Aku masih memerhatikannya. Merekam semua hal kecil yang dia lakukan. Dia sempurna. Dia sangat mempesona dengan hanya menjadi dirinya sendiri. Aku menyukainya. Ah ... tidak, tidak. Aku sangat mencintainya.
Aku mencintai bagaimana caranya berbicara padaku. Bagaimana dia yang bercerita tentang hari-harinya padaku. Bagaimana dia yang merona ketika aku menggodanya. Bagaimana dia yang tersenyum seolah tidak ada beban dalam hidupnya. Yah, aku tidak akan pernah bosan untuk mengatakan kalau aku begitu mencintainya.
"Vegi! Kamu dengerin aku atau engga, sih?" Dia mengerucutkam bibirnya merasa terkacangi olehku.
Kami sedang berada di salah satu kafe resto ternama. Ratuku yang memintaku untuk menemaninya pergi keluar. Aku tentu akan menuruti kemauannya dengan sepenuh hatiku. Terlebih, semakin hari dia terlihat semakin menawan. Aku merasa takut kalau seseorang berusaha merebutnya dariku.
"Iya, aku denger, sayang." Aku terkekeh melihatnya yang kini merona.
Aku bahkan tidak tau, sudah berapa kali aku tersenyum dan tertawa ketika berada di dekatnya. Yang aku tau, duniaku menjadi lebih berwarna hanya karena dia.
"Ih, bohong banget. Pokoknya, aku mau pulang sekarang." Dia berdiri dari duduknya, lalu berjalan keluar lebih dulu. Membuatku ikut bangkit dan menyusulnya.
"Vegi, buruan!" Dia membalikkan badannya agar bisa melihatku. Otomatis, dia berjalan mundur.
"Lova, jalannya yang bener. Nanti jatuh." Aku merasa was-was dengannya. Dia anaknya ceroboh dan itu sukses membuatku khawatir.
"Aw, maaf-maaf."
Belum ada semenit aku memeringatinya, dia bertabrakan dengan seorang pria asing. Aku langsung menghampiri Lova untuk melihat keadaannya.
"Kamu ga papa, Lov?" Lova menganggukkan kepalanya. Syukurlah, dia baik-baik saja.
"Maafkan aku, nona manis. Aku tidak sengaja menabrakmu." Pria yang tak sengaja bertabrakan dengan Lova, tiba-tiba bersuara.
"Seharusnya aku yang minta maaf. Maaf, ya." Lova juga meminta maaf. Pria itu tersenyum pada Lova-ku. Apa si bodoh ini tidak melihatku di sini? Mengapa dia dengan entengnya berniat menggoda ratu-ku?
"Ah ya, senang bertemu denganmu, nona." Aku merasakan ketertarikannya pada Lova. Tapi, jangan kira aku akan membiarkannya begitu saja.
"Sorry bro, she is mine."
Dengan cepat aku menarik tangan Lova dan merangkulnya. Membawanya pergi menjauh dari pria sialan itu. Padahal, sudah jelas-jelas tatapan tajamku padanya menyiratkan makna 'stay away from my girl.' Sungguh, inilah yang selalu kutakutkan. Banyak pria yang dengan terang-terangan menyukai ratu-ku. Rasanya, aku ingin segera menikahi Lova, agar tidak seorang pun selain aku bisa memilikinya.
"Vegi ... kamu marah karena kejadian tadi?"
"Ngga."
"Beneran?"
"Hm."
"Bukan salah dia. Tadi, aku yang nabrak dia duluan. Dia ga ada maksud nabrak aku, kok. Lagian itu bukan hal penting, kenapa dibesar-besarin, sih?"
OH, GOD. Jadi, dia mengira aku marah karena pria itu menabraknya? Aku pikir, dia tau kalau aku cemburu dengan pria itu. Terkadang, kepolosan Lova-ku itu membuatku hampir gila. Ah, lebih baik aku mengerjainya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jemuran Zone
Genç Kurgu[COMPLETED] [33 Chapter + 2 Extra Chapter + Bonus Chapter] Seharusnya, ketika dua hati saling mencintai, mereka pasti akan sama-sama berjuang. Faktanya, sepasang sahabat--berbeda jenis kelamin, salah satu diantaranya atau mungkin keduanya memendam...