Chapter 19 : Refrain

274 16 16
                                    

SOPHIA berkali-kali melihat pantulan dirinya di cermin. Hari ini ia akan memakai dress berwarna merah, warna kesukaannya. Berkali-kali Sophia memantapkan hatinya. Haikal akan menjemputnya, dan ia harus tampil cantik. Ia berkali-kali tersenyum saat melihat rambutnya yang tergulung ke atas dan menyisakan beberapa helai rambut di depan telinganya.

"Gue berasa kayak Mitha," gumam Sophia sambil terkekeh.

"Beda. Mitha mah iketan biasa ada poninya, kalo lo kan poni panjang belah tengah keriting unyu-unyu gitu," Sinta menggulung kabel pengeriting rambut di tangannya yang baru saja dipakai untuk membuat rambut Sophia keriting-keriting unyu.

"Nama rambut macam apa itu, Sin?" Sophia tertawa kecil, begitu juga Sinta. "Lho, Sin? Lo nggak siap-siap?"

"Ini juga gue mau persiapan," Sinta meletakkan alat pengeriting rambut itu di atas meja rias yang ada di kamar Sophia ini. "Gue pinjem kamar mandi lo, mau ganti baju."

"Masuk aja, dah," Sophia melihat dirinya di cermin sekali lagi. Ia lalu tersenyum.

"Beautiful."

***

Yudistira menyentil kepala Titan. Membuat Titan terbangun dari tidurnya. Titan mengerjap beberapa kali lalu mengambil komik yang ada di atas kepalanya. Detik berikutnya ia menguap.

"Lo ngagetin gue aja, Yud," protes Titan.

Yudistira terkekeh. "Ya bagus dong lo bangun."

Titan membenarkan posisi duduknya. Ia bahkan duduk bersila di atas sofa ruang tamu Yudistira.

"Gue ngantuk, Yud, sumpah."

"Lo nggak ke rumah Ain?" tanya Yudistira.

Titan menutup mulutnya yang lagi-lagi menguap. "Ngapain kesana?"

"Dia kan ulang tahun yang ke tujuh belas."

Titan manggut-manggut lalu kembali membaca komiknya.

"Lo nggak kesana?"

"Nggak," jawab Titan pendek.

"Jangan-jangan lo nggak kesana gara-gara dia mantan lo?"

Titan terdiam sejenak, ia lalu membuka lembar komik berikutnya. "Kalo dia mantan gue kenapa?"

"Kali aja lo takut ketemu sama semua mantan lo di pestanya dia entar."

"Dia emang mantan gue, tapi hubungan gue sama dia baik-baik aja."

Yudistira hanya bisa mengangguk, meng-iya-kan apa yang Titan katakan. "Tapi gue denger, Sop Ayam-lo bakal dateng ke pestanya Ain."

Baru saja Titan ingin membalik komiknya ke halaman selanjutnya, tapi niat itu langsung ia urungkan saat mendengar ucapan Yudistira.

"LO KENAPA NGGAK BILANG DARI TADI, BEGO?" teriak Titan, ia segera pergi keluar rumah Yudistira.

"Lah elo kayak nggak ada niat kesana," Yudistira tahu ucapannya tidak bisa di dengar oleh Titan, tapi ia tetap harus membela diri.

"Temen gue udah konslet kayaknya. Kebanyakan makan sop ayam sih lo, Tan."

***

Suara klakson mobil membuat Sophia membuka jendela kamarnya. Kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya memudahkannya untuk melihat siapa yang datang. Sophia mendekatkan wajahnya agar bisa lebih jelas melihat orang dalam balutan jas berwarna hitam itu.

"Sophi, siapa yang dateng?"

Sophia menoleh dan melihat Sinta sudah rapi dengan dress berwarna biru dongker yang kelihatan cocok sekali dengan Sinta.

MLS (1) - Phytagoras LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang