Chapter 3 : Intruder

399 35 19
                                    

"SOP ayam?" tanya Yudistira saat melihat Titan sedang mencoret-coret kata 'Sop Ayam' dibukunya. "Lo ngidam sop ayam?"

Titan mengangkat kedua bahunya sambil tertawa geli. "Iya. Sop ayam nemenin gue ngopi kayaknya bagus juga."

"Elo nggak gila kan, man?" Yudistira melirik Titan ngeri.

"Iya. Gue udah tergila-gila."

Yudistira menarik kursi dan duduk didepan Titan. "Lo lagi bicara sama gue. Bukan cewek, Tan."

Titan menatap Yudistira sebentar lalu melanjutkan tulisannya sambil tersenyum. Membuat Yudistira semakin merasakan 'aura mistis'nya Titan.

"Wey, buruan ganti baju! Kumpul di lapangan voli kata Pak Sule," ujar ketua kelas XII IPA 4, Willy.

Pak Sule. Sebenarnya nama beliau Pak Sulaiman. Tapi, Pak Sule adalah panggilan 'kesayangan' anak XII IPA 4, dan Pak Sulaiman juga tidak keberatan. Ya, mudah-mudahan beliau bisa terkenal seperti komedian Sule. Amiin.

Titan mengambil baju olahraganya didalam tas. Ia membuka kancing kemejanya, sehingga menampakan kaos putih lapisannya. Saat kancing kemejanya sudah terbuka semua, ia mendengar ada anak cewek yang ribut-ribut didekatnya. Ia menghampiri tiga cewek yang sedang membongkar isi tas salah seorang dari mereka dengan panik.

"Kenapa?" tanya Titan.

"Emi lupa bawa baju olahraga, Tan," jawab Riri.

"Gimana, ya? Gue udah dua kali lupa bawa baju olahraga," Emi hampir menangis.

"Oh," jawab Titan. "Ya udah, gue duluan, ya."

Titan meninggalkan mereka bertiga. Ia melepaskan kemejanya lalu meletakannya dikursinya. Ia berjalan ke pintu sambil membawa baju olahraganya.

"Emi, lo nggak papa, kan?" tanya Titan.

Emi menoleh lalu menggeleng. Kemudian, ia menunduk.

"Jangain tas gue, ya," ucap Titan lalu pergi meninggalkan kelasnya.

Emi bingung. Ia harus bagaimana. Ia kira, Titan akan meminjamkan baju olahraga untuknya. Ternyata tidak. Benar juga pilihan Titan, siapa yang mau orangtuanya dipanggil ke sekolah karena tidak disiplin? Di Airlangga, tidak membawa baju olahraga tiga kali akan diberi SP.

Titan tiba-tiba membuka jendela dan melempar baju olahraganya pas dikepala Emi. Emi menoleh karena terkejut. Ia pikir tadi hantu.

"Pake aja kalo mau. Tapi, sori, bekas keringet gue dua taun," Titan tersenyum lalu menunduk sehingga wajahnya tidak terlihat lagi. Ternyata, ia berjalan ke pintu dan melihat Emi lagi.

"Elo gimana?" tanya Emi.

"Gue udah ada kaos, kok."

Emi memegang baju olahraga Titan lalu memandangnya.

"Buruan, gue sama anak-anak lain nungguin lo."

Emi tersenyum lalu segera pergi ke WC untuk mengganti baju.

"Thank's, Tan," ucap Emi.

Titan hanya tersenyum sambil melihat Emi pergi meninggalkannya sendirian didepan kelas. Detik berikutnya, ia menggaruk-garuk kepalanya.

"Terus gue gimana, ya?"

***

"SOPHIAAAAA!!!" teriak Sinta histeris. "Elo diluar, kan?"

"Iya. Emang ada apa dalem WC? Hantu? Setan?" tanya Sophia berusaha menakut-nakuti Sinta.

"Ih, Phi, jangan buat gue tambah takut, dong!"

MLS (1) - Phytagoras LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang