinya di cermin. Kantung mata tebal, rambut berantakan, hidung yang memerah. Itu semua akibat karena hatinya telah berhasil dipatahkan oleh seseorang.
Sebulan kurang setelah dia menerima surat dari Vegi, perasaannya tidak pernah pergi. Dia sudah berusaha merelakan Vegi untuk Anissa, sahabatnya. Sayangnya, bagian terdalam dari hatinya telah menolak untuk melupakan cintanya.
Besok malam akan dilangsungkan acara pertunangan Vegi dan Anissa. Vegi telah mengundangnya. Walaupun sakit, Lova akan datang dan bertemu Vegi untuk terakhir kalinya. Lalu, dia akan pergi meninggalkan Indonesia selamanya. Karena sudah tidak ada alasan lagi untuk dia berada di Indonesia, negara yang menyimpan sejuta kenangan indahnya.
Siang ini Lova memutuskan untuk pergi berjalan-jalan. Dia akan pergi berkeliling, sebelum nantinya dia kembali ke Amerika. Dia pasti akan merindukan Indonesia, juga ... merindukan Vegi-nya.
Lova mengunjungi tempat-tempat yang dulu pernah dia datangi bersama dengan Vegi. Dia hanya ingin bernostalgia sekaligus bersahabat dengan kenangan masa lalunya. Karena kenangan itu terlalu sia-sia kalau hanya diciptakan untuk sekedar dilupakan pada akhirnya.
Pertama-tama, Lova pergi ke pantai yang pernah dia kunjungi dengan Vegi. Duduk di atas pasir dan memandangi hamparan air di depannya. Bayangan akan dirinya dan Vegi sekilas melintas di pikirannya. Jika terus seperti ini, bagaimana Lova bisa melupakan Vegi?
Lova berdiri lalu beralih pergi menuju kafe tempat Vegi dulu memberikan kejutan untuknya. Suasana di dalam kafe masih sama. Hangat dan menenangkan. Lampu-lampu indah dipasang di dinding-dinding kafe ini. Tidak ada yang berubah. Lova masih ingat betul bagaimana Vegi menyanyikan sebuah lagu romantis untuknya. Bagaimana Vegi menjadikan dirinya seperti layaknya seorang ratu yang sangat istimewa.
Setelah beberapa puluh menit berdiam di dalam kafe, Lova memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Ya, dia sudah menguatkan hatinya.
Lova akan melupakan Vegi bagaimanapun caranya dan tak peduli seberapa rasa sakitnya.
Baru saja Lova ingin beranjak pergi, seseorang memanggil namanya dan membuat Lova mengurungkan niatnya.
"Kak Lova?"
"Selina?"
Empat tahun tidak bertemu membuat Selina begitu senang ketika tidak sengaja bertemu Lova. Selina meminta waktu untuk berbincang-bincang dengan Lova. Ada banyak hal yang ingin dikatakan Selina. Selagi masih ada waktu, Lova menyetujui permintaan Selina.
Mereka memutuskan untuk mengobrol di taman kota. Awalnya, suasana diantara mereka cukup canggung, namun Selina memberanikan dirinya untuk angkat bicara.
"Aku mau minta maaf. Selama beberapa tahun ini, aku berusaha ngehubungin kakak. Aku hidup dengan bayang-bayang rasa bersalah aku sama kakak. Perlu kakak tau, Netha dan Natha itu saudara sepupu aku." Selina berbicara dengan pandangan sendu yang lurus ke depan.
"Aku mutusin Brian itu karena Kak Vegi. Aku suka sama Kak Vegi sejak pertama kali dia masuk ke SMA kita. Semuanya aku lakuin supaya Kak Vegi bisa jadi milik aku. Sampai waktu dimana Kak Vegi nembak aku. Bodohnya aku percaya gitu aja kalau dia beneran suka sama aku. Ternyata itu bagian dari rencana Brian. Waktu Kak Vegi mutusin aku, aku bener-bener susah berpikir. Maaf, aku bikin kakak koma. Aku bener-bener nyesel."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jemuran Zone
Teen Fiction[COMPLETED] [33 Chapter + 2 Extra Chapter + Bonus Chapter] Seharusnya, ketika dua hati saling mencintai, mereka pasti akan sama-sama berjuang. Faktanya, sepasang sahabat--berbeda jenis kelamin, salah satu diantaranya atau mungkin keduanya memendam...