VegiPerrinso: Suara gue bagus, kan? Oh ya, si Vegi lagi di rumah gue, loh. Lo mau tau gak, dia ngapain?
Aku menarik napas, lalu membuangnya secara perlahan. Hatiku mengatakan, kalau Selina hanya mencoba untuk memanas-manasiku. Vegi bisa saja datang ke rumahnya, karena WC di rumah Selina sedang rusak. Dan kebetulan, Vegi tiba-tiba berprofesi sebagai tukang kuras WC dadakan. Mungkin, garis besarnya seperti itu.
VegiPerrinso: Vegi mau ngajak gue jalan. Sekalian ngerayain valentine bareng-bareng. Dia ke sini bawa sebuket bunga buat gue dan kue buat orang tua gue. So sweet dan laki banget ya, gak?
"Sabar, Lov. Sabar. Orang sabar jodohnya cogan. Biarin aja setan kebanyakan ngayal kayak Selina itu berkembang," ucapku dengan volume kecil sambil mengelus-elus dada.
LovaC.: O aza y, mba.
VegiPerrinso: Bau-baunya Vegi bakalan nembak gue, deh. Sekarang aja dia lagi ngobrol sama bonyok gue. Mereka juga keliatan cocok jadi mertua-menantu. Bonyok gue juga suka sama si Vegi.
VegiPerrinso: Lo ultah, ya? Dikasi apa sama Vegi? Harapan palsu?
VegiPerrinso: Ups. Keceplosan. Sengaja sih, kali aja lo jadi cemburu terus bunuh diri. Lagian lo harusnya sadar, kalau lo itu ga ada apanya dibanding gue.LovaC.: Belagu lo. Baru dibawain bunga sama kue aja udah bangga. Belum juga dibawain karangan bunga sekaligus batu nisan. Terus, gimana coba reaksi lo, kalo semisalnya besok Vegi ke rumah gue bawa seperangkat alat sholat beserta pak penghulu?
Aku tersenyum penuh kemenangan membaca pesan terakhir yang kukirim untuk Selina. Aku membayangkan wajah Selina yang kini berwarna semerah tomat dengan makian-makian yang pasti keluar dari bibirnya. Ah, senangnya bisa membalas kelakuan songong dari Selina.
Dengan perasaan sumringah, aku menanti balasan dari Selina. Lima menit sudah kulalui, tapi tak kunjung mendapat balasan. Apakah Selina sudah menyerah dan memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri? Kalau benar, aku turut berduka cita untuknya.
Line!
Akhirnya, ada line masuk ke handphoneku. Masih dengan semangat kemenangan, aku membaca notification itu. Tapi, itu bukan balasan yang aku inginkan. Senyum yang sebelumnya terukir di bibirku, kini menghilang begitu saja.
VegiPerrinso: Ini Vegi, jangan chat dulu, ya. Gue mau jalan sama Selina.
Dia, Vegi, mampu menghancurkan hatiku dalam waktu sekejap, hanya dengan mengeluarkan dua buah kalimat.
Aku kembali menemui kedua orang tuaku beserta Anissa dan Reno di ruang keluarga, setelah sebelumnya meletakkan handphoneku di atas meja. Aku kembali bersikap biasa saja, bersikap menebar senyum, walaupun pikiranku masih terbayang Vegi dan Selina. Tolong, berikan tepuk tangan yang meriah untuk hatiku yang sudah berusaha menjadi se-strong saat ini.
Mamida dan papihul memutuskan untuk pergi meninggalkanku dan membiarkan kami--aku, Anissa, Reno-- bertiga di ruang keluarga. Menurut mami dan papi, ini adalah momen spesial para ABG. Kurang pas kalau yang tua ikut bergabung.
"Gebetan lo si Vegi mana? Gue kira dia ikut surprise-in elo." Reno tiba-tiba memecah keheningan diantara kami.
Anissa yang sebelumnya memainkan handphone, seketika berteriak dengan sangat kencang. Sambil menyodorkan handphonenya padaku, dia berbicara tidak karuan. Aku dan Reno yang merasa heran, langsung melihat apa yang ada di layar HP Anissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jemuran Zone
Genç Kurgu[COMPLETED] [33 Chapter + 2 Extra Chapter + Bonus Chapter] Seharusnya, ketika dua hati saling mencintai, mereka pasti akan sama-sama berjuang. Faktanya, sepasang sahabat--berbeda jenis kelamin, salah satu diantaranya atau mungkin keduanya memendam...