7. Ramuan Cinta

6.8K 657 170
                                    

Bisa kurasakan wajahku sekarang menjadi merah padam. Dengan posisi kami yang berhadapan dan jarak kami yang begitu dekat. Jantungku kian memompa lebih cepat.

Hembusan napas Vegi kini semakin terasa. Hidung kami nyaris bersentuhan. A-apa yang akan dia lakukan?

"CIUM! CIUM! CIUM!"

Anak-anak berdosa bin saiton mengompori Vegi untuk melakukan hal yang tidak terpuji. Kenapa mereka berkumpul untuk menyaksikan pertengkaranku dan Vegi? Bukankah mereka seharusnya berada di kantin?

"Lo ma-mau a-apa?" Aku menatap was-was pada Vegi.

"Menurut lo?"

Aku memutar otak untuk memikirkan cara menghindari Vegi saat ini. Aku berada dalam posisi bahaya. Aha! Aku mendapat sebuah ide. Tidak usah khawatir, seorang Lovanes Cessira tidak akan berakhir tragis di sini.

Dengan kekuatan yang sudah terkumpul, aku membulatkan tekad untuk terlepas dari situasi ini. Seperdetik kemudian, aku menendang tulang kering Vegi dengan tenaga super. Bahkan, terdengar bunyi 'kretek' akibat perbuatanku.

"Aduh!" Vegi mengaduh kesakitan. Semua anak di sini terdiam. Dan sebagian besar menatapku tidak percaya.

Aku tidak peduli. Tanpa basa-basi lagi, aku pergi meninggalkan Vegi. Aku pergi ke kelas dengan mengabaikan Vegi yang mengaduh kesakitan.

***

Author's POV

Lova berjalan dengan santai menuju bangkunya. Sudah ada Anissa yang menunggunya sedari tadi. Lova menatap Anissa datar. Ia sedikit kesal karena ulah Anissa, dirinya mendapat hukuman dan berakhir pingsan di ruang UKS.

Anissa menyengir tidak jelas. "Maaf, ya. Gara-gara gue, lo dan Vegi jadi kena hukuman. Gue ga tau kalau magh lo bakalan kambuh. Habisnya gue kesel, kalian bolos tapi ga ngajak gue," ucapnya lalu mengerucutkan bibir.

"Ya udah, lah. Ga usah dibahas yang tadi, malesin. Lo ga ke kantin?"

Anissa menggelengkan kepalanya. "Ga. Gue sengaja nungguin lo. Cuma mau minta maaf." Lova membalas perkataan Anissa dengan menganggukkan kepalanya.

Sebuah suara tiba-tiba mengintrupsi mereka. "Woi, Lova! Parah lo nendang si Vegi sampe kesakitan gitu. Oh ya, lo ga ada niatan ke ruang UKS? Tadi gue liat si Cinta bantu Vegi ke ruang UKS. Si Vegi sama Cinta sekarang pasti lagi berduaan. Takutnya khilaf, loh. Vegi kan punya lo, masa lo ikhlas dia direbut cewek lain? Apalagi si Cinta juga sama-sama most wanted kayak lo."

Dia adalah Reno, sang ketua kelas. Tanpa berpikir panjang lagi, Lova segera melangkahkan kakinya meninggalkan ruang kelas. Anissa dan Reno tetap diam di posisi mereka. Ini adalah urusan Lova dan Vegi, jadi untuk apa mereka ikut campur?

Lova mengutuk dirinya sendiri. Padahal Lova hanya memberi Vegi sedikit pelajaran. Tapi, Vegi malah benar-benar kesakitan. Terlebih, dia sedang bersama perempuan lain saat ini. Sebenarnya, Lova itu cemas karena apa, sih?

Sesampainya di ruang UKS, Lova tidak langsung menghampiri Vegi. Dia berdiri di depan ruangan, mendengarkan Cinta yang ingin membuka pembicaraan. Dia penasaran dengan apa yang akan dikatakan ataupun yang akan dilakukan oleh Cinta.

"Gue bisa jadi puteri di hati lo. Lo bisa jadi pangeran di hidup gue. Lo bisa jadi Rangga dan gue bisa jadi Cinta yang akan selalu setia menunggu lo membalas cinta gue." Cinta memulai percakapan. Dan Lova masih setia menguping dari luar.

Jemuran Zone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang